Ini adalah pengalaman pemikiranku semasa kecil, dimana ketika kecil banyak hal yang membuat saya penasaran dengan hal apapun kalo istilahnya sih kepo. Rasa keingintahuan saya ini tidak bisa dibendung lagi. Apa yang saya lihat menimbulkan sebuah pertanyaan-pertanyaan. Misalnya seperti mainan yang bergerak, saya penasara bagaimana mainan tersebut dapat bergerak, apakah di dalamnya terdapat roh di dalamnya. Sehingga saya pun mencoba membongkar mainan tersebut dan mempelajari apa isinya dan mekanismenya. Sebetulnya masih banyak rasa penasaran saya ini. Untuk selanjutnya saya ceritakan di bawah ini.
Bagaimana Dunia ini Diciptakan dan Tuhan Itu Siapa
(pixabay.com) |
selalu merasa penasaran mengenai fenomena ini apakah beras ini sudah sejak dahulu ada dan rupanya seperti ini atau ada sebuah permulaan dimana ada yang menciptakannya. Ketika saya tanya ke orang tua mengenai asal muasal suatu benda jawabannya pasti tuhan dan segala apapun yang diciptakan di dunia ini termasuk manusia jawabannya tuhan.
Aku pun juga penasaran dengan tuhan ini, siapa kah dia, sejak kapan dia ada apakah ada yang lebih besar dari dia dan siapa yang menciptakan dia. Kadang aku berfikir tuhan itu seperti apa yah. Apakah ia sangat besar dan mampu menggennggam dunia sambil duduk dan mengawasi kita ataukah dia merupakan kumpulan roh leluhur, atau pohon besar.
Tentunya saya penasaran mengenai tuhan ini, menganai asal muasalnya apakah tuhan diciptakan oleh tuhan dan tuhan diciptakan oleh tuhan lagi dan seterusnya. Atau seperti sebuah segitiga dimana tuhan A menciptakan tuhan B dan tuhan B menciptakan tuhan C dan tuhan C menciptakan tuhan A. Hal ini tentunya menciptakan sebuah paradox yang tidak pernah selesai-selesai.
Dalam sebuah pikiran
(pixabay.com) |
Ketika kecil saya menganggap bahwa pikiran kita sebetulnya dikendalikan oleh orang lain entah itu mungkin mahluk kecil yang masuk ke dalam otak, lalu mengendalikan kita seperti robot atau dikendalikan oleh seseorang secara jarak jauh dengan teknologi yang canggih. Pemikiran ku ini mungkin gambarannya seperti film Inside Out, dimana pikiran dan perasaan kita ada yang mengendalikan.
Setiap orang pasti punya pikiran yang berbeda beda biarpun mereka hidup, lahir dan di lingkungan yang sama tentunya setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda-beda. Ketika kecil aku menganggap bahwa dunia ini hanya sebuah ilusi dimana semua manusia di dunia ini sebetulnya tidak ada, yang ada hanya saya dan pikiranku.
Tetapi terkadang aku penasaran dengan pikirannya orang lain dan membayangkan bisa memasuki alam pikirannya dan mengendalikannya lalu kemudian hidup seperti yang dilakukan orang tersebut. Hal ini memang terdengar aneh dan tidak jelas.
Siapa yang menggerakkan diriku
(depositephotos.com) |
Sebutnya saya menggerakkan tubuh ini apakah merupakan bagian dari takdir dan apakah bisa saya melawan takdir yang sudah ditentukan. Misalnya takdir saya adalah menggerakkan tangan ke kiri tetapi kemudian saya melawan takdir dengan menggerakkan tangan ke sebelah kiri. Penyataan ini sebetulnya simpel tetapi cukup rumit juha jika dibahas secara mendalam.
Jika hidup kita sudah ada yang mengatur, otomatis apa yang kita lakukan bukan kehendak kita. Ibarat mobil yang digerakkan ileh remot kontrol ia tidak bisa bergerak tanpa ada yang mengendalikannya. Sekan dunia ini seperti anak yang memainkan sebuah mainannya, lalu Ia menentukan siapa pahlawannya dan siapa yang penjahatnya dan membuat sebuah sekenario cerita.
Di alam setelah mati
(Pixabay.com) |
Ketika kecil sering berfikir mengenai bagaimana sih alam kubur itu atau kehidupan setelah mati. Apakah mereka yang telah mati itu benar-benar mati dan beristirahat selamanya, ataukah hanya pindah alam dimana aktifitasnya sebetulnya sama seperti kehidupan di dunia dan juga apakah mereka yang telah meninggal apakah mereka selalu mengawasi kita dan memperhatikan kita.
