Langsung ke konten utama

Narasi Bullshit Tentang Mencintai Diri Sendiri


Di masa sekarang ini banyak yang mengaku bahwa dirinya sudah tidak kuat lagi menghadapi dunia. Banyak yang merasa tidak bahagia karena selalu ingin membahagiakan orang banyak. Hingga akhirnya ada sebuah narasi untuk mencintai diri sendiri. Banyak yang terdoktrin untuk mencintai diri sendir karena adanya ajakan media sosial.

Memang tidak ada salahnya memang dalam mencintai diri sendiri dan itu memang perlu dilakukan saat ini. Namun jika kita melihat masa sekarang ini dalam memahami sebuah konteks apakah sudah paham betul mengenai maksud dan tujuan serta sebuah saran atau pernyataan tentu tidak bisa ditujukkan ke semua orang.

Sehingga banyak yang salah kaprah dalam mencintai diri sendiri seperti berfoya-foya, melakukan sesuatu semaunya, bermalas-masalan hingga pada akhirnya dalam konsep mencintai diri sendiri itu menjadi tidak jelas. Atau justru malah menjadi manusia yang egois karena merasa bahwa memiliki banyak teman itu mengecewakan sehingga ia lebih memilih untuk menyendiri.

Secara fakta memang menunjukkan bahwa orang-orang berprosess dalam mencintai diri sendiri itu hanya sekedar mencari kenyamanan atau ketenangan saja hingga akhirnya justru menjadi orang yang suka bermalas-masalan. Mestinya orang yang mencintai diri sendiri itu tidak hanya penyembuhan diri saja atau hanya sekedar menyukai saja akan tetapi ada peningkatan pada dirinya.

Mestinya orang yang mencintai dirinya sendiri itu ia paham betul tentang dirinya baik itu mengenai kekurangan dirinya atau kelebihan pada dirinya. Orang yang mencintai dirinya tentu adalah orang yang optimis dalam menghadapi segala tantangan, bukan menjadi orang yang takut akan sebuah masalah. Memang tidak mencintai diri sendiri adalah sebuah masalah namun akan lebih salah jika mencintai diri sendiri dengan cara membuat diri menjadi bermental lemah.

Orang yang mencintai diri sendiri pasti tidak hanya mencari sesuatu apa yang disenanginya, karena orang yang mencintai dirinya jika hanya mencari apa yang disenanginya justru malah membuat dirinya semakin lemah dan tidak tergali potensi dalam dirinya. Tentu orang yang mencintai dirinya tahu kekuatan lebih apa yang di dalam dirinya, tidak hanya bersenang-senang saja akan tetapi kesenangan yang dicari tentu adalah sesuatu yang meningkatkan kualitas dirinya.

Orang yang dicintai dirinya pasti tahu apa yang menurutnya bermanfaat bagi dirinya. Tidak hanya sekedar kesenangan sesaat namun juga hal tersebut merupakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya. Semakin orang mencintai dirinya tentu akan semakin paham tentang dirinya serta lebih mendalami tentang dirinya paham kebutuhan yang harus dipenuhi apa dan paham mana yang perlu dihindari.

Mencintai diri sendiri bukan berarti menjadi dari banyak orang apalagi membencinya. Tentu kita tidak bisa berharap pada orang agar orang tersebut baik pada diri kita. Pikiran setiap orang itu pasti berbeda-beda serta perlakuannya terhadap diri kita pun juga berbeda. Jadi tergantung bagaimana cara menyikapi hal tersebut. Serta bukan berarti omongan pedas dari teman kita adalah sesuatu hal yang buruk, bisa saja apa yang dikatakannya adalah sesuatu hal yang benar namun dengan penyampaian nya yang tidak baik.

Selamanya berteman dengan orang buruk itu berujung buruk bisa saja ada sisi positifnya. Jadi bisa dikatakan bahwa dalam mencintai diri sendiri pun jangan sampai diri kita mudah terhasut oleh perkataan yang tidak benar. Tentu kita harus cerdas dalam memahami apa yang sekiranya untuk diterima dan apa yang tidak perlu diterima.

Ketika kita sudah mencintai diri kita secara seutuhnya tentu yang muncul pada diri kita bukanlah menjadi manusia yang egois yang hanya mementingkan diri pribadi saja. Namun juga seseorang yang telah mencintai dirinya sendiri akan membawa rasa cinta tersebut kepada diri orang lain.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...