A. Asal-usul Kelas Sosial
Kelas sosial merupakan fenomena yang sudah ada sejak lama
dalam kehidupan manusia. Istilah kelas sosial mengacu pada pembagian masyarakat
menjadi kelompok-kelompok sosial yang berbeda berdasarkan faktor-faktor seperti
kekayaan, status sosial, dan pekerjaan. Meskipun masyarakat modern cenderung
menekankan pada egalitarianisme dan kesetaraan sosial, namun kelas sosial masih
menjadi salah satu faktor yang penting dalam membentuk identitas dan posisi
seseorang dalam masyarakat.
Asal-usul kelas sosial tidaklah jelas dan masih menjadi
topik yang banyak diperdebatkan di kalangan para ahli. Beberapa teori
mengatakan bahwa kelas sosial berasal dari faktor keturunan atau kelahiran,
sedangkan teori lainnya menyatakan bahwa kelas sosial terbentuk berdasarkan
pencapaian individu dalam hidupnya. Ada pula teori yang menyebutkan bahwa
konflik dan persaingan antara kelompok-kelompok sosial merupakan faktor utama
yang membentuk kelas sosial.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang
asal-usul kelas sosial dan berbagai teori yang mendukungnya. Kita juga akan
menelusuri perkembangan sejarah stratifikasi kelas dan faktor-faktor yang
mempengaruhi stratifikasi kelas, serta dampak yang ditimbulkannya bagi
masyarakat. Dengan memahami lebih lanjut tentang asal-usul kelas sosial, kita
dapat lebih memahami pentingnya kesetaraan sosial dan menciptakan masyarakat
yang lebih adil dan merata.
B. Teori-teori asal-usul kelas sosial
Kelas sosial merupakan suatu konsep yang digunakan untuk
membagi masyarakat menjadi kelompok-kelompok berdasarkan faktor-faktor
tertentu, seperti pendapatan, pekerjaan, pendidikan, dan status sosial. Konsep
ini telah ada sejak zaman kuno dan terus berkembang hingga saat ini. Namun,
asal-usul kelas sosial masih menjadi topik yang kontroversial di antara para
ahli sosiologi dan sejarawan. Ada berbagai teori yang telah diajukan untuk
menjelaskan asal-usul kelas sosial, namun hingga kini belum ada konsensus yang
diterima secara universal. Artikel ini akan membahas beberapa teori asal-usul
kelas sosial yang telah diajukan oleh para ahli, serta implikasi teori-teori
tersebut terhadap pemahaman kita tentang stratifikasi sosial.
1. Teori Keturunan
Meskipun teori ini dianggap kontroversial dan terkadang
dikritik karena memperkuat ketimpangan sosial, namun teori keturunan masih
relevan dan memiliki dampak yang signifikan pada masyarakat modern.
Menurut teori keturunan, keluarga asal seseorang sangat
menentukan posisinya di masyarakat. Seorang individu yang lahir dari keluarga
kaya cenderung memiliki akses yang lebih baik ke pendidikan, kesehatan, dan
pekerjaan yang lebih baik, sementara individu yang lahir dari keluarga miskin
cenderung terbatas dalam kesempatan dan akses terhadap sumber daya ekonomi dan
sosial. Teori keturunan juga berpendapat bahwa kelas sosial adalah warisan dari
generasi sebelumnya, sehingga individu cenderung sulit untuk naik ke posisi
yang lebih tinggi dalam masyarakat.
Meskipun teori keturunan memiliki kelemahan dan kritik,
namun beberapa ahli tetap mempertahankan keberadaannya dan menunjukkan bahwa
teori ini masih relevan dalam konteks modern. Dalam sebuah studi yang dilakukan
oleh Sweeney dan Hans (2017), hasilnya menunjukkan bahwa faktor keturunan masih
berpengaruh pada kelas sosial dalam masyarakat modern.
Namun, penting untuk diingat bahwa teori keturunan tidak
sepenuhnya menentukan nasib seseorang. Ada banyak faktor lain yang mempengaruhi
kelas sosial seseorang, seperti pendidikan, pengalaman kerja, keterampilan, dan
kesempatan. Oleh karena itu, individu masih memiliki kesempatan untuk naik ke
posisi yang lebih tinggi dalam masyarakat meskipun mereka berasal dari keluarga
yang kurang beruntung.
2. Teori Pencapaian
Teori kelas sosial berdasarkan Teori Pencapaian merupakan
salah satu teori yang banyak digunakan untuk menjelaskan asal-usul dan
stratifikasi kelas sosial dalam masyarakat. Teori ini berfokus pada upaya
individu untuk mencapai posisi sosial yang lebih tinggi melalui usaha, kerja
keras, dan keterampilan yang diperoleh dari pendidikan atau pelatihan. Hal ini
berbeda dengan teori kelas sosial berdasarkan Teori Keturunan yang menyatakan
bahwa posisi sosial seseorang ditentukan oleh keluarga dan keturunan yang
dimilikinya.
