Bicara cinta mungkin semua sudah banyak yang tahu apa itu cinta baik itu yang belum pernah berpacaran atau menikah. Setidaknya paham apa itu cinta. Berbicara cinta tentu pemahamannya subjektif setiap orang punya definisinya masing-masing mengenai cinta, karena setia orang memiliki rasa cintanya masing-masing. Biarpun ada yang saling mencintai antara pria dan wanita, namun tetap saja cara pandang dan kadar cinta setiap orang berbeda-beda. Cinta memang tidak bisa terukur namun cinta diyakini ada.
Berbicara tentang cinta saya akan menjelaskan, apa konsep cinta menurut versi saya sendiri yang dimana menurut saya adalah cinta yang ideal.
Cinta itu bukan saling memiliki
Mungkin banyak yang memahami, bahwa cinta itu saling memiliki. Menurut saya cinta itu tidak saling memiliki, karena kepemilikan itu tidak ada kesetaraan. Jika cinta itu ada sifat kepemilikan maka akan ada pihak yang tertindas, karena ada penguasa dan yang dikuasai. Untuk penguasa maka Ia akan semena-mena terhadap yang dikuasai.
Ataupun jika cinta itu harus saling memiliki maka siapa yang menjadi pemilik dan barang, jika sama-sama memiliki maka yang akan terjadi adalah saling mengklaim satu sama lain, sehingga yang terjadi adalah persaingan bukan persamaan. Jika satu sama lain saling menyaingi yang terjadi bukanlah cinta namun obsesi. Hal ini tentunya akan menimbulkan ambiguitas.
Jadi, menurut saya cinta itu tidak saling memiliki, karena cinta itu kesetaraan. Jika diumpamakan hubungan muamalah, maka cinta seperti mitra atau kerja sama, dimana para pihak melakukan kesepakatan dengan tujuan yang sama, namun tidak boleh ada yang tertindas dan dirugikan. Dalam hubungan cinta, harus ada namanya kesetaraan.
komitmen dan tanggung jawab adalah bukti cinta yang sesungguhnya.
Cinta yang sesungguhnya bukan Selain cinta, yang terpenting adalah komitmen dan tanggung jawab. Jika komitmen dan tanggung jawab sudah dibangun, maka cinta yang hadir bukan cinta yang barengi oleh hawa nafsu tetapi cinta yang sejati.
Tanpa komitmen dan tanggung jawab, cinta hanyalah omong kosong, cinta akan menghilang seiring waktu berjalan. Kita memang tidak bisa mengukur rasa cinta seseorang, tetapi kita bisa melihat seseorang yang benar-benar mencintai kita dari tanggung jawab dan komitmennya. Ketika komitmen dan tanggung jawab sudah dibangun maka cinta yang sejati yakni kesetiaan oun akan terwujud.
Cinta itu tidak harus datang di awal
Banyak orang yang mencari pasangan itu harus diawali dengan cinta. Padahal dalam mencari pasangan itu tidak harus diawali dengan cinta. Cinta itu tidak harus datang di awal, kadang cinta bisa hadir seiring berjalan waktu.Yang awalnya biasa saja bisa saling mencintai, yang awalnya saling mencintai bisa saja saling membenci.
Cinta itu tidak memaksa
Jika ada cinta yang memaksa, sebetulnya itu hanyalah obsesi. Cinta itu harus suka sama suka tidak mesti ada yang mengawali apalagi memaksa. Keterpaksaan dalam cinta hanya mendatangkan kesengsaraan. Cinta itu harus saling suka, saling ridho, dan saling menerima. Memang terkadang ada orang yang dipaksa untuk dijodohkan oleh orang tuanya, dan berhasil saling mencintai. Namun tidak bisa diberlakukan oleh semua orang.
Cinta tak harus memiliki kesamaan
Dalam memilih kriteria pasangan, memang banyak yang memilih pasangan yang memiliki kesamaan, baik itu dari latar belakang, hobi, kesukaan, pendidikan dan lainnya. Memang hal tersebut bisa dikatakan pasangan yang ideal. Namun cinta yang memiliki perbedaan justru lebih indah Ia memadukan hal yang berbeda kemudian menjadi hal yang unik. Cinta bukan mencari kecocokan namun seharusnya saling mencocokan dengan cara saling menghargai, memahami dan menghormati.
Cinta itu saling melengkapi
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, cinta yang indah itu ketika dua insan yang berbeda namun bisa bersama. Di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna, setiap orang tentu memiliki kekurangan. Tujuan kita saling berpasang-pasangan adalah saling melengkapi kekurangan kita. Cinta tak harus mencari kekurangan dari pasangan. Yang terpenting bagaimana bisa saling melengkapi dalam kekurangan. Cinta mampu menerima kekurangan dan cinta ada untuk saling melengkapi kekurangan. Bahkan ketika pasangan tidak mampu saling melengkapi, jangan salahkan dia, bisa jadi kita yang kurang bersyukur.
Cinta itu tidak apa adanya
Memang banyak yang mengatakan cinta itu harus ada adanya, karena manusia diciptakan dengan segala kekurangannya. Namun apakah benar jika cinta itu harua menerima apa adanya, karena proses dalam penerimaan cinta itu tidaklah mudah dan perlu pertimbangan. Banyak yang salah memahami tentang konsep cinta apa adanya, sehingga sering terjadi bukan cinta sejati malah cinta buta.
Menurut saya cinta tidak bisa apa adanya. kita tidak boleh menafikan akal kita dalam berpasangan. Akal menilai sisi baik buruknya orang, hal ini tentunya untuk kebaikan bersama. Jadi kita harus memilah-milah mana yang bisa diterima dan mana yang tidak bisa diterima. Misalnya jika sikapnya kasar, maka hal tersebut tidak bisa diterima karena akan berimplikasi terhadap diri kita, sedangkan misalnya Ia tidak bisa memasak maka boleh saja menerima seseorang karena Ia sifatnya tidak merusak.
Cinta itu tidak menghianati tuhan
Perlu kita ketahui, cinta itu hadir karena pemberian tuhan. Tuhan yang menciptakan kita sekaligus yang menciptakan cinta. Maka jika ada cinta yang menghianati tuhan, sesungguhnya itu akan menimbulkan kehancuran.
Komentar
Posting Komentar