Langsung ke konten utama

Kreatifitas Manusia dalam Mengelola Alam

Dari masa ke masa manusia memang sudah dekat dengan alam. Manusia selalu dekat dan membutuhkan alam, dalam hidup ini memang manusia tidak dapat lepas dari yang namanya alam. Alam menyediakan banyak kebutuhan untuk kita, dari mulai pakaian, makanan, minuman, dan tempat tinggal. Semuanya sudah tersedia di alam tinggal kita bagai mana memanfaatkannya. 

Ketika manusia mengelola alam, manusia menciptakan berbagai hal. Manusia memang makhluk kreatif Ia memadukan antara barang satu dengan barang lainnya. Selain itu manusia juga banyak menciptakan teknik baru untuk mendapatkan makanan seperti menanam dan berburu.

Kreatifitas manusia itu muncul karena adanya kebutuhan untuk bertahan hidup. Berbeda dengan makhluk lainnya seperti binatang yang melakukan teknis berburu seperti itu-itu saja. Manusia mengembangkan teknik berburu, dari mulai menciptakan senjata-senjata canggih dan menggunakan perangkap. 

Tidak hanya disitu saja, ketika manusia menemukan tanaman yang bisa dimakan. Lalu manusia mulai mempelajari tanaman tersebut, kemudian berkembang dan berkembang dengan kreatifitasnya manusia menciptakan sebuah teknik bercocok tanam. Ketika teknik bercocok tanam, manusia yang pada awalnya berburu, pergi berkelana kemudian menetap dan menciptakan sebuah perkampungan.

(Pixabay.com)

Tidak hanya berhenti disitu saja, manusia kemudian melakukan hal-hal baru seperti memasak. Pada awalnya manusia memakan makanan dari bahan mentah lalu muncul ide kreatif dan memunculkan teknik memasak. Kemudian teknik memasak pun semakin lama semakin berkembang. Manusia mengolah dan mencampur bahan makanan sesuai apa yang diinginkan sehingga menciptakan berbagai variasi masakan.

Selain variasi makanan, manusia juga banyak meramu obat-obatan. Obat-obatan diciptakan karena memang banyak penyakit yang bervariasi. Namun dengan adanya kreatifitas manusia, manusia menciptakan berbagai obat untuk menyembuhkan orang-orang yang terkena penyakit. 

Untuk menciptakan sesuatu hal yang baru tentu bukan hany bahan yang dibutuhkan, tetapi manusia menciptakan alat-alat baru seperti untuk berburu bertani dan memasak. Teknologi pada masa itu mungkin masih sederhana dan tidak praktis. 

Lambat laun interaksi manusia semakin lama semakin berkembang. Banyak hal-hal baru yang ditemukan di alam. Ilmu pengetahuan semakin lama semakin berkembang, perkembangan ilmu pengetahuan manusia memang akan selalu berhubungan dengan alam. Alam mengajarkan kita bahwa hidup itu harus kreatif dann inovatif. 

Tanpa kreatifitas alam ini hanya akan seperti hutan belantara. Saat ini banyak sekali perubahan-perubahan alam yang dilakukan oleh manusia. Seperti terciptanya infrastuktur jalan, rumah, gedung, dan infrastruktur lainnya.

Infrastruktur manusia tentu dibangun atas dasar bantuan alam. Manusia memanfaatkan bahan yang ada di dalam tanah, seperti kapur untuk merekatkan bangunan, biji besi untuk kerangka bangunan, pasir kuarsa untuk kaca, pasir untuk memperkokoh bangunan dan semuanya ini didapat dari alam.

Namun, tetap saja masih banyak manusia-manusia yang serakah yang mengambil hasil alam dengan semena-mena hanya untuk peruntukan pribadi. Eksploitasi alam dimana mana dan menciptakan barang-barang yang tidak ramah lingkungan. 

Disini kreatifitas manusia perlu dipertanyakan. Apakah ini bisa dikatakan kreatif atau justru destruktif. Kreatifitas manusia seharusnya diciptakan untuk kemaslahatan umat bukan untuk merusak.

Manusia seharusnya berterima kasih kepada alam, Ia seperti ibu bagi kita. Secara tidak langsung alam lah yang telah merawat kita dari mulai bayi sampai usia senja, alam juga selalu memberi apa yang kita butuhkan. Saat ini merawat alam adalah hal yang wajib kita lakukan, bahkan ini merupakan bagian dari hidup kita. Jangan sampai kita mendurhakai alam ini, karena bisa saja alam akan murka kepada kita. Manusia-manusia lemah jangan merasa sombong dengan dihadapan alam, tanpa alam ini manusia tidak bisa apa-apa.

