Yang terlintas dalam pikiran kita ketika kerja adalah tujuannya tentunya adalah uang. Memang benar bahwa bekerja itu untuk mencari uang namun apakah semua orientasi bekerja itu haruslah uang. Apakah membereskan rumah, bersekolah, melakukan hobi itu merupakan sesuatu yang buang-buang waktu karena tidak menghasilkan uang.
Kalau di tanya hidup itu apa, pasti jawabannya ya untuk mendapatkan uang kalau sudah mendapatkan uang maka kita akan bahagia. Jadi tujuan hidup itu hanyalah untuk uang, dengan uang maka manusia bahagia tanpa uang maka manusia tidak bahagia. Memang sebegitunya hidup kita yang mana kita bekerja dan bahagia itu atas dorongan uang.
Uang tidak hanya sebagai alat tukar saja akan tetapi ia menjadi sebuah spirit dalam hidup yang mana uang menjadi modal penggerak manusia untuk melakukan sesuatu. Jika tanpa uang maka manusia akan malas dan sulit bergerak karena tidak ada modal penggeraknya.
Saat ini memang kita tidak hidup di era kerja-kerja mandiri seperti mencari nasi dengan bertani, mencari air ke sungai, buat sabun dan sikat dari alam dan lain sebagainya. Jika dulu memang demikian segala kebutuhan dari alam, manusia harus mengambilnya, mengelolanya memprosesnya, segalanya dilakukan secara mandiri.
Namun sekarang karena sudah banyak pabrik-pabrik penyedia barang dan jasa sehingga kemampuan-kemampuan kerja mandiri itu sudah mulai hilang karena sudah banyak digantikan. Saat ini mana ada yang mencuci dari sabut kelapa dan batu bata, atau menyikat gigi dengan kayu arak. Semuanya saat ini serba praktis namun semuanya serba beli. Jadi memang benar segalanya butuh uang karena segalanya diuangkan.
Ini memang sesuatu yang sudah dikonsepkan sejak dulu yang mana uang tidak hanya menciptakan sebuah sistem akan tetapi juga ia mengubah budaya serta kepribadian manusia itu sendiri. Yang mana manusia jika dulu hubungan sosialnya adalah karena memang untuk menjalin hubungan kemanusiaan akan tetapi sekarang manusia hubungan sosialnya hanya sekedar untum uang saja. Jadi jika ia bekerja bukan semata-mana ia ingin berkontribusi atau mengabdi akan tetapi hanya untuk kepentingan gaji semata. Jika ia melihat ada peluang bekerja dengan gaji lebih besar lagi tentu ia akan memilih yang gajinya lebih besar. Padahal belum tentu gaji besar itu bisa membuat kita nyaman bisa saja. Meskipun ada orang yang bekerja bukan orientasinya bukan gaji akan tetapi tentu manusia seperti itu sangatlah langka.
Jiwa-jiwa manusia telah ditukar oleh uang-uang yang padahal ia pun tak tahu apa itu sesungguhnya uang. Yang ia tahu uang itu bis membeli banyak hal. Ketika jiwa yang rela ditukar dengan uang, dan menganggap uang itu bisa membeli segala-galanya itu berarti manusia tidak bisa menjadi manusia seutuhnya. Maksudnya manusia semakin semakin tidak mandiri dan selalu ketergantungan akan uang untuk membeli sesuatu.
Saat ini untuk apa memiliki skill memasak jika bisa membelinya secara praktis untuk apa repot-repot bekerja untuk memasak. Sebenarnya banyak sekali kemampuan yang saat ini sudah mulai tidak bisa dilakukan secara mandiri oleh pribadi. Mandiri secara finansial memang itu memang baik tapi percuma saja jika hanya mengandalkan uang saja.
Lama kelamaan manusia semakin menjadi manusia yang tidak produktif dan justru malah menjadi manusia yang konsumtif. Jika ini terus terjadi maka di satu titik segalanya itu bisa dibeli dengan uang lalu tiba-tiba uang tidak bisa membeli segalanya maka apa yang bisa kita lakukan. Skill apa yang bisa dilakukan oleh manusia yang hanya rebahan, main game nonton dan semacamnya. Apa yang sekiranya bisa dibanggakan, hingga pada akhirnya ia hanyalah manusia yang sia-sia karena tidak bisa melakukan apa-apa tanpa uang.
Komentar
Posting Komentar