Selamat datang di dunia yang dikuasai oleh delusi kaum kapitalis, di mana kehidupan nyata terasa samar-samar, dan yang terpenting adalah mengejar keuntungan sebanyak-banyaknya. Di dalam labirin profit ini, mereka terjebak dalam pandangan sempit yang memandang hidup hanya sebagai alat untuk mencari keuntungan dan tidak mampu membedakan mana yang benar-benar nyata dan mana yang hanya khayalan.
Kaum kapitalis ini hidup dalam ilusi, di mana uang dan materi menjadi dewa yang disembah. Mereka tergila-gila dengan angka-angka dan grafik keuntungan yang meningkat, namun lupa bahwa di balik setiap angka tersebut terdapat manusia yang merasakan dampak dari tindakan mereka. Mereka menganggap bahwa keuntungan adalah segalanya dan mengabaikan dampak sosial, lingkungan, dan kemanusiaan dari setiap tindakan mereka.
Pandangan mereka tentang kehidupan nyata dan tidak seolah kabur dan berjalan dalam kebingungan. Seakan ada tirai yang menutupi pandangan mereka, sehingga mereka tidak bisa melihat kebenaran dengan jelas. Ketika ada kerusakan yang terjadi akibat tindakan mereka, mereka bisa saja menyadari, namun tetap saja, mereka hanya bergerak ketika kerusakan itu merugikan diri mereka sendiri.
Dampak kerusakan lingkungan adalah salah satu contoh dari delusi ini. Mereka tahu bahwa pemanasan global, deforestasi, dan polusi udara adalah masalah serius yang mengancam kelangsungan hidup manusia dan bumi ini. Namun, mereka tetap memilih untuk mengabaikannya atau bahkan meremehkan dampaknya, karena itu berarti harus mengurangi produksi dan mengorbankan keuntungan mereka.
Seolah-olah hidup ini hanya sebatas pameran kekayaan dan keberhasilan finansial. Mereka berlomba-lomba menunjukkan kemewahan dan keberhasilan mereka, tetapi apakah kebahagiaan sejati ada di balik tirai materi ini? Mungkin bagi mereka, yang hidupnya didominasi oleh ketamakan dan keinginan untuk selalu menjadi yang terbaik, mungkin mereka percaya itu adalah kebahagiaan. Namun, sungguh ironis, karena ketika delusi ini memudar, mereka bisa merasa hampa dan kosong di dalam.
Delusi ini telah membawa manusia pada titik di mana kehidupan nyata hampir terlupakan. Mereka hidup dalam dunia maya yang dibuat oleh uang dan keuntungan, tanpa menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak bisa dibeli dengan materi. Mereka terjebak dalam permainan yang tak berujung, terus mengejar lebih banyak dan lebih banyak, tanpa pernah puas.
Komentar
Posting Komentar