Langsung ke konten utama

Keinginan itu bias

Semua orang pasti memiliki sebuah impian atau keinginan yang ingin dicapai. Manusia memiliki keinginan di dalam dirinya karena manusia adalah makhluk yang egois. Tanpa adanya rasa ego maka ia tidak memiliki keinginan yang mana ia hidup berdasarkan kemauannya orang lain. Mungkin kita sering kali menganggap bahwa ego adalah sesuatu yang negatif, karena memang pada akhirnya ego itu hanya mementingkan kepentingan diri sendiri tanpa memperhatikan kondisi sekitar. Namun bukan berarti ego itu mutlak sesuatu yang buruk. Ego itu bisa menjadi sesuatu yang baik jika memang keinginan yang diinginkan adalah baik, jadi tergantung apa yang kita inginkan. Patokan apakah keinginan itu baik atau tidak tentu keinginan baik itu tidak hanya ego untuk mementingkan diri sendiri namun juga mempertimbangkan orang di sekitar. 

Keinginan juga adalah sebuah kehendak manusia atas dasar kemauannya sendiri. Namun keinginan yang murni dalam hati tanpa diinterfensi itu memang sulit untuk dilakukan. Setiap keinginan pasti ada alasannya mengapa kita menginginkannya. Seorang yang menyukai sang idola dan menginginkan ia bertemu dengan sang idola bukan karena tanpa sebab, pasti ada suatu alasan mengapa kita menginginkannya. 

Mungkin ini bisa kita kaitkan dengan hegemoni yang mana keinginan itu muncul karena sebab hegemoni. Seorang petani yang ingin memiliki sebuah mobil bukan berarti karena ia membutuhkannya mungkin tujuannya agar terlihat terhormat di mata orang sekitarnya. Ini adalah sebenarnya adalah sebuah logika borjuis yang mana banyak yang mengakui bahwa menjadi borjuis itu adalah lambang kebahagiaan. 

Perlu kita sadari bahwa banyak sekali keinginan-keinginan yang ada di kepala kita namun hanya sedikit yang tercapai bahkan yang tercapai itu hanya sedikit yang berguna dalam kehidupan. Pada awalnya kita senang dengan keinginan dalam benak pikiran namun setelah tercapai justru malah mengecewakan.

Sebuah kekecaewaan dalam sebuah keinginan itu terjadi karena ada bias di dalamnya. Kita menganggap bahwa keinginan kita sesuai apa yang dipikirkan namun ternyata tidak demikian. Keinginan yang bias itu terjadi karena sebab pengaruh dari orang lain. Kita ingin menjadi orang kaya karena melihat orang kaya itu terlihat bahagia dan dalam pikiran kita menjadi orang kaya itu hidupnya terjamin dan tidak ada masalah. Padahal tidak demikian yang mana belum tentu menjadi kaya itu bahagian, bisa kita lihat banyak orang kaya justru keluarganya tidak bahagia. 

Dari sini bias keinginan terjadi kerena pengetahuan empiris mengenai keinginan itu dikesampingkan sedangkan hasrat justru memainkan sebuah imajinasi yang mana menjadi kaya itu akan bahagia kekal abadi. Keinginan itu memang letaknya dalam pikiran, yang mana pikiran ini memang adalah sebuah alam bebas manusia yang mana tidak ada yang bisa mengganggu pikiran manusia selain dirinya sendiri.

Namun bukan berarti pikiran yang bebas ini dibiarkan liar begitu saja tanpa dimasuki sisi lainnya seperti ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional kemudian kita tidak memfilternya dengan dua hal tersebut. Ketika keinginan tanpa ada filter dan pengetahuan yang mempuni di dalamnya. Maka yang terjadi hanyalah keinginan yang memperbudak. 

Selama manusia memiliki hasrat dan indrawi maka keinginan akan terus bermunculan. Apalagi jika hidup di kota yang mana penduduknya beragam. Semakin penduduk itu beragam maka semakin banyak keinginan yang ingin dicapai. Ini menjadi sebuah alasan mengapa orang kota jauh lebih banyak kebutuhannya ketimbang orang desa karena masyarakat desa tidak terlalu banyak keinginan. Pada dasarnya baik masyarakat kota maupun desa memiliki kebutuhan yang sama namun memiliki keinginan yang berbeda. 

Namun hari ini dengan adanya kecanggihan media sosial maka pola pikir masyarakat oun berubah terutama masyarakat desa yang mana ia terpengaruh oleh keinginan masyarakat kota sedangkan masyarakat kota menginginkan hidup di desa. Mengapa ini terjadi, hal ini karena sesuatu yang dimiliki sudah menjadi sesuatu yang tidan diinginkan karena menganggap apa yang dimiliki adalah sesuatu yang mengecewakan, kemudian ia menginginkan sesuatu yang bias dan berharap sesuatu yang bias itu menyenangkan. Orang kota menginginkan kehidupan desa ini sesungguhnya adalah sesuatu yang bias. Bias dalam artian mereka belum pernah tinggal di desa dan tidak tahu menahu soal desa. Yang ia bayangkan adalah desa kehidupannya makmur bebas dari bising polusi dan tetangga yang ramah. 

Keinginan itu memang sesuatu yang bias, karena keinginan adalah sesuatu yang belum dirasakan namun ingin dirasakan. Meski belum merasakannya alangkah baiknya memang menanyakan kepada orang yang sudah merasakannya. Karen kita tidak tahu apakah itu adalah sebuah jebakan atau keindahan. Setidaknya ada gambaran dalam benak pikiran, tidak hanya sekedar khayalan belaka, namun apa yang diketahui adalah buah fakta. Menginginkan sesuatu kemudian mencari tahunya dahulu itu lebih baik daripada mencapainya. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...