Ya, tentu saja, ayo menjadi diri sendiri dengan cara yang sangat sederhana: "lakukan apa yang kamu suka." Tentu saja, itu berarti kita harus mengabaikan nasihat orang lain yang mungkin memiliki pengalaman dan kebijaksanaan yang berharga. Siapa peduli dengan pandangan mereka? Kita hanya ingin melompat ke dalam tindakan impulsif berdasarkan nafsu sesaat. Karena mengapa perlu belajar dari orang lain, bukan?
Dan, percaya diri! Oh, betapa mudahnya, kan? Percaya diri akan datang begitu saja tanpa upaya. Jika media sosial berkata demikian, maka itu pasti benar. Kita tidak perlu bekerja untuk membangun rasa percaya diri, cukup ikuti kata-kata bijak di media sosial dan semua masalah akan terselesaikan dengan sendirinya.
Ya, tentu saja, hidup kita tidak sesuai dengan narasi yang dipromosikan di media sosial. Kita seharusnya hanya mengejar kesenangan instan dan kepuasan diri tanpa memikirkan konsekuensinya. Siapa peduli dengan tanggung jawab? Pekerjaan yang melelahkan dan kontrol orang lain hanyalah akibat dari kehidupan kita yang penuh kebebasan dan spontanitas, bukan?
Dan oh, jangan lupa untuk tidak mandiri dan menjadi ketergantungan pada orang lain. Mari kita abaikan kenyataan bahwa kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dan dukungan dari orang lain. Kita bisa hidup dalam keadaan isolasi dan merasa sangat bahagia karena kita mengikuti narasi media sosial yang mengatakan bahwa menjadi diri sendiri adalah tentang egoisme dan individualisme tanpa batas.
Ah, tentu saja, kita harus merenungkan hubungan kita dengan orang lain. Tetapi jangan pernah berpikir untuk menghargai pandangan mereka atau belajar dari pengalaman mereka. Kita bisa dengan mudah mengabaikan itu semua dan tetap teguh pada keyakinan bahwa kita lebih pintar dan lebih tahu daripada siapa pun di luar sana.
Jadi, mari kita lanjutkan dengan hidup tanpa perencanaan, tanpa pertimbangan, dan tanpa peduli pada apa yang lebih besar dari diri kita sendiri. Kita akan tetap mempercayai bahwa kata-kata manis di media sosial akan menjadi solusi ajaib untuk semua masalah hidup kita. Mengapa perlu berpikir kritis atau mencari pemahaman yang mendalam tentang diri kita sendiri dan dunia di sekitar kita? Lagipula, apa yang bisa salah dengan mengandalkan narasi dangkal dan omong kosong?
Jadi, mari kita terus hidup dalam kebodohan dan ketidaktahuan, sambil mengejar kebahagiaan seketika tanpa memikirkan dampak jangka panjang. Kita bisa membiarkan media sosial mengendalikan pandangan kita tentang hidup dan mengabaikan realitas yang kompleks dan beragam di sekitar kita. Karena, hei, siapa yang butuh kebenaran atau solusi yang pasti? Hidup adalah permainan dan kita adalah pemain utama yang hanya perlu mengikuti nafsu kita sendiri, bukan? Yah, semoga saja tidak ada yang percaya omong kosong ini!
Komentar
Posting Komentar