Hak yang masih menjadi sebuah misteri sampai saat ini adalah jiwa. Secara fisik memang jiwa ini tidak kasat mata namun keberadaannya diyakini ada. Banyak agama meyakini bahwa orang-orang yang telah meninggal itu sejatinya masih ad di dunia ini, hanya saja mereka tinggal jiwanya saja sedangkan jasadnya di makamkan.
![]() |
(Pixabay.com) |
Mungkin saya tidak akan menjelaskan jiwa dalam hal mistik seperti alam ruh, tetapi saya tertarik dengan jiwa manusia yang berbeda-beda, mereka memiliki keinginan, rasa, cara pandang, selera yang berbeda-beda. Secara umum memang manusia berkelompok karena ada kesamaan baik ari rasa selera maupun keinginan. Namun tetap saja setiap manusia itu berbeda-beda biarpun ada manusia peniru pun tetap saja tidak sama seperti apa yang ditiru.
Manusia itu seperti komputer, dengan wadah yang sama, mesin yang sama, bahkan software yang sama, namun tetap saja di setiap komputer satu dengan yang lainnya itu akan berbeda-beda. Tergantung apa yang diisikan di dalamnya dan codingannya.
Bicara tentang rasa, setiap rasa manusia itu berbeda-beda baik itu indra kita seperti penglihatan, pengecap, peraba, mencium, dan pendengaran manusia itu berbeda-beda. Ada yang peka terhadap musik dan sangat nyahdu ketika menikmati musik, ada yang hanya untuk senang-senang saja. Ada yang tidak suka terlalu manis dan ada yang senang yang manis, setiap orang terhadap makanan oun tentu berbeda-beda. Padahal semua manusia itu memiliki struktur indra yang sama, baik dari sel maupun dari segi fungsinya, walaupun memang ada sebagian kecil manusia yang tidak memiliki fungsi yang semestinya.
Memang hal ini sulit dijelaskan secara sains. Mengapa setiap manusia itu berbeda-beda, padahal memiliki struktur biologis yang sama, walaupun memang ada beberapa perbedaan-perbedaan dalam hal genetik. Apa lagi jika kita berbicara tentang sebuah perasaan. Perasaan memang secara ilmiah memang dipengaruhi hormon yang dinamakan oksitosin. Namun beda orang ternyata dalam mempresentasikan sebuah cinta itu berbeda-beda. Jika kedua insan saling mencintai pun antara laki-laki dan perempuan, itu sangatlah berbeda-beda. Mungkin tidak bisa saya jelaskan karena yang bisa menjelaskan hanya perasaan di setiap masing-masing orang.
Manusia memang memiliki banyak pengecualian-pengecualian dengan makhluk lainnya. Jika satu kambing itu senang memakan rumput, maka semua kambing pun senang memakan rumput, jika ada kambing yang senang memakan daging, maka hal tersebut adalah hal yang jarang terjadi jika ada pun itu merupakan suatu kelainan genetik.
Saya bekum menemukan jawaban yang tepat, mengapa setiap orang itu berbeda-beda. Apakah itu karena jenis kelamin, perilaku sosial, kebiasaan pribadi, genetik, struktur tubuh atau hal lainnya. Dilihat dari kacamata sains memang hal tersebut tidaklah bisa menjadi jawaban yang valid. Manusia memang makhluk yang paling unik di muka bumi ini. Antara satu dengan manusia lainnya tentu akan berbeda-beda, biarpun Ia berada di ruang lingkup yang sama atau kelompok yang sama.
Manusia memiliki jiwa yang berbeda-beda, Ia melakukan sesuatu tergantung dari apa yang Ia mau. Jika jiwa senang dengan musik, maka Ia akan peka terhadap musik dan cepat dalam memahami musik dorongan jiwa yang selalu mendorong agar Ia mencintai musik. Kemudian Ia membentuk sebuah kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan musik dai mulai belajar musik, konser dan ikut grup musik. Pikiran dan diisi dengan alunan musik, kemudian akan selalu tumbuh dan terus berkembang. Yang awalnya penasaran lalu kemudian melakukan, kemudian menjadi kebiasaan dan pada akhirnya menjadi sesuatu yang menyatu dalam jiwa. Hal ini tentunya berlaku di setiap apa yang kita inginkan.
Perbedaan antara kita tentu bukan menjadi sesuatu hal yang memecah belah, tetapi seharusnya menjadi sesuatu hak yang harmonis. Perbedaan manusia dengan manusia lainnya itu seperti nada-nada yang harmonis baik dimainkan secara bersamaan maupun secara bergantian akan menciptakan sebuah lagu yang indah. Mungkin itu lah hikmahnya jika kita di ciptakan tuhan berbeda-beda, bukan untuk membeda-bedakan namun menjadi sebuah variasi hidup yang beragam. Berbeda jika tangga nada tersebut sama nadanya, mungkin akan terasa monoton dan bosan untuk mendengarkannya.
Keinginan, selera, dan rasa kita mungkin saja berbeda-beda, namun harus tetap berkesinambungan, saling mendukung, saling membantu dan saling menghargai di setiap perbedaan.
Komentar
Posting Komentar