Langsung ke konten utama

Prilaku yang Perlu Kita Hindari saat Membeli Barang

Membeli barang merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh banyak orang. Tujuan setiap orang membeli suatu barang tentunya berbeda-beda, namun alangkah lebih bijaknya dalam membeli suatu barang bukan hanya sekedar kesenangan saja, namun juga kita perlu mempertimbangkan untuk apa membeli barang tersebut. Terkadang orang membeli barang lalu dibuang begitu aja karena tidak sesuai ekspetasi. Untuk lebih jelasnya sapa saja sih prilaku yang perlu kita hindari dalam membeli barang. 

(Pixabay.com)

1. Yang Penting Murah

Biasanya seseorang banyak membeli barang karena hargannya murah atau diskon besar-besaran. Menilai sebuah barang tentunya jangan hanya dari segi harganya saja, tetapi juga kualitas. Terkadang barang murah atau barang yang diskon adalah barang yang tidak laku dibeli atau sedikit cacat sehingga mengurangi kualitas barang. 

Lebih baik kita memilih barang dengan bijak yang di pikirkan kualitasnya. Karena beli barang murah kalau kualitas jelek maka gak akan bertahan lama. Malah jadinya mengeluarkan biaya lagi untuk barang yang sama. Daripada sepertibitu, lebih baik mencari barang yang berkualitas. Gak apa-apa mahal juga yang penting awet.

2. Mengoleksi banyak barang

Kebiasaan ini biasanya banyak dilakukan oleh kaum perempuan. Perempuan bisanya senang mengoleksi baju, tas, sepatu, dan masih banyak lagi. Bukan hal yang dilarang memang membeli barang tersebut, namun jika membeli tetapi jarang memakainya karena saking banyaknya barang tentunya menjadi hal yang kurang bermanfaat. Malahan menjadi menumpuk di rumah dan akhirnya hany menjadi sampah. 

Semestinya jika ingin membeli barang yang baru, terlebih dahulu menjual atau membuang barang barang yang lama atau biar bermanfaat lebih baik memberikannya kepada yang membutuhkan. 

3. Membeli karena trend dan brand

Membeli barang karena trend dan brend ini biasanya lebih ke anak muda sekarang. Anak muda saat ini lebih senang membeli barang yang memiliki brand yang terkenal atau yang lagi hits walaupun harganya mahal. 

Sebetulnya mau barang itu itu bermerek atau pun tidak tetap saja fungsinya sama. Memang dari segi kualitas bisa saja kalah hanya saja perhatikan keuangan diri juga. Kalau mau gaya sesuaikan juga dengan isi dompet.

4. Membeli barang yang tidak dibutuhkan

Terkadang kita terbujuk rayu oleh sales marketing yang menjual barang-barang unik, namun sebetulnya kita tidak perlukan. Misalnya aja seperti membeli alat pembuat roti yang sebetulnya gak butuh-butuh amat untuk dibeli. Apalagi orang Indonesia yang notabennya suka makan nasi. Ketika barang itubtidak dipakai lai akhirnya ya tidak dibutuhkan lagi dan hanya menjadi barang rongsokan.

Dalam membeli barang, seharusnya kita harus melihat dari dari kacamata orang lain tetapi juga harus dilihat segi urgensi dan kecocokan barang tersebut dengan kita. Kalo barangnya emang gak cocok sama gak urgen untuk dibeli lebih baik ditunda aja dulu.

5. Membeli Barang Baru Padahal yang Lama Masih Bagus

Prilaku ini emmang hampir mirip dengan poim sebelumnya. Cuman sedikit berbeda dengan sebelumnya, dimana barang yang kita beli ini sebetulnya dibutuhkan hany saja masih ada barang yang lama yang masih kepakai. 

Prilaku ini sebetulnya banyak dilakukan oleh ibu-ibudengan alasan supaya praktis jika rusak tinggal ganti lagi yang baru gak perlu beli lagi. Padahal dalam membeli barang perlu juga kita perhatikan dari segi keawetannya, bagaimana cara merawatnya, dan gak perlu mempermasalahkan jika barang tersebut hanya cacat sedikit. Memang mampu jika beli yang baru, tetapi bukankah lebih baik yah kalo kita tidak menumpuk banyak barang. Masih mending terpakai dan ada perencanaan untuk dipakai, kalau tidak maka hanya jadi pajangan aja. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...