Langsung ke konten utama

Delusi Kapitalis: Mengembara di Dunia Labirin Profit

 Selamat datang di dunia yang dikuasai oleh delusi kaum kapitalis, di mana kehidupan nyata terasa samar-samar, dan yang terpenting adalah mengejar keuntungan sebanyak-banyaknya. Di dalam labirin profit ini, mereka terjebak dalam pandangan sempit yang memandang hidup hanya sebagai alat untuk mencari keuntungan dan tidak mampu membedakan mana yang benar-benar nyata dan mana yang hanya khayalan.

Kaum kapitalis ini hidup dalam ilusi, di mana uang dan materi menjadi dewa yang disembah. Mereka tergila-gila dengan angka-angka dan grafik keuntungan yang meningkat, namun lupa bahwa di balik setiap angka tersebut terdapat manusia yang merasakan dampak dari tindakan mereka. Mereka menganggap bahwa keuntungan adalah segalanya dan mengabaikan dampak sosial, lingkungan, dan kemanusiaan dari setiap tindakan mereka.

Pandangan mereka tentang kehidupan nyata dan tidak seolah kabur dan berjalan dalam kebingungan. Seakan ada tirai yang menutupi pandangan mereka, sehingga mereka tidak bisa melihat kebenaran dengan jelas. Ketika ada kerusakan yang terjadi akibat tindakan mereka, mereka bisa saja menyadari, namun tetap saja, mereka hanya bergerak ketika kerusakan itu merugikan diri mereka sendiri.

Dampak kerusakan lingkungan adalah salah satu contoh dari delusi ini. Mereka tahu bahwa pemanasan global, deforestasi, dan polusi udara adalah masalah serius yang mengancam kelangsungan hidup manusia dan bumi ini. Namun, mereka tetap memilih untuk mengabaikannya atau bahkan meremehkan dampaknya, karena itu berarti harus mengurangi produksi dan mengorbankan keuntungan mereka.

Seolah-olah hidup ini hanya sebatas pameran kekayaan dan keberhasilan finansial. Mereka berlomba-lomba menunjukkan kemewahan dan keberhasilan mereka, tetapi apakah kebahagiaan sejati ada di balik tirai materi ini? Mungkin bagi mereka, yang hidupnya didominasi oleh ketamakan dan keinginan untuk selalu menjadi yang terbaik, mungkin mereka percaya itu adalah kebahagiaan. Namun, sungguh ironis, karena ketika delusi ini memudar, mereka bisa merasa hampa dan kosong di dalam.

Delusi ini telah membawa manusia pada titik di mana kehidupan nyata hampir terlupakan. Mereka hidup dalam dunia maya yang dibuat oleh uang dan keuntungan, tanpa menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak bisa dibeli dengan materi. Mereka terjebak dalam permainan yang tak berujung, terus mengejar lebih banyak dan lebih banyak, tanpa pernah puas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...