Mengenai sebuah tindakan, ia biasanya berbanding lurus dengan tindakan. Tanpa adanya sebuah harapan maka manusia tidak akan bertindak, jika manusia bertindak tanpa sebuah harapan maka jatuhnya adalah sebuah pemaksaan. Apalagi du masa sekarang yang mana manusia bertindak tanpa harapan dalam artian ia bergerak tanpa harapan yang pasti. Ia hanya menjadi seorang manusia yang pasrah dengan keadaan pikirannya sudah tidak memikirkan tentang kenikmatan, yang ia pikirkan hanyalah bagaimana cara bertahan hidup.
Harapan adalah sesuatu yang tidak bisa kontrol. Ia bisa saja terwujud bisa saja tidak. Sebuah harapan yang dapat terwujud tentu tergantung dari variabel penghubung pada harapan tersebut. Semisal jika ia berharap menjadi sukses maka tentu butuh banyak variabel agar kaya, seperti misalnya variabel modal kecerdasan dan semacamnya. Semakin banyak variabel yang dimiliki dan relevan dan saling terkait maka tentu harapan itu akan semakin dapat tercapai.
Tindakan manusia untuk melakukan sesuatu demi bertahan hidup merupakan sebuh kesadaran dasar dalam menggapai harapan tentu manusia mestinya harus lebih dari survive dalam menggapai harapan. Menggapai sebuah harapan, ada beberapa tingkatan yang tiap orang berbeda-beda.
Harapan hidup merupakan tingkatan yang paling rendah dalam kehidupan. Manusia yang berada pada level ini tidak berbeda jauh dengan hewan. Salah satu kemampuan dasar makhluk hidup tentunya adalah bagaimana cara ia dalam mempertahankan hidupnya. Manusia pada level ini ia hidup hanya memenuhi kebutuhan perutnya saja. Ia tidak memikirkan mengenai tentang harapan yang lebih besar lagi. Hampir sebagian besar manusia berada pada tahap harapan ini. Sebuah harapan ini menjadi sebuah indikasi apakah masyarakat itu sejahtera atau tidak. Ketika masyarakat tersebut masih berada pada level ini tandanya kehidupan sosial tersebut masih terbilang rendah kesejahteraannya. Ada beberapa sebab mengapa ada orang yang bertahan pada tahapan ini.
Pertama, karena struktur sosial. Kita tahu bahwa terjadinya kemiskinan di suatu daerah karena adanya sebuah ketimpangan sosial, yang mana mereka harus hidup berada pada garis kemiskinan. Pada kondisi ini sebenarnya bukan kemauan mereka seperti ini namun jika ingin berubah pun juga sulit jika struktur sosialnya tidak berubah.
Mereka berada pada dua kesadaran yakni ia sadar bahwa dirinya lemah dan kemudian ia juga sadar bahwa ada sesuatu yang kuat mengontrol ia dan ia tidak bisa melawannya. Memang butuh harapan lain untuk membantu mereka dimana orang kaya mestinya bisa meningkatkan harapan mereka dari harapan materialistis menuju harapan sosialis. Antara harapan yang satu dengan lainnya sebenarnya bukanlah sesuatu yang terpisah, ia adalah sebuah satu kesatuan yang mana dari satu harapan manusia lainya itu saling terkait dengan harapan manusia yang lainnya
Kedua, karena budaya. Mengenai budaya ini sebenarnya bisa negatif bisa juga positif tergantung bagaimana kita memandangnya. Sebuah budaya terkadang mungkin kita anggap buruk namun bagi yang masuk pada budaya tersebut maka dianggap baik. Ketika seseorang masuk kepada kelompok dan menyatu dengan budaya setempat, ini sebenarnya terjadi sebuah bias sosial yang mana ia berpikir berdasarkan apa yang dirasa.
Seseorang yang hidup pada budaya miskin maka ia anggap bahwa miskin merupakan sesuatu yang dianggap benar. Ia menganggap bahwa tidak ada yang bisa dirubah dari kebudayaan tersebut yang bisa mereka lakukan adalah melestarikan budaya tersebut. Selama di dalam sana tidak ada yang sadar dan tidak ingin merubah maka selamanya budaya itu akan tetap ada.
Dari pada kemiskinan struktural, mungkin kemiskinan dari budaya ini lebih sulit untuk diberantas. Ia sudah mengakar kuat pada pikiran manusia bahkan menjadi sebuah harapan pada dirinya atau bahkan tanpa harapan. Harapannya mungkin dapat melestarikan budaya tersebut namun ketika sudah mengakar kuat maka ia menjadi manusia yang berjalan tanpa arah.
Orang hang lemah tanpa kekuatan apa-apa ia hanya bisa berharap bagaimana agar ia dapat bertahan hidup. Ia tidak berbeda dengan hewan lain, bahkan memang benar bahwa kemiskinan itu dapat memperbudak seseorang. Seseorang rela melakukan apapun bahkan pekerjaan sekotor apapun hanya demi mempertahankan hidupnya dan ini memang sungguh ironis dan dari dulu sampai sekarang selalu saja ada dan terjadi lagi.
Komentar
Posting Komentar