Jika lita bicara motivator, mungkin yang terngiang dalam pikiran adalah gaya bicaranya yang memotivasi banyak orang dengan panggung yang megah. Dengan jargonnya yang harus mandiri dan sukses. Ratusan orang terkesima dengan perkataannya, termotivasi untuk terus berusaha menggapai kesuksesan, jadi pengusaha yang banyak uang dan bisa liburan kemana-mana.
![]() |
(Pixabay.com) |
Namun yang mamanya motivator, tetap saja hanya sekedar ucapan saja. Sihirnya hanya belaku saat di. panggung saja. Pada saat para audiens keluar dari ruangan, mereka akan beraktifitas seperti biasa lagi. Kembali menjadi orang biasa lagi, bekerja melakukan aktifitas yang membosankan.
Memang ucapannya terdengar masuk akal, berusaha dari nol yang awalnya miskin lalu menjadi kaya. Jiwa-jiwa miskin pun meronta-ronta ingin punya uang banyak jadi pengusaha seperti yang dilakukan oleh para motivator.
Yang namanya motivasi ya tetap motivasi. Motivator itu seperti penjual obat keliling, menjajalkan dagangannya kepada para pelanggan, kemudian berbicara dengan lantang bahwa ini adalah obat mujarab. Padahal itu hanyalah sebuah opini apa yang dijual belum tentu secara fakta terbukti. Seperti itulah para motivator, mereka lihai dalam berbicara namun melupakan kenyataan. Bicara saja mudah, yang sulit itu menggerakkan masanya.
Juga para audiens yang terpesona dengan ucapannya. Dengan semangat dan lantang ingin berjuang dan berusaha meraih kesuksesan. Padahal motivasi saja tidak cukup, banyak hal yang perlu dipikirkan, seperti belajar, berani mengambil resiko, berjejaring, keluar dari zona nyaman, mengatur keuangan dan waktu. Memangnya gampang jadi orang sukses hanya bermodalkan motivasi. Jika hanya mengandalkan motivasi saja, lama-lama juga akan basi, tiba-tiba down ditengah jalan dan tidak ingin melanjutkan perjalanan lagi.
Memangnya yang mendengarkan motivator tiba-tiba langsung sukses? Ya tentu saja tidak. Diantara ratusan para penonton. Hanya segelintir orang yang sukses, tepatnya mereka yang rela mengeluarkan banyak uang dan uang lagi untuk para motivator. Entah itu duduk di kursi silver, golden atau platinum. Semuanya sama aja, bukan kursi yang menentukan kesuksesan kita.
Para motivator hanya berbicara tentang kesuksesan saja tanpa melihat relita yang ada. Bicaranya mudah seperti membalikan telapak tangan, namun ternyata sulit untuk dijalankan. Seperti yang saya sebutkan, ini seperti orang yang jualan obat yang katanya murah namun mujarab. Padahal kenyataannya bohong.
Kesuksesan yang dilakukan para motivator memang seperti itulah, jual omongannya kepada orang banyak. Buat seminar yang megah untuk meraup uang banyak. Kamu yang merasa termotivasi merasa terbantu, padahal Dia yang terbantu karena banyak yang memberikan uang untuknya. Memang tidak habis pikir, masih banyak ternyata orang yang seperti ini, dengan polosnya tertipu dengan omongannya.
Dari pada buang-buang uang hanya untuk dimotivasi yang tidak jelas menjamin masa depan, lebih baik cari motivasi sendiri dan lakukan dengan cara masing-masing. Sebaik-baiknya motivasi, bukan datang dari para motivator tetapi dari diri sendiri.
Bukannya tidak boleh jika mendengarkan ceramah para motivator. Namun hal tersebut ternyata percuma jika hanya mendengarkan duduk lalu diam tidak melakukan apa-apa. Mereka hanya mendorong kamu sukses, bukan memberi peluang untuk sukses. Hanya orang-orang malas saja yang selalu membutuhkan motivasi, namun tak mau aksi.
Jalan sukses setiap orang itu berbeda-beda. Cara sukses yang dilakukan oleh para motivator tentu akan berbeda ceritanya dengan cara sukses kita. Adapun hal yang bisa kita lakukan saat ini adalah terus mencoba, tingkatkan skill, jangan menyerah, tidak menyianyiakan kesempatan dan berani mengambil resiko. Karena sukses itu tidak semanis apa yang dibicarakan oleh para motivator. Lain ucapan lain tindakan. Yang sulit itu bukan meraih kesuksesan namun bersaing dengan orang sukses lainnya. Berjuang lalu bertahan, bertahan atau tergantikan.
Komentar
Posting Komentar