Memang tidak semua manusia jahat, hanya saja bagi kita yang sadar bahwa alam ini harus dijaga maka jagalah. Mencegah orang yang tamak dan rakus terhadap alam adalah musuh kita bersama, Ia tidak layak hidup di alam ini lebih baik mereka pindah ke planet lain. Alam tidak butuh manusia yang tamak Ia hanya butuh manusia yang senang merawatnya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filsafat Diri (Fenomena dan Nomena)

Fenomena adalah sesuatu yang sifatnya nampak dan bisa diamati. Sedangkan nomena adalah sesuatu yang tidak nampak namun bisa diamati. Fenomena itu misalnya seperti kursi, gunung, sungai dan semacamnya, sedangkan nomena seperti ilmu, sifat, pemikiran, emosi dan semacamnya.   Selain dari perwujudannya yang membedakan fenomena dan nomena adalah sisi subjektifitasnya. Fenomena hanya memiliki satu subjek saja yakni apa yang nampak, sedangkan nomena memiliki subjek yang berbeda-beda. Masing-masing orang tentu akan membunyikannya secara berbeda-beda.  Walaupun berbeda, fenomena dan nomena ini memiliki keterkaitan. Suatu fenomena jika dilihat lebih dalam dari sisi nomena maka akan menciptakan fenomena baru. Misalnya ada seorang wanita cantik dan ramah, pada awalnya mungkin kita akan mengira bahwa dia adalah orang yang baik. Tetapi ketika di telusuri dari dalam ternyata tidak seperti fenomenanya. Hal inilah yang membuat kita tertipu dan keliru, kita selalu menyimpulkan bahwa kebena...

Catatan Lapang Riset di Desa Cikeusal (Awal)

. Catatan Awal Sebuah Perjalanan di Bawah Kaki Gunung Kromong Sabtu 20 Maret 2021, pukul 12.30 saya bersama teman saya berangkat dari Pondok Pesantren Ulumuddin menuju desa yang hendak dijadikan aktifitas turun lapang, yakni desa Cikeusal. Diperjalanan tepatnya di Palimanan, kami terjebak hujan, dan memutuskan untuk meneduh di suatu warung. Pukul 13.00 di warung tersebut kita sempat berbincang-bincang sedikit dengan pemiliknya (kami lupa menanyakan namanya). Kami bertanya kepada pemilik warung rute menuju desa Cikeusal. Setelah memberitahu rute, Pemilik warung menceritakan sedikit mengenai desa Cikeusal, bahwa desa tersebut merupakan salah satu desa binaan dari pabrik Indocement, desa binaan lainnya yaitu Palimanan Barat, Cupang, Walahar, Gempol, Kedungbunder, Ciwaringin. Pada pukul 13.30 kami merasa hujan ini akan awet dan akhirnya kami memutuskan untuk berangkat menuju lokasi. Ketika menuju desa Cikeusal terlihat jalanan penuh lubang, dan banyak mobil truk pembawa batu a...

Perlukah Seorang Perempuan Memiliki Pendidikan yang Tinggi

. Dilema Perempuan antara memilih mengurus Keluarga atau Melanjutkan Pendidikan Berbicara tentang perempuan dan pendidikan, tentunya ini menjadi dua hal yang menarik untuk dibicarakan. Sejak puluhan tahun yang lalu emansipasi wanita sering disebut-sebut oleh Kartini, sehingga kemudian hal ini menjadi sesuatu yang penting oleh sebagian kalangan. Namun, pada kenyataannya, dalam banyak hal wanita masih kerap ketinggalan, seolah memiliki sejumlah rintangan untuk bisa mendapatkan sesuatu yang terbaik, salah satunya dalam bidang pendidikan. Ilustrasi (Pixabay.com) Meski sampai saat ini semua perempuan dapat mengenyam pendidikan di bangku sekolah seperti halnya pria, namun tidak sedikit juga perempuan yang enggan untuk melakukannya. Sebagian besar wanita merasa puas dengan pendidikan yang hanya menamatkan bangku SMA saja, bahkan ketika bisa menyelesaikan sarjana saja. Hanya sedikit perempuan yang punya keinginan untuk menempuh S2 dan juga S3, dan tentu saja jumlah untuk dua jenjang pendidikan...