Langsung ke konten utama

Gaya Pemikiran Hannah Arent

Hannah arendt itu Jadi kalau boleh Sofia melahirkan berlalu kategori-kategori oh ini dia eksistensialis dia fenomenologis dia aliran apa aliran apa kalau anak Karen enggak dan Bahkan dia gak nganggep dirinya sendiri filsuf. 

Jadi yang pertama filsafatnya Hannah arendt itu didasarkan pada pengalaman hidupnya sendiri tentang Nazi tentang politik tentang Jerman tentang Perancis jadi dia ndak mikir selain tentang hidupnya sendiri benar-benar Muhasabah sendiri tentang hidupnya sebenarnya hampir semua filosof juga mikir kehidupannya sendiri-sendiri. 


banyak yang tanya ke saya Pak saya kalau membaca buku filsafat belajar filsafat Kok ndak paham paham cara paling gampang biar cepet paham sambungkan tamah hidupmu sendiri yang diomongkan filosofi itu dalam hidupmu bagian yang mana sih ndak ketemu dalam hidupmu berarti ndak nyambung ndak usah belajar filsafat itu ngapain harus nyambung sama hidupmu biar ada manfaatnya kalau ndak nyambung ya ndak usah capek-capek kalo nggak paham ya sudah enggak apa-apa cara paling gampang. 


Itu menjelaskan filsafat paling gampang berarti apa tarik contoh-contoh yang nyambung sama hidup kita itu akan lebih gampang dipahami yang kayak gini di hidup kita yang mana yaitu akan lebih gampang dipahami dan itu yang dilakukan oleh Hannah arendt filosof berdasarkan personal experience pengalaman kita sendiri muhadzab sekali gampang yaitu tentang hidup kita ndak usah capek-capek mikir orang lain mana benernya mana salahnya orang lain dirimu aja Pikirlah sudah bener apa masih keliru itu lebih berguna. 


hari ini kan banyak orang selalu mikir orang lain jarang mikir dirinya sendiri sehingga akhirnya Nyalahin nyalahin terus jadi detektif padahal enggak ada yang bayar pada orang lain pada kelompok lain jangan Apa untungnya sih kamu mendetektif orang lain itu mulai artis kelompok yang berbeda aliran yang berbeda akan sekarang banyak itu bagi saya kurang kerjaan lebih banyak kerjaan lain yang lebih enak daripada jadi detektif bagi yang lain Kalau memang pingin jadi detektif jadilah detektif untuk hidupmu sendiri Hai sudah bener apa belum yang 


kedua Hannah arendt itu tidak pernah menganggap dirinya film tuh itu bagi saya kerendahhatian yang luar biasa kalau ada orang ngomong akulah filosuf Akulah Sufi Akulah orang soleh Akulah orang yang paling bener itu secara psikologis maksudnya biasanya sebaliknya ketika orang mengklaim itu sebenarnya dia pingin meyakinkan dirinya sendiri bahwa aku sudah file seperti ingin diakui tapi yang selesai. 


Beneran udah nggak papa Hai kayak kamu ndak punya pacar Terus malam minggu gayane keluar ah itu kan pingin dianggap punya pacar yang punya pacar nggak seheboh itu dia biasa aja tapi yang belum punya dia akan ngomong-ngomong cerita-cerita enggak ya biar kelihatan punya pacar sama kayak orang yang ngaku-ngaku udah deh nggak perlu ngaku kalau memang belum seseorang akan dan dia nggak perlu orang lain juga nggak perlu ngomong orang diam-diam di yakin bahwa kamu sudah filsuf jadi makanya kamu nggak perlu capek-capek pencitraan kalau kamu memang bagus citramu akan terbentuk sendiri Hey sedih itu Hannah arendt jadi ketika ditanya sampeyan ini villosus penis apa ID not belong berpikir kalau filosofis aku itu mungkin nggak masuk kelompoknya filsuf meskipun pikiran-pikirannya sangat filosofis yang ketiga gayanya Hannah arendt itu campuran antara naratif dan analitik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tuhan tidak Menciptakan Kemiskinan

Kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak- hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Lalu apakah kemiskinan itu tuhan sendiri yang menciptakannya atau manusia sendirilah yang menciptakan kemiskinan tersebut. Akan tetapi banyak dari kalangan kita yang sering menyalahkan tuhan, mengenai ketimpangan sosial di dunia ini. Sehingga tuhan dianggap tidak mampu menuntaskan kemiskinan. (Pixabay.com) Jika kita berfikir ulang mengenai kemiskinan yang terjadi dindunia ini. Apakah tuhan memang benar-benar menciptakan sebuah kemiskinan ataukah manusia sendirilah yang sebetulnya menciptakan kemiskinan tersebut. Alangkah lebih baiknya kita semestinya mengevaluasi diri tentang diri kita, apa yang kurang dan apa yang salah karena suatu akibat itu pasti ada sebabnya. Tentunya ada tiga faktor yang menyebabkan kemiskinan itu terjadi, yakni pertama faktor  mindset dan prilaku diri sendiri, dimana yang membuat seseorang...

Pendidikan yang Humanis

Seperti yang kita kenal pendidikan merupakan suatu lembaga atau forum agar manusia menjadi berilmu dan bermanfaat bagi masyarakat. Pendidikan merupakan tolak ukur sebuah kemajuan bangsa. Semakin baik sistem pendidikannya maka semakin baik pula negaranya, semakin buruk sistem pendidikannya semakin buruk pula negara tersebut. Ironisnya di negara ini, pendidikan menjadi sebuah beban bagi para murid. Terlalu banyaknya pelajaran, kurangnya pemerataan, kurangnya fasilitas, dan minimnya tenaga pengajar menjadi PR bagi negara ini. Saat ini pendidikan di negara kita hanyalah sebatas formalitas, yang penting dapat ijazah terus dapat kerja. Seakan-akan kita adalah robot yang di setting dan dibentuk menjadi pekerja pabrik. Selain itu, ilmu-ilmu yang kita pelajari hanya sebatas ilmu hapalan dan logika. Akhlak dan moral dianggap hal yang tebelakang. Memang ada pelajaran agama di sekolah namu hal tersebut tidaklah cukup. Nilai tinggi dianggap orang yang hebat. Persaingan antar sesama pelajar mencipta...

Perlukah Seorang Perempuan Memiliki Pendidikan yang Tinggi

. Dilema Perempuan antara memilih mengurus Keluarga atau Melanjutkan Pendidikan Berbicara tentang perempuan dan pendidikan, tentunya ini menjadi dua hal yang menarik untuk dibicarakan. Sejak puluhan tahun yang lalu emansipasi wanita sering disebut-sebut oleh Kartini, sehingga kemudian hal ini menjadi sesuatu yang penting oleh sebagian kalangan. Namun, pada kenyataannya, dalam banyak hal wanita masih kerap ketinggalan, seolah memiliki sejumlah rintangan untuk bisa mendapatkan sesuatu yang terbaik, salah satunya dalam bidang pendidikan. Ilustrasi (Pixabay.com) Meski sampai saat ini semua perempuan dapat mengenyam pendidikan di bangku sekolah seperti halnya pria, namun tidak sedikit juga perempuan yang enggan untuk melakukannya. Sebagian besar wanita merasa puas dengan pendidikan yang hanya menamatkan bangku SMA saja, bahkan ketika bisa menyelesaikan sarjana saja. Hanya sedikit perempuan yang punya keinginan untuk menempuh S2 dan juga S3, dan tentu saja jumlah untuk dua jenjang pendidikan...