Langsung ke konten utama

Menyingkap Sisi Absurd Dalam Kepribadian Saya

Saya adalah seseorang yang sering kali terlihat pendiam dan introspektif. Namun, di balik penampilan luar yang tenang, terdapat sisi dalam diri saya yang sangat absurd. Saya bukanlah orang yang mengikuti pola pikir atau norma-norma yang umumnya diterima dalam masyarakat. Saya cenderung melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda, dan sering kali menemukan keanehan dan paradoks di balik kenyataan sehari-hari.

Saya sering kali menemukan keindahan dalam hal-hal yang dianggap aneh atau tak biasa. Saya menikmati mengamati kehidupan sehari-hari dengan cermat, mencari momen-momen absurd dan humor di balik rutinitas yang tampak biasa. Misalnya, saat orang lain terburu-buru dalam perjalanan mereka, saya mungkin akan mengamati keanehan dalam gerakan mereka yang tergesa-gesa, dan menertawakan ironi dari "mengapa kita begitu terburu-buru dalam hidup ini?". Bagi saya, absurditas adalah sumber inspirasi dan kesenangan.

Kesukaan saya terhadap absurditas juga tercermin dalam pemikiran dan pendekatan kreatif saya terhadap kehidupan. Saya sering mengambil perspektif yang berbeda dalam memecahkan masalah dan mengeksplorasi ide-ide baru yang tidak lazim. Saya percaya bahwa dengan melepaskan diri dari batasan-batasan konvensional, kita dapat menemukan solusi yang inovatif dan unik. Dalam dunia yang kompleks ini, seringkali ide-ide absurd yang tampaknya tidak masuk akal pada awalnya, justru dapat membawa kita ke hasil yang menakjubkan dan tak terduga.

Namun, dengan menjadi orang yang absurd, saya menyadari bahwa mungkin ada kesenjangan antara diri saya dan harapan sosial. Saya menyadari bahwa pandangan dan sikap saya mungkin tidak selalu diterima atau dipahami oleh semua orang. Beberapa orang mungkin menganggap saya aneh atau tidak dapat diprediksi. Tapi, pada akhirnya, saya menyadari bahwa ini adalah bagian tak terpisahkan dari diri saya, dan saya tidak berusaha untuk mengubah siapa saya hanya untuk memenuhi ekspektasi orang lain.

Saya juga percaya bahwa sisi absurd dalam kepribadian saya dapat membawa kebahagiaan dan kekayaan dalam hidup. Saya sering menemukan kegembiraan dalam kejutan-kejutan kecil, lelucon tak terduga, atau peristiwa absurd yang membuat saya tertawa dan mengapresiasi keunikan dunia ini. Saya melihat absurditas sebagai jendela menuju kreativitas dan kebebasan, membebaskan diri dari keterikatan konvensional dan memungkinkan saya untuk mengeksplorasi tanpa batas.

Namun, penting juga bagi saya untuk menemukan keseimbangan dalam kehidupan saya. Saya menyadari bahwa sisi absurd dalam diri saya bukanlah satu-satunya aspek yang mendefinisikan siapa saya. Ada juga sisi serius, reflektif, dan emosional dalam diri saya yang perlu diakui dan dihargai. Mengenali dan memahami keseluruhan kompleksitas diri saya adalah langkah penting untuk menjalani kehidupan yang berarti dan autentik.

Dalam kesimpulannya, saya adalah seseorang yang jauh dari orang pendiam yang terlihat dari luar. Saya adalah individu yang melihat dunia dengan sudut pandang absurditas. Sisi absurd dalam kepribadian saya membantu saya melihat keanehan dan keindahan dalam hal-hal yang umumnya dianggap sepele. Saya mencari kebebasan kreatif dan kegembiraan dalam momen-momen tak terduga, dan percaya bahwa absurditas adalah sumber inspirasi yang tak ternilai. Meskipun mungkin tidak selalu dipahami oleh semua orang, saya menerima sisi absurd dalam diri saya sebagai bagian integral dari keunikan dan kebebasan pribadi saya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tuhan tidak Menciptakan Kemiskinan

Kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak- hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Lalu apakah kemiskinan itu tuhan sendiri yang menciptakannya atau manusia sendirilah yang menciptakan kemiskinan tersebut. Akan tetapi banyak dari kalangan kita yang sering menyalahkan tuhan, mengenai ketimpangan sosial di dunia ini. Sehingga tuhan dianggap tidak mampu menuntaskan kemiskinan. (Pixabay.com) Jika kita berfikir ulang mengenai kemiskinan yang terjadi dindunia ini. Apakah tuhan memang benar-benar menciptakan sebuah kemiskinan ataukah manusia sendirilah yang sebetulnya menciptakan kemiskinan tersebut. Alangkah lebih baiknya kita semestinya mengevaluasi diri tentang diri kita, apa yang kurang dan apa yang salah karena suatu akibat itu pasti ada sebabnya. Tentunya ada tiga faktor yang menyebabkan kemiskinan itu terjadi, yakni pertama faktor  mindset dan prilaku diri sendiri, dimana yang membuat seseorang...

Pendidikan yang Humanis

Seperti yang kita kenal pendidikan merupakan suatu lembaga atau forum agar manusia menjadi berilmu dan bermanfaat bagi masyarakat. Pendidikan merupakan tolak ukur sebuah kemajuan bangsa. Semakin baik sistem pendidikannya maka semakin baik pula negaranya, semakin buruk sistem pendidikannya semakin buruk pula negara tersebut. Ironisnya di negara ini, pendidikan menjadi sebuah beban bagi para murid. Terlalu banyaknya pelajaran, kurangnya pemerataan, kurangnya fasilitas, dan minimnya tenaga pengajar menjadi PR bagi negara ini. Saat ini pendidikan di negara kita hanyalah sebatas formalitas, yang penting dapat ijazah terus dapat kerja. Seakan-akan kita adalah robot yang di setting dan dibentuk menjadi pekerja pabrik. Selain itu, ilmu-ilmu yang kita pelajari hanya sebatas ilmu hapalan dan logika. Akhlak dan moral dianggap hal yang tebelakang. Memang ada pelajaran agama di sekolah namu hal tersebut tidaklah cukup. Nilai tinggi dianggap orang yang hebat. Persaingan antar sesama pelajar mencipta...

Perlukah Seorang Perempuan Memiliki Pendidikan yang Tinggi

. Dilema Perempuan antara memilih mengurus Keluarga atau Melanjutkan Pendidikan Berbicara tentang perempuan dan pendidikan, tentunya ini menjadi dua hal yang menarik untuk dibicarakan. Sejak puluhan tahun yang lalu emansipasi wanita sering disebut-sebut oleh Kartini, sehingga kemudian hal ini menjadi sesuatu yang penting oleh sebagian kalangan. Namun, pada kenyataannya, dalam banyak hal wanita masih kerap ketinggalan, seolah memiliki sejumlah rintangan untuk bisa mendapatkan sesuatu yang terbaik, salah satunya dalam bidang pendidikan. Ilustrasi (Pixabay.com) Meski sampai saat ini semua perempuan dapat mengenyam pendidikan di bangku sekolah seperti halnya pria, namun tidak sedikit juga perempuan yang enggan untuk melakukannya. Sebagian besar wanita merasa puas dengan pendidikan yang hanya menamatkan bangku SMA saja, bahkan ketika bisa menyelesaikan sarjana saja. Hanya sedikit perempuan yang punya keinginan untuk menempuh S2 dan juga S3, dan tentu saja jumlah untuk dua jenjang pendidikan...