Langsung ke konten utama

Kecerdasan Masyarakat Adat dalam Mengelola Hutan

Masyarakat moderen sering menganggap bahwa, masyarakat adat merupakan masyarakat yang terbelakang, gaptek, dan berpenampilan kusam. Padahal sejatinya setiap manusia memiliki cekerdasan serta memiliki perannya masing-masing termasuk masyarakat adat. janganlah menganggap remeh masyarakat adat karena masyarakat adat juga memiliki kecerdasan yakni kecerdasan ekologis.


Kecerdasan ekologis, merupakan kecerdasan yang menghubungkan manusia dengan seluruh unsur dan mahluk hidup lain. Manusia yang cerdas secara ekologis menempatkan dirinya sebagai control terhadap lingkungan. Kecerdasan ekologis menghendaki manusia untuk menerapkan apa yang dialaminya dan dipelajarinya tentang hubungan aktivitas manusia dengan ekosistem. Kecerdasan ekologis merupakan sebuah ekosistem yang menata emosi, pikiran, serta tindakan dalam menyikapi alam dan lingkungannya. Apa pun yang bisa kita lakukan dalam pengelolaan lingkungan hidup untuk meraih kualitas hidup dan kehidupan adalah dengan cara berpikir, bertindak dan berperilaku dalam melakukan pertimbangan ekologis. Penanganan mengenai masalah lingkungan dalam tingkat publik membutuhkan kesadaran bersama. Kebijakan terhadap suatu proyek yang memberi dampak terhadap lingkungan hidup hendaknya perlu dikaji secara matang, dengan mempertimbangkan resiko, bukan saja kepada manusia tetapi juga berdampak terhadap keseimbangan ekosistem dan keberlangsungan hidup mahluk lainnya.

Masyarakat adat sudah tahu betul apa yang dilakukan untuk menjaga alam, karena mereka hidup dan berdampingan bersama alam. Kesadaran tinggi dalam menjaga alam itu sudah melekat sejak kecil dalam diri masyarakat alam. Masyarakat adat sangat sadat diri bahwa apa yang kita lakukan terhadap alam akan mendapat timbal balik terhadap diri kita jika kita memperlakukan alam semena-mena maka alam pun akan murka. Begitupun dengan sebaliknya jika kita merawat alam dengan baik maka alam pun akan memberikan yang terbaik bagi kita.

Masyarakat adat menggunakan konsep mitos dalam menjaga alamnya. Mitos merupakan hal yang aneh dan tidak masuk akal apalagi dimasa modern ini yang semuanya serba teknologi. Padahal jika diteliti dengan lebih lanjut mitos-mitos tersebut adalah konsep dalam menjaga dan merawat alam. Mitos sebagai bagian atau manifestasi religi masyarakat mempengaruhi cara berpikir dan cara hidup masyarakat. Mitos akan menjaga moralitas masyarakat. Mitos dan pemahaman religius apa pun akan merupakan bagian dari keseluruhan sistem hidup manusia. Mitos-mitos itu seperti hutan larangan yang disakralkan sebetulnya itu mesti dilestarikan karena kalau tidak dapat berdampak pada yang lainnya.


Kearifan lokal bisa dipahami sebagai gagasan yang bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, tertanam, dan dapat diikuti oleh masyarakat adat. Kearifan lokal itu merupakan gagasan konseptual yang hidup, tumbuh dan berkembang terus menerus dalam kesadaran masyarakat serta berfungsi mengatur kehidupan. Masing-masing komunitas, memiliki kearifan lokal tersendiri dalam mengelola hutan dan lingkungan hidup mereka. sistem-sistem dalam kehidupan, pendekatan yang melihat bagian-bagian kehidupan sebagai suatu kesatuan yang holistik saling berhubungan satu sama lain, cara pandang ekologis yang bersifat spiritual, pendekatan yang menggabungkan antara pengetahuan empiris ilmiah dan pengetahuan ketimuran. Ada keterkaitan antara cara berbudaya masyarakat dengan pemahaman masyarakat terhadap persoalan fisik yang dihadapi.

Hal ini tentu saja menjadi sebuah bukti bahwa masyarakat ada sebetulnya lebih cerdas dan ahli dalam pengelolaan, pengawasan dan pemberdayaan hutan. Sehingga apa salahnya jika tugas pemantauan hutan dilakukan oleh masyarakat ada. Masyarakat adat bukan hanya sekedar tahu mengenai alam sekitar tetapi juga merasakan dan menyatu dengan alam, sehingga tidak mungkin jika masyarakat ada membuat kerusakan terhadap alam.

Semestinya kita harus belajar kepada masyarakat adat dalam mengelola, memantau dan merawat hutan karena masyarakat adat sudah hidup dan tinggal dihutan selama ratusan tahun sehingga ilmu yang mereka dapatkan berdasarkan pengalaman dan adat istiadat. Karena sudah terbukti sudah ratusan tahun masyarakat adat mampu melestarikan alam dengan bijak. Semestinya pemerintah dalam mengelola hutan itu diserahkan kepada masyarakat adat bukan malah kepada pihak swasta yang justru malah merusak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...