Langsung ke konten utama

Tumbal Peradaban

Menciptakan peradaban yang maju dan sejahtera adalah impian banyak masyarakat dan negara di seluruh dunia. Namun, di balik kemegahan dan kesuksesan yang terlihat, seringkali terdapat kisah-kisah perjuangan yang penuh derita yang melandasi pencapaian tersebut. Sebagai narasi yang mendalam, kita akan menjelajahi tumbal yang dibayar dalam perjalanan menuju peradaban yang maju.

Peradaban tidak tumbuh begitu saja dalam semalam. Ia membutuhkan upaya kolektif dari individu-individu yang gigih dan berani untuk menghadapi tantangan dan kesulitan. Pada saat-saat awal pembentukan sebuah peradaban, manusia harus menghadapi tantangan alam, seperti cuaca yang keras, kelangkaan sumber daya, dan lingkungan yang tidak ramah. Pada saat-saat tersebut, mereka harus mengambil risiko dan mengorbankan kenyamanan mereka untuk mencari solusi dan membangun fondasi peradaban.

Tumbal dalam pembentukan peradaban juga melibatkan perjuangan melawan penguasaan atau penindasan oleh kekuatan lain. Banyak peradaban yang berdiri di atas penderitaan dan konflik, baik dalam bentuk invasi, penjajahan, atau peperangan internal. Kehidupan dan harta benda manusia sering kali dihancurkan, dan nyawa yang hilang dalam pertempuran menjadi tumbal yang menyedihkan. Namun, perjuangan ini memperkuat semangat perlawanan dan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya kemerdekaan dan keadilan.

Selain itu, peradaban juga terbentuk melalui penemuan dan eksperimen yang penuh risiko. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang kita nikmati saat ini tidak muncul secara ajaib. Mereka datang melalui proses uji coba, kegagalan, dan tumbal dari para peneliti dan penemu yang telah berjuang melawan anggapan dan ketidakpercayaan. Mereka rela mengorbankan waktu, uang, dan bahkan kesehatan mereka sendiri untuk memajukan peradaban. Tanpa tumbal mereka, kita tidak akan memiliki inovasi dan kemajuan yang kita nikmati saat ini.

Selanjutnya, pencapaian peradaban yang maju sering kali didorong oleh upaya pembangunan infrastruktur yang besar. Pembangunan jalan, jembatan, bangunan, dan proyek-proyek lainnya membutuhkan upaya yang luar biasa. Para pekerja di bidang konstruksi sering kali bekerja dalam kondisi yang berbahaya dan menghadapi risiko kecelakaan yang tinggi. Mereka juga sering menghadapi kondisi kerja yang keras dan upah yang rendah. Tumbal dari mereka menjadi fondasi bagi kenyamanan dan kemajuan yang kita rasakan saat ini.

Namun, tumbal dalam pencapaian peradaban juga dapat bersifat sosial dan manusiawi. Dalam proses pembangunan ekonomi dan kemajuan teknologi, seringkali terdapat korban yang tidak terlihat secara langsung. Industri besar yang menghasilkan kekayaan dan pertumbuhan ekonomi sering kali didorong oleh pengorbanan buruh kerja yang tereksploitasi. Mereka bekerja dalam kondisi yang tidak manusiawi, tanpa upah yang layak, dan dihadapkan pada ketidakpastian pekerjaan. Tumbal dari mereka adalah derita yang terus berlanjut dalam perjuangan mencapai peradaban yang maju.

Dalam perjalanan menciptakan peradaban yang maju dan sejahtera, tumbal yang dibayar sering kali terabaikan atau dilupakan. Kita terpesona oleh keindahan dan prestasi peradaban tersebut, tanpa menyadari harga yang harus dibayar. Namun, penting untuk menghargai dan mengenang tumbal tersebut. Mereka adalah bagian penting dari cerita peradaban kita yang tidak boleh dilupakan.

Tumbal yang dibayar dalam perjalanan menuju peradaban yang maju dan sejahtera adalah refleksi dari semangat dan ketahanan manusia. Tanpa tumbal tersebut, peradaban kita tidak akan mencapai kemajuan yang kita nikmati hari ini. Namun, kita juga harus mengingat bahwa tumbal tersebut tidak boleh dianggap sebagai justifikasi untuk penderitaan dan ketidakadilan yang terus berlanjut. Sebagai masyarakat yang maju, kita harus berusaha untuk menciptakan peradaban yang inklusif, adil, dan berkelanjutan, di mana tumbal tidak lagi menjadi harga yang harus dibayar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...