Langsung ke konten utama

Dalam Labirin Kehidupan yang Gelap



Tuhan, apakah Engkau sedang mempermainkan aku? Dalam setiap detak jantungku, ada rasa sabar yang terus berjuang, tetapi di luar sana, mereka yang tampaknya tidak peduli pada kebaikan justru melenggang dengan mudahnya. Aku sudah berusaha keras, berdoa dengan tulus, dan tidak pernah meninggalkan shalat lima waktu. Namun, seolah-olah semua itu sia-sia. Bukankah seharusnya ada balasan untuk setiap usaha yang kulakukan? Bukankah seharusnya kebaikan itu berbuah manis? Di tengah kebisingan dunia ini, aku merasa seperti suara yang terabaikan, terjebak dalam labirin gua yang gelap tanpa petunjuk arah.

Setiap kali aku melihat orang-orang di sekitarku, mereka yang tampaknya tidak pernah mengenal kesulitan, hidup dalam kemewahan dan kesenangan. Mereka yang tidak pernah merasakan beratnya ujian hidup, justru mendapatkan segala kemudahan. Sementara aku, yang berusaha sekuat tenaga untuk menjadi baik, merasa terjebak dalam lingkaran ketidakadilan. Apakah ini semua hanya lelucon bagi-Mu? Sebuah permainan di mana aku adalah tokoh utama yang terus berjuang melawan bayangan sendiri?

Aku sering bertanya-tanya, apakah mungkin Engkau sedang mengujiku? Mungkin ini adalah cara-Mu untuk menunjukkan bahwa kesabaran dan ketekunan akan membuahkan hasil pada akhirnya. Namun, seiring waktu berlalu, keyakinan itu mulai memudar. Setiap usaha yang kulakukan tampaknya hanya menambah beban di pundakku. Aku merasa seperti seorang pelari maraton yang terjebak di jalur tanpa akhir, kelelahan dan kehilangan arah. Di mana titik terang itu? Di mana jawaban atas semua pertanyaanku?

Di tengah kebingungan ini, aku mencoba untuk tetap optimis. Namun, kadang-kadang harapan itu terasa seperti ilusi belaka. Aku melihat orang-orang di sekelilingku merayakan keberhasilan mereka dengan penuh suka cita, sementara aku masih terperosok dalam kegelapan. Apakah aku terlalu naif untuk berharap bahwa kebaikan akan terbalas? Atau mungkin aku terlalu keras kepala untuk menerima kenyataan bahwa hidup ini tidak selalu adil?

Satu hal yang pasti: hidup ini memang penuh dengan ironi. Saat aku berusaha untuk berbuat baik dan menjalani hidup sesuai ajaran-Mu, dunia seolah memberi sinyal bahwa semua itu tidak ada artinya. Di saat-saat seperti ini, aku merasa seperti seorang badut dalam pertunjukan sirkus—tertawa di luar tetapi hancur di dalam. Apakah Engkau melihat semua ini? Apakah Engkau merasakan kesedihanku? Atau mungkin Engkau hanya tersenyum melihatku berjuang tanpa arah?

Aku ingin percaya bahwa ada makna di balik semua ini. Bahwa setiap langkahku dalam kegelapan ini akan membawaku menuju cahaya yang lebih terang. Namun, semakin lama aku menunggu, semakin besar keraguan itu menggerogoti hatiku. Apakah semua usaha dan pengorbananku sia-sia? Atau mungkin ini adalah bagian dari rencana-Mu yang lebih besar—sebuah pelajaran tentang ketahanan dan keikhlasan?

Tuhan, jika Engkau mendengar doaku, tunjukkanlah jalan. Berikanlah aku petunjuk agar aku tidak tersesat dalam labirin kehidupan ini. Aku ingin percaya bahwa setiap tetes air mata dan setiap jerih payahku akan terbayar pada waktunya. Namun saat ini, semua itu terasa begitu jauh dari jangkauanku. Dalam keheningan malam yang sunyi ini, aku berharap agar cahaya-Mu menerangi jalanku dan membawaku keluar dari kegelapan yang menyelimuti.

Akhirnya, aku hanya bisa berharap dan terus berusaha meskipun langkahku terasa berat. Mungkin suatu hari nanti, ketika labirin ini terbuka dan cahaya menyinari jalan hidupku kembali, aku akan mengerti mengapa semua ini harus terjadi. Hingga saat itu tiba, izinkanlah aku untuk tetap bersabar dan berdoa—meskipun kadang-kadang rasanya sulit sekali untuk menemukan arti dari semua perjuangan ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...