Dalam kehidupan di bumi ini manusia tidak dapat hidup tanpa adanya sumber daya alam. Allah telah memberikan dan menciptakan segala kebutuhan yang di dunia ini semuanya sudah disiapkan oleh Allah SWT. Apa yang telah diberikan Allah SWT. kepada manusia tentunya tidak boleh digunakan semaunya. Pearl ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih dalam mengelolanya.
Di era modern ini tentunya teknologi semakin canggih dan semakin berkembang pesat. Semakin maju masyarakat, maka semakin besar pula ketergantungan masyarakat terhadap energi. Suatu negara dikatakan maju apabila negara tersebut mampu mengelola sumber energi dengan baik dan benar tanpa merusak alam sekitar.
Energi bukan hanya menjadi hajiyah, tetapi juga menjadi kebutuhan yang sudah masuk kedalam tingkatan dharuriyyah. Sebelum era modern manusia menggunakan sumber energi dengan terbatas. Dengan cara tradisional manusia memanfaatkan alam tanpa harus melakukan rekayasa dan eksploitasi. Mereka membutuhkan energi hanya sebatas tingkatan hajiyah.
Seiring berjalannya waktu, manusia menciptakan berbagai teknologi untuk mengelola sumber energi. Bukan hanya memanfaatkan apa yang ada di permukaan bumi, tetapi juga memanfaatkan apa yang terdapat di dalam tanah seperti batu bara, minyak, emas, perak, besi dan lainnya.
Perlu kita sadari bahwa, semaki maju peradaban maka ketergantungan terhadap sumber energi semakin besar. Ketika hal tersebut terjadi, maka manusia akan melakukan segala bentuk cara seperti merekayasa dan mengeksploitasi. Tentunya apa bila dilakukan secara terus menerus, maka energi ini akan menjadi dharuriyyah. Ketika hal terbut terjadi, kemudian manusia tidak bisa hidup dan memenuhi kebutuhannya.
Itulah sebabanya sejak 1400 tahun yang lalu Rasulullah SAW. telah mengingatkan kepada kita sebagai umatnya untuk berserikat dalam tiga hal yaitu; air, rumput (pohon) dan api (bahan bakar). Seperti yang diriwayatkan dari Ibnu Annas R.A berkata sesungguhnya Nabi Muhammad SAW. bersabda:
Dalam hadis di atas Rasulullah SAW. memberi pesan kepada umatnya agar manusia berhati-hati dalam memanfaatkan tiga hal yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan. Tiga hal tersebut harus dalam penguasaan negara. Negara semestinya dapat memanfaatkan tiga elemen yang telah dianugerahkan Allah SWT. untuk kepentingan hambanya.
Energi fosil merupakan salah satu unsur yang dieksploitasi manusia. Sejak mesin uap di Ciptakan, manusia banyak menggunakan energi fosil untuk kendaraan dan mesin pabrik. Jika energi fosil ini sering digunakan, maka cadangan cadangan energi yang ada dalam perut bumi cepat atau lambat akan habis.
Bahkan jika ekspolitasi yang terus dilakukan, bukan hanya habis tetapi akan merusak ekosistem yang ada. Hal ini tentunya sudah terjadi dan kita alami terutama di daerah-daerah yang memiliki kaya akan sumber daya alam. Masyarakat yang daerahnya memiliki sumber daya alam seharusnya mendapatkan manfaat dari hal tersebut, tetapi justru malah sebaliknya malah masyarakat setempat yang terkena dampak buruknya.
Untuk mengurangi resiko yang lebih besar, umat Islam harus bersama-sama memikirkan serta melakukan gerakan untuk megurangi ketergantungan pada energi yang tidak dapat diperbaharui. Sehingga kesadaran dalam menjaga alam merupakan kewajiban setiap individu manusia.
Yusuf Qardhawi dalam kitab Ri’ayah al-bi’ah fiy Syariah al-islam, menyatakan bahwa dalam mengelola sumber daya alam sama halnya menjaga sumber daya alam sama seperti menjaga lima tujuan dasar Islam (maqashid asy-syaria’ah). Dalam kaidah ushul fiqh disebutkan, ma la yatimmu al-wajib illa bihhi fahuwa wajibun (sesuatu yang membawa kepada kewajiban, maka sesuatu itu hukumnya wajib).
Alam ini sejatinya memang diciptakan oleh Allah SWT. untuk keperluan manusia, tetapi bukan berarti manusia semena-meda dalam menglolanya. Sehingga pengrusakan terhadap alam merupakan bentuk dari pengingkaran ayat-ayat Allah yang berbunyi:
“dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik” (QS. Al-A’raf 7:56)
Komentar
Posting Komentar