Teori Pencapaian telah menjadi topik diskusi yang luas dalam
kajian sosiologi dan psikologi sosial. Sejumlah penelitian telah menunjukkan
bahwa faktor-faktor seperti pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja dapat
mempengaruhi kemajuan individu dalam mencapai posisi sosial yang lebih tinggi.
Sebagai contoh, penelitian oleh Hout dan DiPrete (2006) menunjukkan bahwa
pendidikan memiliki pengaruh yang kuat terhadap mobilitas sosial, di mana
individu dengan pendidikan yang lebih tinggi cenderung memiliki kesempatan yang
lebih besar untuk naik ke posisi sosial yang lebih tinggi.
Selain itu, teori kelas sosial berdasarkan Teori Pencapaian
juga telah membuka peluang bagi individu untuk membebaskan diri dari batasan
sosial yang diwariskan oleh keluarga atau keturunan. Dalam masyarakat yang
berdasarkan sistem stratifikasi kelas yang kaku, individu yang lahir dari
keluarga dengan posisi sosial yang rendah cenderung memiliki kesempatan yang
sangat terbatas untuk naik ke posisi sosial yang lebih tinggi. Namun, dengan
menggunakan pendidikan dan pelatihan yang tepat, individu dari keluarga yang
kurang mampu atau kurang terkenal dapat mencapai posisi sosial yang lebih
tinggi.
Dalam konteks global, teori kelas sosial berdasarkan Teori
Pencapaian juga telah menjadi dasar dari sejumlah kebijakan pemerintah untuk
meningkatkan mobilitas sosial dan meredakan ketidaksetaraan ekonomi dan sosial.
Sebagai contoh, program beasiswa pendidikan yang luas telah diimplementasikan
di sejumlah negara untuk memberikan kesempatan bagi individu dari keluarga
kurang mampu untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan mencapai posisi
sosial yang lebih tinggi.
Meskipun teori kelas sosial berdasarkan Teori Pencapaian
telah menghasilkan sejumlah hasil yang positif dalam meningkatkan mobilitas
sosial dan mengurangi ketidaksetaraan ekonomi dan sosial, namun masih terdapat
beberapa kritik terhadap teori ini. Beberapa kritikus mengatakan bahwa teori
ini kurang memperhatikan faktor-faktor struktural dalam masyarakat, seperti
ketidakadilan ekonomi dan politik yang dapat membatasi kesempatan individu
dalam mencapai posisi sosial yang lebih tinggi.
Namun, meskipun terdapat kritik terhadap teori kelas sosial
berdasarkan Teori Pencapaian, namun teori ini masih banyak digunakan dalam
kajian sosiologi modern. Teori kelas sosial masih dianggap sebagai salah satu
teori yang dapat menjelaskan fenomena sosial yang terjadi di masyarakat,
terutama dalam konteks ketimpangan sosial dan ekonomi.
Selain teori kelas sosial, terdapat pula teori-teori lain
yang dapat digunakan untuk menganalisis stratifikasi sosial, seperti teori
kelas struktural-fungsional, teori marxisme, dan teori interaksi simbolik.
Setiap teori memiliki pendekatan yang berbeda dalam menjelaskan stratifikasi
sosial, namun pada dasarnya, teori-teori tersebut bertujuan untuk memahami
bagaimana stratifikasi sosial terjadi dan dampaknya terhadap masyarakat.
3. Teori Konflik
Menurut teori konflik, kelas sosial terbentuk melalui
pertentangan antara kelompok-kelompok sosial yang memiliki kepentingan yang
berbeda dalam masyarakat. Kelompok-kelompok sosial ini dapat terbagi menjadi
dua yaitu kelas dominan dan kelas terpinggirkan. Kelas dominan adalah kelompok
yang memiliki kontrol terhadap sumber daya ekonomi, politik, dan kultural dalam
masyarakat. Sementara itu, kelas terpinggirkan adalah kelompok yang tidak
memiliki kontrol atau akses yang terbatas terhadap sumber daya-sumber daya
tersebut.
Teori konflik juga mengajarkan bahwa kelas sosial memiliki
implikasi penting dalam sistem sosial. Kelas sosial bukan hanya memengaruhi
kondisi ekonomi individu, tetapi juga memengaruhi akses terhadap pendidikan,
kesehatan, keamanan, dan hak-hak politik. Ketidakadilan dan ketidakmerataan
dalam distribusi sumber daya sosial ini dapat menyebabkan segregasi sosial dan
konflik sosial.
Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang kelas sosial
berdasarkan teori konflik sangatlah penting. Dalam hal ini, sejumlah referensi
dapat membantu kita memahami teori kelas sosial berdasarkan teori konflik.
Salah satu referensi yang dapat digunakan adalah buku
"The Power Elite" karya C. Wright Mills. Buku ini membahas tentang
kekuatan dan pengaruh elit dalam masyarakat Amerika, serta cara-cara di mana
elit ini mempertahankan dan memperkuat posisinya di atas kelas terpinggirkan.
Buku ini juga membahas tentang bagaimana kelas sosial terbentuk dan berkembang
di masyarakat modern.
Referensi lainnya adalah buku "Social Class in
America" karya Dennis Gilbert. Buku ini membahas tentang perbedaan dan
ketimpangan antara kelas sosial di Amerika, serta dampaknya terhadap akses
individu terhadap pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Buku ini juga membahas
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi stratifikasi kelas, seperti ras,
gender, dan status sosial.
Terakhir, buku "Class, Power, and Conflict in
Society" karya Ralph Miliband juga dapat menjadi referensi yang
bermanfaat. Buku ini membahas tentang konflik dan ketegangan antara kelas
sosial dalam masyarakat modern, serta cara-cara di mana kelas dominan
mempertahankan dan memperkuat posisinya di atas kelas terpinggirkan. Buku ini juga
membahas tentang bagaimana stratifikasi kelas mempengaruhi peran negara dan
sistem politik dalam masyarakat.
Selain itu, buku "Social Class in America and
Britain" karya Fiona Devine dapat menjadi referensi yang baik. Buku ini
membahas perbedaan dan kesamaan antara kelas sosial di Amerika dan Inggris,
serta cara-cara di mana kelas sosial ini mempengaruhi akses terhadap
pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan.
Beberapa contoh asal-usul kelas sosial dalam sejarah antara lain:
Kasta di India Sistem kasta di
India memiliki asal-usul yang berasal dari agama Hindu. Sistem kasta ini
membagi masyarakat menjadi empat kasta utama, yaitu Brahmana (pendeta),
Kshatriya (bangsawan), Vaishya (pedagang dan petani), dan Shudra (pekerja kasar).
Kasta-kasta ini ditentukan oleh kelahiran dan dianggap sebagai bentuk dari
asal-usul kelas sosial.
Feodalisme di Eropa Sistem
feodalisme yang muncul di Eropa pada abad ke-9 hingga abad ke-15 memiliki
asal-usul dari sistem pemerintahan Romawi kuno dan pengaruh dari kebudayaan
Jermanik. Sistem feodalisme ini membagi masyarakat menjadi beberapa lapisan,
yaitu bangsawan, ksatria, rakyat jelata, dan budak.
Masyarakat Mesir Kuno
Masyarakat Mesir Kuno memiliki sistem stratifikasi sosial yang sangat kompleks.
Masyarakat dibagi menjadi beberapa kelompok, antara lain raja, bangsawan,
pejabat tinggi, pedagang, petani, dan pekerja kasar. Kelompok-kelompok ini
ditentukan oleh faktor-faktor seperti status sosial, pendidikan, dan kekayaan.
Kastil di Jepang Sistem kastil
yang muncul di Jepang pada era Edo (1603-1867) memiliki asal-usul yang berasal
dari sistem klan di Jepang kuno. Sistem ini membagi masyarakat menjadi beberapa
kelas sosial, antara lain samurai (prajurit), petani, dan pedagang. Kelas-kelas
ini ditentukan oleh faktor kelahiran dan status sosial.
Sistem kelas di Amerika Serikat
Sistem kelas di Amerika Serikat memiliki asal-usul yang berasal dari sistem
kapitalisme dan pengaruh dari kebudayaan Eropa. Sistem ini membagi masyarakat
menjadi beberapa kelas sosial, antara lain kelas pekerja, kelas menengah, dan
kelas atas. Kelas-kelas ini ditentukan oleh faktor seperti pendidikan, kekayaan,
dan pekerjaan.
Referensi:
- Devine, F. (2017). Social class in America and Britain. Routledge.
- Grusky, D. B. (2014). Social stratification. John Wiley & Sons.
- Kerbo, H. R. (2016). Social stratification and inequality. McGraw-Hill Education.
- Miliband, R. (2017). Class, power, and conflict in society. Verso Books.
- Saunders, P. (1990). Social theory and the urban question. Routledge.
- Sweeney, S., & Hans, V. P. (2017). Social Origins, Cognitive Ability, and Educational Attainment: The Role of the Parents' Economic, Social, and Cultural Resources. Sociology of Education, 90(2), 89-108.
- Weber, M. (1946). Class, Status, Party. In H. Gerth & C. Wright Mills (Eds.), From Max Weber: Essays in Sociology. Oxford University Press.
Komentar
Posting Komentar