Waktu
(Pixabay.com) |
Lalu aku pun berpikir, apakah kita bisa kemasa lalu menggunakan sebuah alat dan merubah keadaan di dunia ini bahkan jangan-jangan bisajadi apa yang kita alami saat ini adalah suatu berubahan yang sebelumnya sudah terjadi. Misalnya ada orang yang meninggal karena kecelakaan, kemudian pergi ke masa lalu untuk menyelamatkan orang tersebut. Jika hal tersebut nisa terjadi, jangan-jangan saya adalah orang yang awalnya mati lalu di selamatkan. Lalu jika saya membunuh orang tua saya di masa lalu atau memisahkan ibu dan bapak saya, apakah seketika itu saya akan menghilang, jika menghilang pun tentu saja dari awal sudah tiada. Hal ini memang paradox jadinya.
Permasalahan lain misalnya, ketika saya pergi untuk bertemu dengan orang yang sama yakni diri sendiri. Apakah saya antara dulu dengan sekarang adalah sama atau seseorang dengan yang sama tetapi sebetulnya berbeda, mungkin bisa disebut dunia pararel.
Kemudian mengenai penghentian waktu, dimana ada orang yang memiliki alan dan menggunakannya untuk menghentikan sebuah waktu atau membuat dunia ini menjadi cepat atau menjadi lambat. kita Mungkin tidak merasakannya mungkin orang yang menggunakan alatnya yang merasakannya.
Dimensi Lain
(Pixabay.com) |
Selain mengenai waktu juga mengenai sebuah ruang. Apakah di dunia ini ada dimensi lain seperti yang terdapat anime isekai atau film Narnia misalnya, bahkan bisa jadi mahluk lain seperti alien. Entahlah, dunia ini begitu luas banyak yang belum kita ketahui mengenai Dunia ini.
Mungkin saja dunia ini adalah tempat dimana memiliki beberapa lapis dimensi, dimana aktivitas yang dilakukan sebetulnya berbarengan dengan makhluk lain. Misalnya seperti hantu atau jin tentunya mereka berbeda dimensi dengan kita, namun berada di tempat yang sama. Hanya tuhan yang tahu mengenai misteri dunia ini karena dialah yang menciptakannya.
Sebab Akibat
(Pixabay.com) |
Apa yang kita lakukan tentunya adalah sebab akibat. Tindakan yang kita lakukan tentunya akibat dari orang lain terhadap kita dan apa yang kita lakukan tentunya mempengaruhi tindakan orang lain. Misalnya kita belajar karena suruhan orang tua dan orang tua menyuruh anaknya karena suruhan kakek dan nenek kita, begitupun juga kita mungkin akan melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan oleh orang tua kita dimana dimasa depan kelak kita menyuruh anak-anak kita untuk sekolah.
Kita sejatinya melakukan sesuatu karena dipengaruhi oleh orang lain dan kita juga mempengaruhi orang lain juga dan terus seperti itu sehingga membentuk seperti sebuah domino yang tak berujung. Kita tidak bisa lepas dari keadaan ini dan selamanya akan terikat, namun hal ini juga tergantung pada diri juga karena kita juga punya kehendak siapa yang boleh mempengaruhi kita dan siapa yang kita jauhi agar tidak terpengaruh.
Material dan Non Material
(Istockphoto.com) |
Ketika saya pikirkan, apakah manusia bis menciptakan dari bahan yang tidak ada kemudian bahan itu muncul tiba-tiba tanpa ada bahan dasarnya, katakanlah seperti sulap misalnya. Tentunya ini adalah hal yang sulit dinalar oleh logika. Yang bisa kita lakukan saat ini hany percaya bahwa tuhan lah yang menciptakan yang tidak ada menjadi ada.
Imajinasi yang Nyata
(Pixabay.com) |
Imajinasi memang sering dianggap ilusi belaka, namun apakah imajinasi yang dipikirkan dapat menjadi sebuah kenyataan. Tentu hal terbut mungkin bisa, karena buktinya teknologi, karya seni, cerita, film, dan lainnya berasal dari imajinasi. Imajinasi itu merupakan bahan pertaman dalam menciptakan sesuatu. Tanpa imajinasi, maka hidup akan menjadi membosankan.
Namun, imajinasi yang dianggap nyata bisa saja menjadi hal yang bebahaya seperti misalnya kita melihat hal film horor dan kemudian menganggap hantu-hantu yang ada di film muncul dan menyerang. Ketika saya kecil tentu hal itu dianggap nyata dan membuat saya menjadi penakut. Namun imajinasi yang ditakutkan juga bisa menjadi hal yang positif misalnya hari kiamat dan siksa neraka. Tentunya adanya ketakutan tersebut semestinya menjadi hal yang positif agar kita mendekatkan diri ke maha kuasa.
Jika dibaca dari awal sampai akhir, pikiran-pikiran ini memang terasa aneh dan sulit dicerna. Saya tidak habis pikir kok bisa-bisany saya ketika kecil berfikir seperti itu. Entah apakah pemikiran anak kecil lainnya apakah mereka berpikir seperti saya ataukah hanya saya saja yang merasakan ini mungkin bisa diungkapkan di kolom komentar....
Komentar
Posting Komentar