Langsung ke konten utama

Kondisi Masyarakat Masa Kini dalam Pandangan One Dimension Man

 A. Kondisi masyarakat pada masa kini

Analisis One-Dimensional Man tentang kondisi masyarakat pada masa kini menggambarkan bahwa masyarakat modern cenderung hidup dalam keadaan yang terkendali dan teratur, namun kehilangan kemampuan untuk berpikir secara kritis dan bertindak dalam masyarakat. Hal ini disebabkan oleh adanya sistem teknologi dan ekonomi yang sangat mengintegrasikan masyarakat ke dalam struktur yang terpusat dan otoriter, serta didukung oleh gaya hidup konsumerisme dan hiburan massa.

Marcuse menjelaskan bahwa kecenderungan manusia untuk menjadi lebih terlibat dalam konsumerisme dan materialisme, serta hiburan massa, menjadikan mereka lebih tertarik pada kepuasan instant dan kehidupan yang terkendali. Masyarakat modern cenderung hidup dalam keadaan yang monoton dan teratur, tanpa ruang untuk berpikir secara kritis dan menciptakan perubahan yang signifikan dalam masyarakat.

Selain itu, teknologi dan kemajuan ekonomi telah memberikan kemakmuran material yang besar, namun juga mengarah pada dehumanisasi manusia dan penindasan individu yang dianggap "keluar dari garis". Masyarakat modern cenderung hidup dalam tatanan yang sangat terpusat dan otoriter, di mana kebebasan dan kemanusiaan terkekang oleh sistem yang terintegrasi dan terkendali.

Namun, Marcuse juga mengungkapkan bahwa manusia memiliki potensi untuk mengubah kondisi masyarakat dan memperjuangkan kebebasan dan kemanusiaan. Ia menekankan bahwa penting bagi manusia untuk berpikir secara kritis dan melawan One-Dimensional Man dengan mengembangkan kesadaran kritis dan menciptakan perubahan yang signifikan dalam masyarakat.

B. Perkembangan teknologi sebagai faktor utama dalam menciptakan One-Dimensional Man

Perkembangan teknologi merupakan salah satu faktor utama dalam menciptakan kondisi One-Dimensional Man seperti yang dijelaskan oleh Herbert Marcuse. Teknologi yang semakin canggih dan maju telah memberikan pengaruh besar terhadap kehidupan manusia dan membentuk cara berpikir serta pandangan manusia terhadap dunia.

Seiring dengan kemajuan teknologi, manusia semakin terkait erat dengan dunia digital, dan kehidupan menjadi semakin terpusat pada teknologi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, seperti internet dan media sosial, telah memberikan banyak manfaat bagi manusia, namun juga memengaruhi cara pandang dan pola pikir manusia dalam hidup sehari-hari.

Menurut Marcuse, perkembangan teknologi yang semakin canggih dan maju telah memberikan pengaruh besar terhadap masyarakat modern dalam hal pemikiran, perilaku, dan budaya. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menciptakan kemampuan manusia untuk memperoleh informasi secara instan dan menghubungkan dengan orang lain di seluruh dunia. Namun, teknologi juga telah menciptakan pola pikir manusia yang terjebak dalam satu dimensi, di mana manusia lebih terfokus pada kebutuhan materi, kesenangan instan, dan gaya hidup konvensional.

Pada akhirnya, kemajuan teknologi telah mengubah cara manusia berpikir, merasakan, dan bertindak dalam masyarakat. Meskipun ada banyak manfaat yang dihasilkan oleh kemajuan teknologi, namun juga penting bagi manusia untuk berpikir secara kritis dan sadar akan dampak teknologi terhadap kehidupan sehari-hari.

C. Menelusuri dampak dari konsumerisme, kapitalisme, dan media massa dalam menciptakan One-Dimensional Man

One-Dimensional Man muncul sebagai hasil dari berbagai faktor yang mempengaruhi masyarakat modern, termasuk konsumerisme, kapitalisme, dan media massa. Konsumerisme, yang didorong oleh tuntutan untuk pemenuhan kebutuhan material dan peningkatan kemakmuran, mempengaruhi cara pandang manusia dan nilai-nilai yang mereka anut. Hal ini dapat mengakibatkan kecenderungan untuk memandang segala sesuatu dari perspektif pasar dan nilai material, serta mengejar kepuasan instant yang kurang mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang.

Di sisi lain, kapitalisme mengejar efisiensi dan produktivitas dengan cara yang kurang memperhatikan kebutuhan manusia, memperlakukan manusia sebagai alat produksi semata, dan mengintegrasikan individu ke dalam struktur sosial yang terpusat dan otoriter. Hal ini menyebabkan manusia kehilangan kemampuan untuk berpikir secara kritis, merespons perubahan, dan menciptakan perubahan dalam masyarakat.

Sementara itu, media massa memiliki peran penting dalam membentuk pandangan manusia tentang dunia. Media massa seringkali menciptakan naratif tertentu yang didukung oleh kepentingan komersial dan politik tertentu. Hal ini dapat menghambat kemampuan manusia untuk berpikir secara kritis dan mempertanyakan kondisi masyarakat yang ada.

Dalam One-Dimensional Man, Marcuse menekankan bahwa faktor-faktor ini bersama-sama menciptakan kondisi yang menghambat kemampuan manusia untuk berpikir secara kritis, menciptakan perubahan, dan memperjuangkan kebebasan dan kemanusiaan dalam masyarakat. Marcuse menyatakan bahwa konsumerisme, kapitalisme, dan media massa adalah "senjata paling ampuh" dalam menciptakan One-Dimensional Man.

Referensi:

  • Marcuse, H. (1991). One-Dimensional Man: Studies in the Ideology of Advanced Industrial Society. Beacon Press.
  • Kellner, D. (1995). Media culture: Cultural studies, identity, and politics between the modern and the postmodern. Routledge.
  • Horkheimer, M., & Adorno, T. W. (2002). Dialectic of enlightenment: Philosophical fragments. Stanford University Press.
  • Jhally, S. (1994). The Codes of Advertising: Fetishism and the Political Economy of Meaning in the Consumer Society. Routledge.
  • Turkle, S. (2011). Alone Together: Why We Expect More from Technology and Less from Each Other. Basic Books.
  • Kellner, D. (1984). Herbert Marcuse and the crisis of Marxism. University of California Press.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...