Membandingkan hidup dengan game memang menarik. Kita semua memulai "permainan" ini dengan level yang berbeda. Ada yang dilahirkan dengan privilege, ada yang harus berjuang keras dari nol. Ada yang dengan mudah mencapai "level atas" dengan cara yang tidak adil, sementara yang lain terjebak di level bawah meski sudah berjuang keras.
Namun, analogi game ini hanya bisa sampai di sini. Kehidupan bukanlah game yang bisa direset atau diulang. Kita tidak bisa memilih level awal, kita tidak bisa memilih "skill" yang kita miliki, dan kita tidak bisa memilih "misi" yang kita jalani. Kehidupan penuh dengan ketidakpastian, penuh dengan tantangan yang tidak terduga, dan penuh dengan kekecewaan yang tak terhindarkan.
Pertanyaan tentang keadilan Tuhan, tentang mengapa ada orang yang "dihack" dan ada yang "berjuang" dengan sia-sia, adalah pertanyaan yang rumit. Tidak ada jawaban pasti, tidak ada penjelasan yang memuaskan.
Mungkin, Tuhan tidak menciptakan dunia ini dengan sistem yang adil. Mungkin, Tuhan memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih jalannya sendiri, dan kebebasan itu membawa konsekuensi, termasuk ketidakadilan.
Atau mungkin, kita yang merubah aturan Tuhan. Kita yang menciptakan sistem "kecurangan" dalam "game" kehidupan ini. Kita yang membangun hierarki, kita yang menciptakan kesenjangan, kita yang melakukan ketidakadilan.
Yang pasti, kita tidak bisa terus-menerus terjebak dalam pertanyaan-pertanyaan yang tak terjawab. Kita harus menemukan makna hidup kita sendiri, terlepas dari ketidakadilan yang kita rasakan. Kita harus menemukan tujuan kita sendiri, terlepas dari "level" yang kita miliki.
Mungkin, kita tidak bisa mengubah sistem "game" ini, tetapi kita bisa mengubah cara kita bermain. Kita bisa memilih untuk bermain dengan adil, bermain dengan penuh kasih, dan bermain dengan penuh makna. Kita bisa memilih untuk membantu mereka yang terjebak di level bawah, kita bisa memilih untuk melawan sistem "kecurangan", dan kita bisa memilih untuk menciptakan dunia yang lebih adil.
Kehidupan ini memang penuh dengan misteri, penuh dengan pertanyaan yang tak terjawab. Tetapi, kita tidak harus terjebak dalam pertanyaan-pertanyaan itu. Kita bisa memilih untuk fokus pada hal-hal yang bisa kita kontrol, pada hal-hal yang bisa kita ubah, pada hal-hal yang bisa kita ciptakan.
Kita bisa memilih untuk menemukan makna hidup kita sendiri, terlepas dari ketidakadilan yang kita rasakan. Kita bisa memilih untuk menemukan tujuan kita sendiri, terlepas dari "level" yang kita miliki.
Dan mungkin, di tengah ketidakpastian ini, kita akan menemukan jawaban yang kita cari.
Komentar
Posting Komentar