Langsung ke konten utama

Bagaimana Aku Membahagiakan Orang Tua Ku

 



Rasa ini, ya, rasa ini yang selama ini menggerakkan langkahku. Bukan cinta, bukan harta, bukan tahta, tetapi kebahagiaan orang tuaku.  Sebuah cita yang sederhana, namun begitu monumental dalam hidupku.  Aku bukanlah dari keluarga berada, jalan menuju kebahagiaan itu terasa lebih panjang dan terjal.  Namun, setiap langkah yang kuterjang, setiap keringat yang membasahi dahi, adalah bukti nyata tekadku untuk membahagiakan mereka yang telah memberikan segalanya untukku.

Bagaimana caranya? Pertanyaan itu senantiasa bergema dalam benakku.  Mungkin dengan kesuksesan?  Mungkin dengan pencapaian yang gemilang?  Atau mungkin, cukup dengan kehadiranku yang selalu ada untuk mereka?  Aku masih terus mencari jawabannya, masih terus belajar dan berusaha.  Aku ingin menjadi orang hebat, bukan karena ambisi untuk menonjol, tetapi karena aku ingin memberikan yang terbaik untuk orang tuaku.

Mandiri.  Kata itu begitu bermakna bagiku.  Bukan sekadar mampu memenuhi kebutuhan sendiri, tetapi juga mampu memberikan kontribusi, bahkan sekecil apapun, kepada orang tuaku.  Bayangan masa depan di mana aku bisa memberikan sedikit penghasilanku untuk meringankan beban mereka, sungguh membangkitkan semangatku.  Itulah impianku, sebuah impian yang sederhana namun begitu berharga.

Aku bertanya pada diri sendiri, bisakah aku menjadi orang hebat di masa depan? Bisakah aku meraih kebahagiaan yang kucita-citakan?  Jawabannya, ya, aku bisa.  Asalkan aku terus berusaha, terus belajar, terus berjuang.  Keberhasilan bukanlah tujuan akhir, tetapi proses panjang yang penuh dengan pembelajaran dan pengorbanan.  Dan aku siap untuk melalui proses itu, demi orang tuaku, demi kebahagiaan yang kucita-citakan.  Kebahagiaan yang tak ternilai harganya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...