Sekat demi sekat, dunia ini tercipta, membingkai hidup kita dalam tembok-tembok tak kasat mata. Dari bangku sekolah, kita diburu angka-angka, nilai-nilai yang menjanjikan masa depan. Setelah dewasa, kita berkejaran dengan uang, mengejar mimpi yang terbungkus dalam lembaran-lembaran kertas. Apakah hidup hanyalah sebuah perlombaan, sebuah angka-angka yang terus berputar, menghitung detik demi detik menuju kematian?
Jantung berdetak, waktu terus berlari. Kita terjebak dalam lingkaran tak berujung, berlomba dengan jam yang tak pernah berhenti berdetak. Kapan kita bisa berhenti sejenak, menenangkan diri, merenung di tengah hiruk pikuk dunia? Kapan kita bisa berdamai dengan waktu, bersantai dalam dekapannya?
Di waktu yang sesingkat ini, apa yang harus kita kejar? Apa yang harus kita hindari? Apa yang harus kita utamakan? Pertanyaan-pertanyaan ini bergema dalam jiwa, mencari jawaban di tengah arus kehidupan yang tak henti-hentinya mengalir.
Setiap tahun, kita melangkah maju, namun seakan hanya mengitari jalur yang sama. Apakah kita terjebak dalam sebuah lingkaran setan, terikat oleh aturan-aturan yang tak tertulis, tergilas oleh roda kehidupan yang tak kenal ampun?
Mungkin, kita perlu berhenti sejenak, menengok ke dalam diri, mencari makna di balik angka-angka dan waktu yang terus berputar. Mungkin, kita perlu menemukan nilai-nilai yang lebih berharga, bukan sekadar angka-angka, bukan sekadar uang, bukan sekadar ambisi.
Mungkin, kita perlu menemukan ketenangan di tengah badai, menemukan kedamaian di tengah hiruk pikuk, menemukan makna di balik kehidupan yang penuh dengan sekat-sekat.
Komentar
Posting Komentar