Langsung ke konten utama

9 Alasan Mengapa Jadi Jomblo Itu Lebih Menguntungkan

Menjadi seorang jomblo memang terasa membosankan bahkan menyedihkan. Apalagi ketika melihat banyak teman teman kamu yang sudah punya pasangan, baik itu yang masih pacaran atau sudah menikah. Tetapi buat kamu yang jomblo jangan sedih, karena ada sisi positifnya juga bila kamu menjadi seorang jomblo:

(pixabay.com)

1. Punya Banyak Waktu dengan orang yang kita sayangi

Menjadi jomblo tentunya kamu tentunya kamu tidak sendirian. Kamu masih banyak orang yang kamu harus sayangi seperti orang tua, saudara, teman dan sahabat. Mereka adalah hal yang sangat berarti tentunya bukan. Ketika kamu punya pasangan, kamu pasti akan sulit punya waktu bersama orang lain terutama orang tua. Jadi, mumpuk kamu masih jomblo sebaiknya sayangi dahulu mereka sebelum mendapatkan orang yang tepat untuk kamu nikahi.

2. Bisa Belajar Mencintai Diri Sendiri

Memang apa bedanya sih mencintai diri sendiri dengan mencintai pasangan? Tentunya hal tersebut berbeda. Orang yang sudah berpasangan belum tentu Ia bisa mencintai dirinya sendiri, terlebih lagi kalau punya pasangan yamg suka menuntut pasti akan sulit.

Mencintai diri sendiri tentunya tidak bisa dilakukan oleh orang lain karena yang memahami diri sendiri adalah kamu sendiri. Jadi, selagi kamu masih jomblo ini adalah hal yang tepat dimana kamu punya banyak waktu untuk mencintai diri sendiri. cara mencintai sendiri sebetulnya tidak susah-susah amat cukup melakukan sesuatu hal yang disukai, mungkin untuk pembahasan ini saya akan jelaskan di artikel selanjutnya. 

3. Tidak Ketergantungan Orang Lain

Menjadi seorang jomblo tentunya Ia adalah orang yang mandiri. Tidak ketergantungan sama orang lain. Ketergantungan ini adalah hal yang membuat kamu menjadi sosok yang lembek, apa-apa butuh ayang.

Jika kamu mandiri tentunya ketika melakukan sesuatu bisa dengan sendiri, tidak manja untuk dijemput, kalau jajan tinggal beli sendiri, kalau galau cari tempat hiburan. Gak perlu sama ayang yang belum tentu selau ada disamping kamu. Cukup jalan sendiri atau ajak teman saja sudah bisa.

Ketika kamu menjadi sosok mandiri, maka ketika kamu sudah mempunyai pasangan tentunya bukan menjadi beban buat kamu. Kamu bis menjadi diri sendiri tanpa harus ketergantungan dengan pasangan.

4. Hemat Uang

Kalo jomblo tenrunya Ia orang yang hemat dengan uang, karena Ia tidak ada beban untuk jajanin anak orang, tetapi berbeda halnya jika orang tersebut matre. Untuk menghemat uang sendiri, sebetulnya pinter-pinter kamu saja dalam mengatur keuangan. Kalau kamu boros percuma. Tetapi saya pikir orang jomblo itu tidak seboros orang yang pacaran.  

5. Dekat dengan Tuhan

Yang ini, tergantung kembali lagi keorangnya juga sih. Tapi memang orang yang jomblo itu bakal deket sama Tuhan karena sering doa, supaya dapat pasangan.

Ambil hikmahnya saja, bisa saja Tuhan cemburu kalau kamu deket sama yang lain dan menginginkan kamu untuk selalu dekat dengan dirinya (Tuhan). Ketika kamu menjadi sosok yang religius, semoga saja bisa dapat yang religius juga. Tuhan punya banyak cara agar hambaya menjadi manusia terbaik.

6. Fokus dengan Masa Depan

Bukan menjadi suatu alasan jika kamu masih jomblo tetapi kamu hanya merenungi nasib, kapan punya pasangan. Lebih baik fokus saja dulu untuk masa depan. Mumpung masih banyak waktu, banyak hal yang perlu kamu lakukan seperti berorganisasi, ikut platihan, jadi foluntir, magang dan masih banyak hal lainnya. Ketika kamu sudah memiliki oekerjaan dan karir kamu sudah bagus tinggal mencari pasangan hidup. 

7. Banyak Waktu untuk Mempelajari Hal Baru

Ketika kamu punya banyak waktu tentunya rugi jika kamu hany berdiam diri saja, scrolling IG, atau liat story orang lain, lebih baik kamu gunakan waktu kamu untuk mempelajari hal baru seperti ikut komunitas, jadi foluntir, magang, atau ikut oganisasi. Hal itu tentunya lebih bermanfaat tentunya apa lagi bisa menunjang masa depan kamu. 

8. Bebas Mau Pergi Kemana Saja

Namanya jomblo pasti bebas dia mau pergi kemana saja tidak ada yang mengatur seperti pacar misalnya sang selalu merengek ingin ke sana ke sini, beli ini dan itu, yang pastinya merasa tidak bebas kemana saja. Kebebasan tentunya adalah hal yang diingunkan banyak orang kan, seorang jomblo tentunya orang yang paling bebas karena dia tidak ada yang mengekang kecuali ortu. 

