Langsung ke konten utama

Kriminalitas di Era Kapitalisme

A. Pengaruh Lingkungan Sosial dan Ekonomi pada Kriminalitas

Lingkungan sosial dan ekonomi dapat mempengaruhi tingkat kriminalitas dalam masyarakat. Faktor-faktor seperti tingkat kemiskinan, ketidaksetaraan sosial-ekonomi, dan ketidakadilan sosial dapat meningkatkan kemungkinan tindakan kriminal di masyarakat. Berikut adalah beberapa pengaruh lingkungan sosial dan ekonomi pada kriminalitas:

  • Kemiskinan: Orang-orang yang hidup dalam kemiskinan cenderung lebih rentan terhadap tindakan kriminal karena kurangnya akses terhadap sumber daya, peluang ekonomi yang terbatas, dan kebutuhan hidup yang tidak terpenuhi. Mereka dapat terpaksa melakukan tindakan kriminal untuk memenuhi kebutuhan hidup atau mencari nafkah.
  • Ketidaksetaraan Sosial-Ekonomi: Ketidaksetaraan sosial-ekonomi, seperti kesenjangan pendapatan yang besar antara kelas sosial, dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya tindakan kriminal. Orang-orang yang merasa terpinggirkan dan tidak mampu bersaing dalam lingkungan yang penuh tekanan dapat melakukan tindakan kriminal sebagai bentuk melawan ketidakadilan sosial.
  • Ketidakadilan Sosial: Ketidakadilan sosial, seperti diskriminasi, rasisme, dan seksisme, dapat menghasilkan kemarahan dan ketidakpuasan di masyarakat. Orang-orang yang merasa terdiskriminasi dan tidak dihargai oleh masyarakat dapat melakukan tindakan kriminal sebagai bentuk balas dendam atau untuk mendapatkan pengakuan sosial.
  • Kondisi Lingkungan: Kondisi lingkungan, seperti kepadatan penduduk yang tinggi, kualitas hunian yang buruk, dan lingkungan yang kurang aman, dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya tindakan kriminal. Kondisi lingkungan yang buruk dapat menghasilkan ketidaknyamanan dan ketegangan di masyarakat, yang kemudian dapat memicu tindakan kriminal.
  • Gangguan Psikologis: Lingkungan sosial dan ekonomi yang buruk dapat menyebabkan gangguan psikologis pada individu, seperti depresi, kecemasan, dan stres. Gangguan psikologis dapat meningkatkan kemungkinan tindakan kriminal, karena individu yang mengalami gangguan psikologis mungkin kurang mampu mengontrol diri atau mengambil keputusan yang tepat.

Pengaruh lingkungan sosial dan ekonomi pada kriminalitas menunjukkan bahwa perbaikan kondisi sosial dan ekonomi dalam masyarakat dapat membantu mengurangi tingkat kriminalitas. Peningkatan akses terhadap sumber daya, pengurangan ketidaksetaraan, dan perbaikan kondisi lingkungan dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih aman dan stabil.

B. Perkembangan dan Jenis Kriminalitas dalam Era Kapitalisme

Era kapitalisme telah memberikan dampak signifikan pada perkembangan dan jenis kriminalitas yang terjadi di masyarakat. Berikut beberapa perkembangan dan jenis kriminalitas yang terjadi dalam era kapitalisme:

