Langsung ke konten utama

Konsep Dasar Dalektika Alam

 

A. Pengertian dialektika alam

Dialektika alam adalah konsep filosofis yang dikembangkan oleh seorang filsuf, ekonom, dan teoretikus sosialisme Karl Marx dan Friedrich Engels. Konsep ini dijelaskan dalam karya mereka yang terkenal, yaitu Das Kapital dan Anti-Dühring. Dialektika alam adalah cara untuk memahami perubahan dan perkembangan dalam alam semesta dengan memandangnya sebagai suatu proses yang selalu berubah dan bertentangan.

Dalam konsep dialektika alam, alam semesta dipandang sebagai suatu kesatuan yang berubah dan terus berkembang melalui proses perubahan yang bertentangan. Konsep ini menekankan bahwa alam semesta selalu mengalami perubahan melalui proses yang disebut sebagai "lawan-lawan yang saling bertentangan". Dalam proses ini, unsur-unsur yang bertentangan berperang satu sama lain, namun pada akhirnya akan terjadi sintesis yang menghasilkan sesuatu yang baru.

Menurut Engels, dialektika alam adalah suatu proses di mana perubahan dihasilkan oleh pertentangan antara dua unsur yang saling bertentangan dan saling tergantung satu sama lain. Proses ini menghasilkan sintesis baru yang lebih tinggi dari unsur-unsur yang saling bertentangan. Proses ini terus berulang dan menghasilkan perubahan dan perkembangan dalam alam semesta.

B. Asal usul dan perkembangan konsep dialektika alam

Dialektika alam adalah konsep filsafat yang dikembangkan oleh Karl Marx dan Friedrich Engels pada abad ke-19. Konsep ini berfokus pada hubungan dinamis antara alam dan masyarakat manusia, serta bagaimana hubungan ini dapat memengaruhi perkembangan sosial dan ekonomi.

Asal usul konsep dialektika alam dapat ditelusuri hingga filsuf Yunani kuno, Heraclitus, yang memandang bahwa dunia terus berubah dan bahwa konsep yang bertentangan dapat bersatu menjadi satu. Konsep ini kemudian dikembangkan oleh Georg Wilhelm Friedrich Hegel pada abad ke-19, yang melihat bahwa konflik antara tesis dan antitesis dapat memunculkan sintesis yang baru.

Kemudian, Karl Marx dan Friedrich Engels mengembangkan konsep ini lebih lanjut, khususnya dalam kaitannya dengan hubungan manusia dengan alam. Marx dan Engels melihat bahwa manusia dan alam saling terkait dan bahwa alam dapat mempengaruhi perkembangan masyarakat manusia. Konsep ini dikembangkan dalam karyanya, "Das Kapital" dan "The German Ideology".

Konsep dialektika alam juga dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa itu, khususnya dalam bidang sains alam dan fisika. Konsep ini kemudian menjadi dasar dalam pengembangan teori materialisme dialektik, yang mengasumsikan bahwa dunia nyata terdiri dari materi dan bahwa perubahan dalam dunia ini terjadi karena adanya kontradiksi dalam materi.

Kontradiksi materi terjadi ketika ada ketidakselarasan antara kebutuhan produksi yang bertumbuh dengan sumber daya alam yang terbatas. Hal ini menciptakan ketidakseimbangan dalam produksi dan distribusi barang dan jasa. Menurut Marx, kontradiksi materi adalah hasil dari sistem produksi kapitalis yang berorientasi pada keuntungan, di mana pemilik modal mengejar keuntungan yang lebih besar dengan mempekerjakan tenaga kerja dan mengambil nilai tambah sebagai keuntungan. Hal ini menyebabkan produksi tidak lagi dipandang sebagai kebutuhan sosial, melainkan sebagai sarana untuk memperoleh keuntungan semata.

Kontradiksi materi juga terkait dengan masalah eksploitasi sumber daya alam. Sumber daya alam yang terbatas dipakai secara berlebihan dan tidak efisien untuk memenuhi kebutuhan produksi yang terus meningkat. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan degradasi alam yang akan mempengaruhi ketersediaan sumber daya untuk generasi mendatang.

Untuk mengatasi kontradiksi materi, Marx mengusulkan sistem sosialis di mana produksi dan distribusi barang dan jasa didasarkan pada kebutuhan sosial, bukan pada keuntungan pemilik modal. Dalam sistem ini, produksi akan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara efisien dan berkelanjutan, tanpa mengeksploitasi sumber daya alam.

C. Konsep dasar dialektika alam

Konsep dasar dialektika alam adalah suatu konsep yang digagas oleh Karl Marx dan Friedrich Engels untuk menjelaskan hubungan antara alam dan masyarakat manusia secara dialectical atau dialektis. Konsep ini dipopulerkan oleh Vladimir Lenin dalam bukunya yang berjudul "Materialisme dan Empiriokritisisme" pada tahun 1908.

Menurut konsep dasar dialektika alam, alam merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai unsur yang saling bertentangan namun tetap saling terkait. Unsur-unsur tersebut terdiri dari benda mati, tumbuhan, dan hewan. Dalam sistem tersebut, terdapat berbagai macam proses yang terjadi secara simultan, seperti proses metabolisme, pertumbuhan, dan perubahan. Proses-proses tersebut terjadi sebagai akibat dari perjuangan antara berbagai unsur yang saling bertentangan, seperti pertentangan antara daya tarik dan tolakan, antara pertumbuhan dan kemunduran, serta antara evolusi dan devolusi.

Dalam dialektika alam, Marx dan Engels mengemukakan bahwa alam memiliki karakteristik dialectical atau dialektis. Artinya, alam selalu berubah dan berkembang karena adanya pertentangan yang terus menerus antara unsur-unsur yang saling bertentangan. Pertentangan ini melahirkan sebuah proses yang kompleks dan dinamis, sehingga alam terus berubah dan mengalami perubahan yang konstan.

Dalam konsep dasar dialektika alam, Marx dan Engels juga menekankan bahwa manusia merupakan bagian dari alam dan memiliki hubungan dialectical dengan alam. Manusia tidak bisa dipisahkan dari alam karena manusia sendiri juga merupakan suatu sistem yang terdiri dari unsur-unsur yang saling bertentangan. Selain itu, manusia juga mempengaruhi alam dan sebaliknya, alam juga mempengaruhi manusia.

Referensi:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...