Akumulasi primitif atau primitive accumulation adalah konsep dalam teori ekonomi politik yang merujuk pada proses historis di mana modal atau kekayaan awal terkumpul atau diakumulasi sebelum munculnya kapitalisme. Proses ini melibatkan berbagai tindakan seperti penaklukan, penjajahan, dan pemusatan tanah, serta pemaksaan buruh untuk bekerja pada tingkat upah yang sangat rendah atau bahkan tanpa upah. Akumulasi primitif dapat menghasilkan modal yang besar yang kemudian digunakan sebagai modal awal dalam pembentukan kapitalisme.
Secara umum, akumulasi primitif dilihat sebagai proses yang menyebabkan ketidakadilan dan ketimpangan sosial. Konsep ini masih relevan hingga saat ini, terutama dalam konteks pembangunan ekonomi dan pertanian di negara-negara berkembang, di mana sering terjadi pemaksaan hak atas tanah dan eksploitasi tenaga kerja dalam rangka mengumpulkan modal awal bagi pembangunan industri.
Akumulasi primitif merujuk pada proses di mana kapitalisme
muncul melalui penindasan dan pemanfaatan sumber daya alam, tenaga kerja, dan
penduduk asli di wilayah-wilayah yang dikolonisasi oleh negara-negara Eropa
pada abad ke-16 hingga abad ke-19. Proses ini menjadi salah satu dasar bagi
pembentukan modalisme modern dan pengembangan sistem ekonomi global yang tidak
setara.
Proses perkembangan akumulasi primitif terjadi selama
beberapa abad dan melibatkan berbagai faktor sosial, ekonomi, dan politik yang
mempengaruhi perkembangan kapitalisme modern. Berikut adalah beberapa tahapan
utama dari perkembangan akumulasi primitif dari masa ke masa:
Abad ke-16: Penjelajahan dan Penaklukan Eropa Pada abad
ke-16, negara-negara Eropa seperti Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda
mulai menjelajahi dan menaklukkan wilayah-wilayah baru di seluruh dunia. Mereka
memanfaatkan sumber daya alam, seperti tanah dan mineral, serta mengambil
tenaga kerja paksa dari penduduk asli di wilayah-wilayah tersebut.
Abad ke-17: Perbudakan dan Kolonialisme Pada abad ke-17,
perdagangan budak dan perbudakan menjadi praktik yang umum dilakukan oleh
negara-negara Eropa di wilayah-wilayah kolonial mereka di Amerika, Afrika, dan
Asia. Perbudakan digunakan sebagai sumber daya tenaga kerja yang murah dan
efektif untuk mengembangkan perkebunan dan tambang di wilayah-wilayah kolonial.
Abad ke-18: Revolusi Industri dan Pembangunan Modalisme Pada
abad ke-18, Revolusi Industri mengubah cara manusia bekerja dan produksi,
memungkinkan pembangunan modalisme. Di Inggris, pemilik modal mengambil alih
tanah yang dulunya milik kaum petani dan mengubahnya menjadi perkebunan yang
membutuhkan tenaga kerja yang murah dan efektif.
Abad ke-19: Pembagian Dunia dan Imperialisme Pada abad
ke-19, negara-negara Eropa membagi dunia di antara mereka sendiri dan menguasai
wilayah-wilayah di seluruh dunia, memperkenalkan sistem ekonomi pasar dan
menciptakan sistem perdagangan yang tidak setara. Mereka juga mengembangkan
industri di negara mereka dan mengekspor produk-produk mereka ke
wilayah-wilayah kolonial, menciptakan pasar baru untuk produk-produk impor
mereka dan menghancurkan produksi lokal.
Dalam perkembangannya, akumulasi primitif telah menyebabkan banyak penderitaan dan kesulitan bagi orang-orang yang menjadi korban dari praktik-praktik eksploitasi yang dilakukan oleh negara-negara Eropa. Namun, akumulasi primitif juga telah menciptakan dasar bagi perkembangan kapitalisme modern dan sistem ekonomi global yang terus berlangsung hingga saat ini.
Komentar
Posting Komentar