Langsung ke konten utama

Kapitalisme dan Kriminologi

A. Kapitalisme dan Kriminologi

1. Konsep Kapitalisme dalam Kriminologi

Konsep Kapitalisme dalam Kriminologi mengacu pada analisis kriminologi tentang hubungan antara kapitalisme dan kriminalitas. Kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang berdasarkan pada kepemilikan pribadi dan penggunaan modal untuk tujuan menghasilkan keuntungan. Namun, kapitalisme juga memberikan dampak pada terjadinya kriminalitas, baik dalam bentuk individu maupun perusahaan. Oleh karena itu, dalam kriminologi, kapitalisme sering diidentifikasi sebagai penyebab mendasar kriminalitas.

Teori Kriminologi tentang Kapitalisme mencakup beberapa pandangan seperti teori anomie, teori konflik, dan teori kontrol sosial. Teori anomie mengatakan bahwa ketidaksesuaian antara tujuan sosial dan cara mencapainya dapat menyebabkan kecenderungan untuk melakukan tindakan kriminal. Teori konflik berpendapat bahwa adanya ketidaksetaraan dalam distribusi sumber daya ekonomi, dapat memicu ketegangan dan konflik sosial yang kemudian dapat berujung pada tindakan kriminal. Sementara teori kontrol sosial mengatakan bahwa tindakan kriminal dilakukan karena lemahnya kontrol sosial terhadap individu atau perusahaan yang diuntungkan oleh sistem kapitalisme.

Namun, pandangan kriminologi tentang kapitalisme juga dapat beragam dan kontroversial. Beberapa peneliti berpendapat bahwa kriminalitas bukanlah dampak langsung dari kapitalisme, melainkan lebih berkaitan dengan faktor-faktor individual seperti kemiskinan dan ketidakadilan sosial. Sementara yang lain mengatakan bahwa kapitalisme dapat memberikan tekanan pada perusahaan dan individu untuk melakukan tindakan kriminal demi mempertahankan dan meningkatkan keuntungan mereka.

Secara keseluruhan, Konsep Kapitalisme dalam Kriminologi menunjukkan bahwa adanya hubungan kompleks antara kapitalisme dan kriminalitas. Dalam kriminologi, penting untuk memahami hubungan ini agar dapat mengembangkan strategi untuk mencegah dan menanggulangi tindakan kriminal dalam konteks kapitalisme.

2. Hubungan antara Kapitalisme dan Kriminalitas

Kapitalisme dan kriminalitas memiliki hubungan yang kompleks dan saling mempengaruhi satu sama lain. Beberapa teori kriminologi mengaitkan perkembangan kapitalisme dengan peningkatan kriminalitas, terutama dalam hal kejahatan ekonomi. Berikut adalah beberapa hubungan antara kapitalisme dan kriminalitas:

Ketimpangan Ekonomi Kapitalisme cenderung menciptakan ketimpangan ekonomi, dimana sebagian kecil orang atau perusahaan menguasai sebagian besar sumber daya dan kekayaan. Ketimpangan ini dapat mendorong munculnya kriminalitas, terutama kejahatan ekonomi seperti korupsi, pencucian uang, dan penipuan.

Persaingan Bisnis Persaingan bisnis yang ketat di dalam kapitalisme dapat mendorong perusahaan atau individu untuk melakukan tindakan ilegal demi memenangkan persaingan. Tindakan tersebut dapat termasuk pencurian rahasia bisnis, pelanggaran hak cipta, dan tindakan monopoli.

Ketergantungan Pada Konsumsi Kapitalisme cenderung menciptakan kebutuhan konsumen yang terus meningkat, dan hal ini dapat mendorong munculnya kriminalitas seperti perdagangan narkoba dan kejahatan terkait konsumsi.

Dampak Sosial Kapitalisme dapat menciptakan dampak sosial yang merugikan, seperti pengangguran dan kemiskinan, yang dapat mendorong munculnya kriminalitas. Selain itu, kebijakan pemerintah yang cenderung mendukung kepentingan korporasi juga dapat menyebabkan munculnya tindakan kriminal.

Sistem Hukum Sistem hukum dalam kapitalisme juga dapat memengaruhi tingkat kriminalitas. Beberapa kritikus mengatakan bahwa sistem hukum dalam kapitalisme cenderung lebih memihak pada kepentingan korporasi dan terlalu berat terhadap kejahatan kecil, sementara kejahatan besar yang dilakukan oleh perusahaan cenderung diabaikan.

Dalam kesimpulannya, hubungan antara kapitalisme dan kriminalitas memang rumit dan tidak mudah dipahami. Namun, penting bagi kita untuk memahami hubungan ini agar dapat mengembangkan strategi yang efektif dalam mencegah dan menanggulangi kriminalitas dalam konteks kapitalisme.

3. Teori Kriminologi tentang Kapitalisme

Teori Kriminologi tentang Kapitalisme mengkaji hubungan antara kapitalisme dan kriminalitas, serta dampak sosial dan ekonomi dari sistem ekonomi ini pada tingkat kriminalitas dalam masyarakat. Berikut beberapa teori kriminologi yang berkaitan dengan kapitalisme:

Teori Konflik: Teori ini menekankan bahwa kriminalitas terjadi akibat adanya ketidakadilan sosial, ketidaksetaraan, dan konflik antara kelompok-kelompok yang berbeda. Kapitalisme dianggap sebagai sumber utama konflik sosial dan ketidaksetaraan, yang mengarah pada tindakan kriminal oleh kelompok-kelompok yang merasa terpinggirkan.

Teori Strain: Teori ini mengajukan bahwa kriminalitas terjadi akibat adanya tekanan sosial dan ketidaksetaraan antara tujuan yang diinginkan dan sumber daya yang tersedia untuk mencapainya. Dalam konteks kapitalisme, tekanan sosial yang dihasilkan dari ketidakadilan ekonomi dan kesenjangan sosial ekonomi dapat mengarah pada tindakan kriminal sebagai upaya mencapai tujuan ekonomi yang tidak tercapai.

Teori Etika Protestan: Teori ini mengkaji dampak nilai-nilai dan budaya kapitalisme terhadap kriminalitas. Menurut teori ini, kapitalisme mempromosikan nilai-nilai seperti kerja keras, keserakahan, dan persaingan yang mengarah pada pencapaian tujuan ekonomi yang dikejar dengan cara yang tidak selalu legal. Hal ini kemudian dapat mengarah pada tindakan kriminal.

Teori Pelestarian Stigma: Teori ini mengkaji bagaimana stigma sosial dapat mempengaruhi tindakan kriminal. Dalam konteks kapitalisme, individu atau kelompok yang dipandang sebagai "gagal" dalam mencapai sukses ekonomi atau sosial dapat mengalami stigmatisasi sosial yang dapat memicu tindakan kriminal sebagai bentuk melawan stigma dan mencapai pengakuan sosial.

Teori Labeling: Teori ini menekankan bahwa tindakan kriminal dapat terjadi akibat proses labeling dan kriminalisasi oleh sistem hukum dan sosial. Dalam konteks kapitalisme, individu atau kelompok yang dianggap mengancam keamanan dan stabilitas ekonomi seringkali dijadikan target label kriminal dan kriminalisasi oleh kekuatan politik dan ekonomi yang berkuasa.

Semua teori di atas menunjukkan bahwa kapitalisme memiliki dampak yang signifikan pada tindakan kriminalitas di masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian yang serius dalam merancang kebijakan kriminalitas yang dapat mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan kriminal dalam konteks kapitalisme.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...