  • Kriminalitas Ekonomi: Kriminalitas ekonomi adalah jenis kriminalitas yang berkaitan dengan pelanggaran terhadap hukum dan etika dalam bidang ekonomi, seperti penipuan, penggelapan, korupsi, insider trading, dan pencucian uang. Kriminalitas ekonomi ini berkaitan erat dengan kapitalisme karena kapitalisme mempromosikan keserakahan dan persaingan yang dapat memicu perilaku kriminal dalam mencapai tujuan ekonomi.
  • Kriminalitas Terorganisir: Kriminalitas terorganisir adalah jenis kriminalitas yang dilakukan oleh kelompok atau jaringan kriminal yang terorganisir dan seringkali melibatkan kegiatan ilegal yang berkaitan dengan narkotika, perdagangan manusia, prostitusi, perampokan, dan lain sebagainya. Kriminalitas terorganisir ini dapat terjadi karena kapitalisme menciptakan peluang bisnis ilegal yang menguntungkan.
  • Kriminalitas Lingkungan: Kriminalitas lingkungan adalah jenis kriminalitas yang berkaitan dengan pelanggaran terhadap hukum dan etika dalam pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam, seperti pencemaran lingkungan, pembuangan limbah berbahaya, pengrusakan hutan, dan lain sebagainya. Kapitalisme dapat memicu kriminalitas lingkungan karena bisnis yang mengutamakan keuntungan seringkali mengabaikan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
  • Kriminalitas Digital: Kriminalitas digital adalah jenis kriminalitas yang dilakukan menggunakan teknologi informasi dan internet, seperti penipuan online, pencurian identitas, hacking, dan lain sebagainya. Kapitalisme yang semakin tergantung pada teknologi dan internet dapat memicu kriminalitas digital karena pelaku kriminal dapat mengambil keuntungan dari celah keamanan dan privasi yang ada dalam sistem informasi.
  • Kriminalitas Jalanan: Kriminalitas jalanan adalah jenis kriminalitas yang dilakukan di tempat umum, seperti perampokan, pemerasan, kekerasan, dan lain sebagainya. Kapitalisme dapat memicu kriminalitas jalanan karena kesenjangan ekonomi yang tinggi dapat menciptakan ketidakadilan sosial dan ketidaksetaraan yang dapat memicu tindakan kriminal untuk mencapai tujuan ekonomi.
  • Kriminalitas Narkotika: Kriminalitas narkotika adalah jenis kriminalitas yang berkaitan dengan perdagangan, produksi, dan penggunaan narkotika ilegal. Kapitalisme dapat memicu kriminalitas narkotika karena permintaan pasar yang tinggi dan peluang bisnis yang menguntungkan dalam perdagangan narkotika.

Kriminalitas dalam era kapitalisme terus berkembang dan bervariasi sesuai dengan kondisi sosial dan ekonomi yang ada. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk mengatasi faktor-faktor yang memicu tindakan kriminal dalam konteks kapital

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kriminalitas dalam Kapitalisme

Kriminalitas dalam kapitalisme dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terkait dengan sistem ekonomi kapitalis itu sendiri. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi kriminalitas dalam kapitalisme:

  • Ketidakadilan Sosial dan Ekonomi: Kapitalisme dapat menghasilkan kesenjangan ekonomi yang signifikan antara kaya dan miskin, serta menimbulkan ketidakadilan sosial dalam masyarakat. Ketidakadilan sosial dan ekonomi ini dapat menjadi pemicu tindakan kriminalitas, terutama bagi mereka yang merasa terpinggirkan dan terdiskriminasi.
  • Persaingan Ekonomi yang Tinggi: Persaingan ekonomi yang tinggi dalam kapitalisme dapat menghasilkan tekanan yang besar pada individu dan kelompok untuk mencapai kesuksesan dan menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Tekanan ini dapat mengarah pada tindakan kriminal seperti penipuan, korupsi, dan pencurian.
  • Kesenjangan Sosial: Kesenjangan sosial dalam kapitalisme dapat menciptakan lingkungan yang tidak stabil dan meningkatkan risiko tindakan kriminalitas. Kelompok-kelompok yang merasa terpinggirkan dan tidak memiliki akses yang sama ke sumber daya dan kesempatan ekonomi dapat lebih rentan terhadap tindakan kriminalitas.
  • Globalisasi Ekonomi: Globalisasi ekonomi dalam kapitalisme dapat menciptakan lingkungan ekonomi yang lebih kompleks dan mempercepat arus modal dan barang di seluruh dunia. Namun, hal ini juga dapat menciptakan lingkungan yang lebih rentan terhadap tindakan kriminalitas seperti pencucian uang, perdagangan manusia, dan perdagangan narkoba.
  • Korupsi dan Kekuasaan Politik: Dalam kapitalisme, uang dan kekuasaan politik seringkali berjalan beriringan dan dapat menciptakan lingkungan korupsi yang memungkinkan tindakan kriminalitas. Korupsi dalam bidang politik dan kekuasaan dapat menghalangi penegakan hukum dan memperburuk masalah kriminalitas di masyarakat.
  • Ketergantungan pada Teknologi: Kapitalisme seringkali sangat bergantung pada teknologi, seperti internet dan media sosial, yang dapat membuka celah bagi tindakan kriminalitas baru seperti kejahatan siber dan penipuan online.

Faktor-faktor di atas dapat saling berinteraksi dan saling memperkuat, menciptakan lingkungan yang lebih rentan terhadap tindakan kriminalitas. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian yang serius dalam merancang kebijakan yang dapat mengatasi faktor-faktor tersebut dan mencegah terjadinya tindakan kriminalitas dalam kapitalisme.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...