Langsung ke konten utama

Dunia Ini adalah Sesuatu yang Asing Mesti Dipelajari Bukan Dicintai

Saat kita dilahirkan ke dunia ini, kita memasuki suatu realitas yang sama sekali asing. Dunia ini terbentang di depan kita dengan segala keindahan, keajaiban, dan misterinya. Seiring kita tumbuh dan menjadi dewasa, kita mulai mengenal dan memahami lebih banyak tentang kehidupan di dunia ini. Melalui pengalaman-pengalaman yang kita alami, kita berinteraksi dengan berbagai orang, tempat, dan aktivitas, yang membentuk wawasan dan karakter kita. Namun, terkadang kita terperangkap dalam pesona dan daya tarik dunia ini, sehingga kita lupa akan banyak hal yang sebenarnya penting, dan pada akhirnya, dunia sendiri dapat menjatuhkan kita. Kita perlu menyadari bahwa dunia ini adalah sesuatu yang asing, dan mencintai hal yang asing itu sangatlah berbahaya, karena kita tidak tahu apa yang tersembunyi di balik kemewahannya. Oleh karena itu, lebih baik menjadikan dunia ini sebagai pelajaran yang harus dipelajari, bukan untuk dicintai.

Dalam perjalanan hidup kita, kita seringkali tergoda oleh gemerlap dunia dan segala daya tariknya. Dunia ini penuh dengan kesenangan, kenikmatan, dan pencapaian materi. Kita terpesona oleh kekayaan, ketenaran, dan status sosial. Namun, kita harus ingat bahwa semua ini adalah hal-hal yang bersifat sementara dan tidak dapat membawa kebahagiaan yang abadi. Ketika kita mencintai dunia ini, kita terjebak dalam siklus yang tak berujung dari keinginan yang tidak terpuaskan. Kita mungkin merasa selalu kurang, selalu ingin lebih, dan selalu berlomba-lomba dengan orang lain. Namun, pada akhirnya, kita menyadari bahwa dunia ini hanyalah ilusi yang dapat menjerumuskan kita ke dalam kebingungan dan kekecewaan.

Sebaliknya, jika kita memandang dunia ini sebagai pelajaran yang harus dipelajari, kita dapat melihat melampaui kemewahannya dan memahami esensi yang lebih dalam. Kita dapat belajar dari kegagalan dan kesuksesan, dari kebahagiaan dan penderitaan. Dunia ini adalah panggung di mana kita dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia. Melalui pengalaman dan refleksi, kita dapat mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang diri kita sendiri dan alam semesta ini. Kita dapat belajar tentang nilai-nilai yang sebenarnya penting dalam kehidupan, seperti kebaikan, kejujuran, kerendahan hati, dan kasih sayang. Dengan memandang dunia ini sebagai guru yang bijaksana, kita dapat menghargai setiap momen dan menemukan arti yang lebih dalam dalam perjalanan kita.

Ketika kita mencintai dunia ini tanpa batas, kita menjadi terjebak dalam siklus keinginan yang tidak pernah terpuaskan. Kita mungkin mengorbankan nilai-nilai inti kita, seperti integritas, moralitas, dan hubungan yang bermakna, demi kepuasan diri yang semu. Dunia ini dapat membutakan kita dan mengalihkan perhatian kita dari hal-hal yang sebenarnya penting dalam kehidupan. Kita mungkin merasa hampa meskipun memiliki segalanya secara materi, karena kita tidak dapat menemukan makna yang sejati di balik segala kekayaan dan kesuksesan itu.

Dunia ini adalah sesuatu yang asing bagi kita. Kita tidak tahu apa yang mungkin tersembunyi di balik keindahannya. Dunia ini dapat memperlihatkan wajahnya yang indah, tetapi juga dapat menyembunyikan keburukan yang tak terbayangkan. Oleh karena itu, lebih baik menjadikan dunia ini sebagai pelajaran yang harus dipelajari. Kita harus bersikap waspada dan kritis terhadap segala sesuatu yang kita hadapi. Kita perlu belajar untuk tidak terjebak dalam pesona dunia ini dan menjaga keutuhan dan integritas diri kita. Melalui pengetahuan, pemahaman, dan kebijaksanaan, kita dapat menjaga diri kita tetap kokoh di tengah godaan dunia yang tidak pernah berhenti.

