Langsung ke konten utama

Apa yang Diserupai Lawan Jenis

Sering kali kita mendengar bahwa menyerupai lawan jenis merupakan sesuatu hal yang terlarang. Secara moral memang hal itu terlarang karena itu telah menyalahi kodrat laki-laki dan perempuan.

Bicara soal menyerupai lawan jenis sebenarnya apa yang diserupai. Apakah semua atau segala yang ada pada lawan jenis jika kita tiru adalah sesuatu hal yang terlarang. Ini memang ada sesuatu hal yang ambigu, jangankan menyerupai lawan jenis kita bicara perbedaan antara laki-laki dan perempuan saja mungkin masib membingungkan. 

Semisal wanita itu identik dengan berpakaian rok sedangkan laki-laki menggunakan celana. Apakah ketika pria menggunakan rok lantas menjadi seorang wanita. Apakah ia benar bahwa rok itu adalah pakaian khusus perempuan lantas siapa yang menstandarisasi atau menyatakan bahwa rok itu adalah pakaian perempuan. Bukankah di belahan dunia ada pakaian yang menyerupai rok namun ia dipakai oleh kaum pria semisal sarung bukankah itu menyerupai rok dan masih banyak lagi pakaian pria yang menyerupai rok. Bahkan pakaian orang arab yakni gamis apakah ada perbedaan antara gamis perempuan dengan laki-laki.

Sebenarnya tidak ada aturan baku mengenai sebuah pakaian apakah itu khusus laki-laki atau perempuan. Saya rasa jika pada zaman dulu semua pakaian itu sama entah itu untuk laki-laki maupun perempuan. Namun seiring perkembangan zaman, manusia lalu menciptakan berbagai disain pakaian sehingga terjadilah pakaian khusus pria atau wanita. 

Perlu kita ketahui bahwa ini hanyalah sebuah kesepakatan sosial jika pakaian perempuan seperti ini dan pakaian laki-laki seperti itu. Itu merupakan sebuah kesepakatan sosial. Jadi jika bicara kesepakatan sosial maka setiap daerah tentu memiliki standarnya masing-masing dalam berpakaian. Entah itu menyesuaikan bentuk dan warna sebuah pakaian. 

Bukan berarti tidak ada aturan baku dalam berpakaian itu kita seenaknya dalam mengenakan pakaian, tentu dalam berpakaian pun juga ada aturan tersendiri seperti tidak menyerupai lawan jenis. Saya rasa tidak menyerupai lawan jenis tidak terletak pada penggunaan pakaian aksesoris atau perias wajah. Namun sebuah fungsi pakaian selain melindungi diri dari lingkungan juga untuk mengetahui identitas diri dari seseorang apakah ia seorang laki-laki atau perempuan.

Akan membingungkan rasanya jika semua pakaian orang itu terlihat sama sehingga kita tidak mengetahui apakah ia adalah seorang laki-laki atau perempuan. Apa yang kita gunakan pada tubuh kita tentunya mencerminkan identitas diri kita. 

Saat ini kita berada di era yang mana pakaian bukan hanya sebagai kebutuhan akan tetapi menjadi sebuah gaya hidup termasuk tadi yakni identitas diri. Namun kita menuju ke era kebebasan yang mana sebuah pakaian tidak memiliki nilai yakni dimana baik pria maupun wanita bebas untuk mengenakan pakaian lawan jenisnya. 

Jika seorang pria dan wanita mengenakan pakaian lawan jenisnya sebenarnya apakah itu memang benar-benar terlarang. Karena sebuah pakaian bukan lah kodrat dari manusia itu sendiri. Mungkin bisa saja sebuah pakaian yang menyerupai wanita belum tentu dalam perilakunya menyerupai wanita hanya saja memang pakaiannya mirip dengan wanita.

Sebuah trend mode berpakaian seiring zaman pasti akan terus berubah-ubah. Bahkan di masa yang akan datang kita tidak bisa tahu apakah itu untuk pria atau wanita. Mungkin design pakaian akan dibuat secara umum sehingga baik pria maupun wanita bebas untuk memakainya. 

Sebenarnya pelarangan dalam menyerupai lawan jenis itu bisa dilihat dari bagaimana ia bersikap seperti pada umumnya pria dan wanita meski sebenarnya kita masih bingung apakah ada aturan baku mengenai sebuah sikap perilaku. Mengenai pria wanita terkecuali postur tubuh sebenarnya apa yang membedakan pria dan wanita selain fisik. Meski dalam hal perilaku antara pria dan wanita itu berbeda secara umum namun sebenarnya itu tidak bisa mutlak secara umum. Apakah pria itu harus gagah berani dan wanita harus lemah gemulai? Ini tentunya bukan sesuatu yang mutlak pada diri seseorang semuanya dibuat-buat bukan kodrat. 

Pada intinya pelarangan ini tergantung dari kesepakatan sosial jika memang suatu masyarakat menyepakati bahwa pakaian wanita harus seperti ini dan pria harus seperti itu, maka ikuti saja aturan sosial yang ada di daerah tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...