9. Bisa Berfikir Logis

Jomblo memang adalah orang yang berpikir logis karena Ia tidak dalam kondisi bucin. Makanya banyak orang yang pacaran meminta saran kepada jomblo karena sarannya masuk akal dan logis. Kamu yang jomblo mungkin pernah dicurhatin temannya mengenai hubungan asmaranya. 

10. Terhindar dari Dosa

perlu kita tahu bahwa yang namanya pacaran itu adalah dosa karena bukan mahram. Setiap apa yang mereka lakukan tentunya adalah dosa. Apalagi pacarannya sudah tidak sehat, tentunya hal itu malah merusak diri sendiri. Jadi kamu yang masih jomblo bersyukur bahwa tuhan masih menyayangimu dan menghindarkan kamu dari dosa.

Ok buat kamu yang jomblo jangan sedih yah ketika teman kamu sudah banyak yang berpasangan. Jadi jomblo juga sebetulnya ada sisi positifnya Sabar adalah kuncinya memperbaiki diri adalah prosesnya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filsafat Diri (Fenomena dan Nomena)

Fenomena adalah sesuatu yang sifatnya nampak dan bisa diamati. Sedangkan nomena adalah sesuatu yang tidak nampak namun bisa diamati. Fenomena itu misalnya seperti kursi, gunung, sungai dan semacamnya, sedangkan nomena seperti ilmu, sifat, pemikiran, emosi dan semacamnya.   Selain dari perwujudannya yang membedakan fenomena dan nomena adalah sisi subjektifitasnya. Fenomena hanya memiliki satu subjek saja yakni apa yang nampak, sedangkan nomena memiliki subjek yang berbeda-beda. Masing-masing orang tentu akan membunyikannya secara berbeda-beda.  Walaupun berbeda, fenomena dan nomena ini memiliki keterkaitan. Suatu fenomena jika dilihat lebih dalam dari sisi nomena maka akan menciptakan fenomena baru. Misalnya ada seorang wanita cantik dan ramah, pada awalnya mungkin kita akan mengira bahwa dia adalah orang yang baik. Tetapi ketika di telusuri dari dalam ternyata tidak seperti fenomenanya. Hal inilah yang membuat kita tertipu dan keliru, kita selalu menyimpulkan bahwa kebena...

Catatan Lapang Riset di Desa Cikeusal (Awal)

. Catatan Awal Sebuah Perjalanan di Bawah Kaki Gunung Kromong Sabtu 20 Maret 2021, pukul 12.30 saya bersama teman saya berangkat dari Pondok Pesantren Ulumuddin menuju desa yang hendak dijadikan aktifitas turun lapang, yakni desa Cikeusal. Diperjalanan tepatnya di Palimanan, kami terjebak hujan, dan memutuskan untuk meneduh di suatu warung. Pukul 13.00 di warung tersebut kita sempat berbincang-bincang sedikit dengan pemiliknya (kami lupa menanyakan namanya). Kami bertanya kepada pemilik warung rute menuju desa Cikeusal. Setelah memberitahu rute, Pemilik warung menceritakan sedikit mengenai desa Cikeusal, bahwa desa tersebut merupakan salah satu desa binaan dari pabrik Indocement, desa binaan lainnya yaitu Palimanan Barat, Cupang, Walahar, Gempol, Kedungbunder, Ciwaringin. Pada pukul 13.30 kami merasa hujan ini akan awet dan akhirnya kami memutuskan untuk berangkat menuju lokasi. Ketika menuju desa Cikeusal terlihat jalanan penuh lubang, dan banyak mobil truk pembawa batu a...

Perlukah Seorang Perempuan Memiliki Pendidikan yang Tinggi

. Dilema Perempuan antara memilih mengurus Keluarga atau Melanjutkan Pendidikan Berbicara tentang perempuan dan pendidikan, tentunya ini menjadi dua hal yang menarik untuk dibicarakan. Sejak puluhan tahun yang lalu emansipasi wanita sering disebut-sebut oleh Kartini, sehingga kemudian hal ini menjadi sesuatu yang penting oleh sebagian kalangan. Namun, pada kenyataannya, dalam banyak hal wanita masih kerap ketinggalan, seolah memiliki sejumlah rintangan untuk bisa mendapatkan sesuatu yang terbaik, salah satunya dalam bidang pendidikan. Ilustrasi (Pixabay.com) Meski sampai saat ini semua perempuan dapat mengenyam pendidikan di bangku sekolah seperti halnya pria, namun tidak sedikit juga perempuan yang enggan untuk melakukannya. Sebagian besar wanita merasa puas dengan pendidikan yang hanya menamatkan bangku SMA saja, bahkan ketika bisa menyelesaikan sarjana saja. Hanya sedikit perempuan yang punya keinginan untuk menempuh S2 dan juga S3, dan tentu saja jumlah untuk dua jenjang pendidikan...