Dalam kesimpulannya, dunia ini adalah sesuatu yang asing bagi kita saat kita dilahirkan ke dalamnya. Meskipun kita dapat mempelajari dan mengenalnya melalui pengalaman hidup, kita harus tetap waspada terhadap pesona dan daya tarik dunia ini. Mencintai dunia ini tanpa batas dapat membahayakan kita, karena kita tidak tahu apa yang mungkin tersembunyi di baliknya. Lebih baik menjadikan dunia ini sebagai pelajaran yang harus dipelajari. Melalui pemahaman, refleksi, dan kebijaksanaan, kita dapat menghargai keindahan dunia ini tanpa terjebak dalam jebakan yang menghancurkan. Dunia ini adalah panggung yang menawarkan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang sebagai manusia, dan dengan bijaksana, kita dapat menjadikannya sebagai sumber pembelajaran yang tak ternilai harganya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filsafat Diri (Fenomena dan Nomena)

Fenomena adalah sesuatu yang sifatnya nampak dan bisa diamati. Sedangkan nomena adalah sesuatu yang tidak nampak namun bisa diamati. Fenomena itu misalnya seperti kursi, gunung, sungai dan semacamnya, sedangkan nomena seperti ilmu, sifat, pemikiran, emosi dan semacamnya.   Selain dari perwujudannya yang membedakan fenomena dan nomena adalah sisi subjektifitasnya. Fenomena hanya memiliki satu subjek saja yakni apa yang nampak, sedangkan nomena memiliki subjek yang berbeda-beda. Masing-masing orang tentu akan membunyikannya secara berbeda-beda.  Walaupun berbeda, fenomena dan nomena ini memiliki keterkaitan. Suatu fenomena jika dilihat lebih dalam dari sisi nomena maka akan menciptakan fenomena baru. Misalnya ada seorang wanita cantik dan ramah, pada awalnya mungkin kita akan mengira bahwa dia adalah orang yang baik. Tetapi ketika di telusuri dari dalam ternyata tidak seperti fenomenanya. Hal inilah yang membuat kita tertipu dan keliru, kita selalu menyimpulkan bahwa kebena...

Catatan Lapang Riset di Desa Cikeusal (Awal)

. Catatan Awal Sebuah Perjalanan di Bawah Kaki Gunung Kromong Sabtu 20 Maret 2021, pukul 12.30 saya bersama teman saya berangkat dari Pondok Pesantren Ulumuddin menuju desa yang hendak dijadikan aktifitas turun lapang, yakni desa Cikeusal. Diperjalanan tepatnya di Palimanan, kami terjebak hujan, dan memutuskan untuk meneduh di suatu warung. Pukul 13.00 di warung tersebut kita sempat berbincang-bincang sedikit dengan pemiliknya (kami lupa menanyakan namanya). Kami bertanya kepada pemilik warung rute menuju desa Cikeusal. Setelah memberitahu rute, Pemilik warung menceritakan sedikit mengenai desa Cikeusal, bahwa desa tersebut merupakan salah satu desa binaan dari pabrik Indocement, desa binaan lainnya yaitu Palimanan Barat, Cupang, Walahar, Gempol, Kedungbunder, Ciwaringin. Pada pukul 13.30 kami merasa hujan ini akan awet dan akhirnya kami memutuskan untuk berangkat menuju lokasi. Ketika menuju desa Cikeusal terlihat jalanan penuh lubang, dan banyak mobil truk pembawa batu a...

Perlukah Seorang Perempuan Memiliki Pendidikan yang Tinggi

. Dilema Perempuan antara memilih mengurus Keluarga atau Melanjutkan Pendidikan Berbicara tentang perempuan dan pendidikan, tentunya ini menjadi dua hal yang menarik untuk dibicarakan. Sejak puluhan tahun yang lalu emansipasi wanita sering disebut-sebut oleh Kartini, sehingga kemudian hal ini menjadi sesuatu yang penting oleh sebagian kalangan. Namun, pada kenyataannya, dalam banyak hal wanita masih kerap ketinggalan, seolah memiliki sejumlah rintangan untuk bisa mendapatkan sesuatu yang terbaik, salah satunya dalam bidang pendidikan. Ilustrasi (Pixabay.com) Meski sampai saat ini semua perempuan dapat mengenyam pendidikan di bangku sekolah seperti halnya pria, namun tidak sedikit juga perempuan yang enggan untuk melakukannya. Sebagian besar wanita merasa puas dengan pendidikan yang hanya menamatkan bangku SMA saja, bahkan ketika bisa menyelesaikan sarjana saja. Hanya sedikit perempuan yang punya keinginan untuk menempuh S2 dan juga S3, dan tentu saja jumlah untuk dua jenjang pendidikan...