Memahami diri sendiri adalah hal yang penting untuk dilakukan, karena banyak ternyata yang tidak memahami dirinya dan bahkan salah dalam mempersepsikan dirinya, dimana Ia malah lebih percaya pada omongan orang lain daripada dirinya sendiri atau sebaliknya Ia justru malah sombong dan merasa dirinya lebih dari orang lain pada akhirnya enggan menggali diri lebih dalam.
Lalu bagaimanakah cara untuk mempelajari diri kita dengan filsafat. Untuk lebih jelasnya akan di jelaskan di bawah ini:
1. Memahami dari berbagai sudut pandang
Kebanyakan orang memandang dirinya dari sudut pandang fisik, sehingga mereka yang tidak memiliki fisik yang elegan tentu akan dianggap jelek. Mereka yang percaya akan standar itu tentu akan menganggap dirinya jelek. Padahal belum tentu, karena setiap orang memiliki potensinya dalam dirinya. Namun yang menjadi permasalahan mereka enggan untuk mencari potensi tersebut, karena tidak melihat dari sudut pandang yang berbeda.
Memahami diri dari sudut pandang yang beragam membuat kita semakin tahu apa saja kekurangan dan kelebihan diri kita. Sehingga ketika hal tersebut sudah diketahui kita akan tahu apa yang harus dilakukan. Misalnya saya tidak pandai dalam pelajaran akademik, tentu dari sudut pandang akademik ini saya adalah orang yang payah. Namun jika kita lihat dari sudut pandang olahraga atau agama mungkin kita bisa saja unggul dari orang lain.
Mencoba hal baru, perluas wawasan, berpikir kreatif, out of the box, adalah cara yang bisa dilakukan untuk mencari diri dari sudut pandang yang berbeda. Intinya jangan sampai kita terpaku dengan satu bidang saja tetapi coba cari bidang yang lainnya. Mungkin saja mencari hal baru membuka peluang kita untuk mendapatkan kesenangan baru dan kemampuan baru.
2. Bertanya pada diri sendiri
Berbicara dengan diri sendiri apalagi bertanya pada diri sendiri mungkin ini sebetulnya adalah hal yang sering dilakukan oleh diri kita terutama mengenai ala yang diinginkan. Selain untuk memutuskan suatu tindakan bertanya juga memiliki tujuan dan manfaat untuk mengevaluasi diri dan mencari jati diri.
Bertanya pada diri sendiri itu tidak seperti bertanya kepada orang lain mengenai apa yang belum kita ketahui. Bertanya pada diri sendiri yakni sebagai pengingat kita tentang diri kita. Bisa saja kita lupa dengan tujuan kita sebelumnya, sehingga dengan bertanya pada diri sendiri ini sebagai pengingat kita untuk kembali kejalan yang benar.
Selain itu bertanya pada diri sendiri juga akan selalu mempertanyakan atau mengevaluasi diri kita, mengenai apa yang kita jalani. Apakah apa yang dijalani saat ini sudah benar atau belum. Dalam menjalani hidup ini kita memang harus terus bertanya pada diri sendiri, karena apa yang terlihat baik belum tentu terlihat baik, seperti zona nyaman misalnya.
3. Memilah komentar orang lain
Komentar seseorang terhadap diri kita tentu tidak kan bis kita hindari. Selama mereka megenal kita mereka pasti akan mengeomentari tentang diri kita. Setial orang tentu akan membunyikan diri kita berbeda-beda pada setiap orang. Ada yang menganggap kita baik, ada yang menganggap kita buruk, dan ad juga yang menganggap kita biasa-biasa saja.
Komentar orang lain tentu tidak akan bisa kita hindari. Adapun hal yang bis kita lakukan adalah memilah mana komentar yang bermanfaat untuk kita dan mana komentar yang tidak bermanfaat untuk kita. Kita tidak mesti menilai apakah komentar orang itu baik atau salah, karena penilaian baik salah itu setiap orang akan mendefinisikannya berbeda-beda. Setiap orang yang berkomentar tentu akan mengaggap bahwa omongan orang tersebut adalah benar.
Maka dari itu, yang perlu kita pilah dan nilai dari komentar orang lain adalah kemanfaatannya. Jika omongan orang itu bermanfaat walaupun mungkin ucapannya menyakitkan lebih bain kita terima aja dan dijalankan. Jika orangan itu memuji namun sebenarnya tidak bermanfaat lebih baik kita hiraukan saja, karena pujian terkadang bis menjadi jebakan agar kita menjadi sombong dan pamer.
4. Memahami prioritas kebutuhan dan batasan diri
Dalam kehidupan ini tentu banyak hal yang kita butuhkan untuk menjalani hidup, selain kebutuhan material seperti makanan dan pakaian, kebutuhan seperti ilmu dan hiburan juga merupakan bagaian dari kebutuhan kita. Kebutuhan ini sangat penting karena ini menjadi penunjang dalam hidup kita. Jika kita dalam memilih kebutuhan maka tujuan benar kita tidak akan berjalan dengan lancar.
Semua kebutuhan tentu bermanfaat diri kita, namun kita juga harus tahu apa yang harus kita prioritaskan. Mana yang lebih penting dan dibutuhkan. Orang yang tidak memahami dirinya akan salah dalam memahami kebutuhan diri sehingga yang dianggap penting tidak dan yang tidak penting dianggap penting. Ketika kita salam dalam memprioritaskan kebutuhan maka tujuan baik kita pun tidak akan tercapai dan berujung pada kegagalan. Misalnya hiburan dianggap lebih penting ketimbang belajar, padahal tujuan yang ingin dicapai adalah universitas terfavorit, hal ini tentu tidak akan tercapai jika kita hanya bermain game saja tanpa ada usaha untuk belajar.
5. Memahami batasan diri
Apa yang kita lakukan dan apa yang kita ketahui tentang diri dan dunia luar tentu ada batasannya. Bukan berarti batasan diri ini menjadi penghalang kita dalam mencapai suatu tujuan. Batasan diri ini justru mengajarkan kita agar kita sadar bahwa usaha yang kita lakukan tentu ada batasannya. Yang terpenting berusaha semaksimal mungkin meskipun gagal pada akhirnya.
Selain itu, dengan mengetahui batasan diri. Apapun yang sifatnya berlebih tentu hal tersebut tidak baik untuk diri kita. Dengan batasan ini kita harus pandai dalam memporsikan kebutuhan kita, dimana tidak mesti harus belajar terus terusan atau main game terus terusan. Semuanya harus berada pada porsi yang seimbang. Dengan waktu yang terbatas jangan sampai kita membuangnya dengan percuma.
6. Memahami konsekuensi yang akan terjadi
Berbeda dengan poin sebelumnya dimana ditekankan pada diri sendiri. Untuk poin ini tentu kita harus memahami rencana ke depan kita, karena itu akan menentukan seperti apakah kepribadian kita ke depan. Mungkin saat ini kita memahami diri kita seperti ini, namun di masa yang akan datang mungkin akan berbeda. Hal ini tentu tidak dapat kita hindari. Misalnya seperti pada saat awal menjadi seorang pribadi yang buruk namun dimasa yang akan datang menjadi orang baik atau sebaliknya.
Meskipun perubahan ini bisa terjadi namun ini juga bisa kita rencanakan, dengan cara memahami sebab akibat yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Hal ini tentu bisa diketahui dengan pengalaman orang lain, logika dan perasaan kita. Memahami konsekuensi yang akan terjadi di ke depannya tentu hal ini penting untuk dilakukan agar tidak salah arah.
Komentar
Posting Komentar