Langsung ke konten utama

Dari Sakit Hati Menujur Realitas

Sakit hati merupakan hal yang mungkin sebagian besar orang tidak menginginkannya. Hal ini karena sakit hati merupakan sesuatu yang tidak nyaman dalam kehidupan. Manusia sering menghindari rasa sakit dengan berbagai macam hal seperti berlibur atau menjalankan berbagai hobi. 

Sakit hati muncul karena rasa kecewa pada kenyataan. Sakit hati muncul dari rasa kebahagiaan yang berbanding terbalik seperti dingin yang berubah menjadi panas turun menjadi naik dan semua ras itu tiba-tiba berubah drastis. Sebuah lawan kata namun sama-sama kuat, semakin besar kesenangannya maka akan semakin besar bula ras kekecewaan yang akan terjadi. Maka dari itu manusia perlu adanya sebuah kontrol diri untuk menanggulangi perubahan tersebut. 

Meski sakit hati adalah sesuatu hal yang dibenci, namun hal tersebut tidak bisa dihindari. Di dunia ini manusia mana yang tidak pernah meras sakit hati atau kecewa hanya malaikatlah yang misal melakukannya. Meski sakit, setiap kejadian pasti ada hikmahnya.

Sakit hati bisa saja adalah sebuah kekecewaan atau juha ia bisa menjadi sebuah penyadaran diri. Orang yang sadar dengan proses sakit hati biasanya akan berubah secara drastis. Sakit hati menjadi sebuah pemicu untuk perubahan yang nyata, ibarat seperti gas yang dingin lalu terbakar oleh percikan api. 

Sakit hati adalah sebuah realitas, ia membangunkan diri dari modal mimpi tidur yang panjang. Ketika dibangunkan, memang terasa kaget dan begitu mengejutkan. Memang ada sedikit takut kecewa dan benci, mengapa ini terjadi bukankah tidur itu lebih menyenangkan. 

Namun ini lah realitasnya dimana tidak semua yang baik itu berakhir baik. Seperti sebuah mimpi atau ekspetasi yang akhirnya ia hanya menjadi biangnya sakit hati. Rasa sakit hati itu memang muncul karena rasa tidak percaya atau tidak menerima kenyataan. Maka di sinilah penentuannya terkadang rasa sakit hati ini buka menjadi pemicu untuk bangkit atau justru bisa menjadi penyakit hal ini tergantung bagaimana ia menerima realitas yang ada. 

Orang yang tak mau menerima realitas tersebut justru ras sakit hatinya semakin tertanam mendalam hingga akhirnya tumbuh menjadi balas dendam. Tidak sedikit orang membunuh orang yang dicintainya karena ia telah mengecewakan dirinya. Pikirannya bukan menuju realitas namun justru ia semakin berekspetasi dimana akalnya semakin jauh dari realitas. Seseorang yang membunuh ia tidak berpikir apa yang terjadi jika ia melakukan hal tersebut, yang ia pikirkan hanyalah bagaimana dendamnya terbalaskan dan terpuaskan. Dan ini lah orang yang jauh dari realitas, ia tidak memikirkan apa yang akan terjadi setelahnya, ia tidak memikirkan orang di sekitarnya bahkan ia tidak memikirkan dirinya sendiri. 

Namun sakit hati juga bisa menjadi sesuatu yang positif ketika ia menerima realitas yang ada. Ketika ia kecewa karena ditolak atau putus hubungan, ia mungkin merasa kecewa namun di sisi lain memang inilah kenyataanya terima meski sakit namun perlahan tapi pasti realitas yang menyakitkan itu justru menjadi obat penyemangat hidup. Tidak sedikit orang yang merasakan sakit hati bangkit dari keterpurukannya dan memperbaiki yang telah ada. Dari pada memikirkan rasa kecewa ditinggalkan lebih baik hal apa yang perlu atau penting untuk dilakukan. Bisa saja pekerjaannya fokus karena ia sudah sadar bahwa pekerjaan lebih penting daripada menjalin hubungan yang tak pasti. 

Memang mestinya demikian yang mana sakit hati menjadi penyadaran diri. Sadar dari imajinasi yang tidak pasti, hidup ini tentu yang pasti-pasti aja. Mengenai keinginan harapan dan tujuan semua itu tentu harus sesuatu yang pasti untuk dicapai dan dilakukan. Sakit hati jiga mengajarkan bahwa mengharapkan kepada selain diri itu memang adalah sesuatu yang sering kali membuat kekecewaan. Tentu ini kita tidak bisa menyalahkan orang lain. Orang lain tentu memiliki banyak kekurangan sehingga wajar saja membuat kita kecewa. Jadi jika manusia melakukan kesalahan maka wajar saja jika kecewa itu muncul. 

Namun bukan berarti kita berhenti untuk berharap, meski memang kita tahu bahwa itu mengecewakan anggap saja ini hal yang wajar dan menjadi sebuah pelajaran. Sakit hati itu bukanlah sesuatu yang perlu dihindari atau ditakuti tetapi harus kita hadapi bahkan sakit hati harus dijadikan alat penantang diri, seberapa kuatkan kita menghadapi hidup. Ketika sakit hati menjadi kekuatan hidup maka ia akan menjadi manusia yang super kuat dan sulit untuk digoyahkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filsafat Diri (Fenomena dan Nomena)

Fenomena adalah sesuatu yang sifatnya nampak dan bisa diamati. Sedangkan nomena adalah sesuatu yang tidak nampak namun bisa diamati. Fenomena itu misalnya seperti kursi, gunung, sungai dan semacamnya, sedangkan nomena seperti ilmu, sifat, pemikiran, emosi dan semacamnya.   Selain dari perwujudannya yang membedakan fenomena dan nomena adalah sisi subjektifitasnya. Fenomena hanya memiliki satu subjek saja yakni apa yang nampak, sedangkan nomena memiliki subjek yang berbeda-beda. Masing-masing orang tentu akan membunyikannya secara berbeda-beda.  Walaupun berbeda, fenomena dan nomena ini memiliki keterkaitan. Suatu fenomena jika dilihat lebih dalam dari sisi nomena maka akan menciptakan fenomena baru. Misalnya ada seorang wanita cantik dan ramah, pada awalnya mungkin kita akan mengira bahwa dia adalah orang yang baik. Tetapi ketika di telusuri dari dalam ternyata tidak seperti fenomenanya. Hal inilah yang membuat kita tertipu dan keliru, kita selalu menyimpulkan bahwa kebena...

Catatan Lapang Riset di Desa Cikeusal (Awal)

. Catatan Awal Sebuah Perjalanan di Bawah Kaki Gunung Kromong Sabtu 20 Maret 2021, pukul 12.30 saya bersama teman saya berangkat dari Pondok Pesantren Ulumuddin menuju desa yang hendak dijadikan aktifitas turun lapang, yakni desa Cikeusal. Diperjalanan tepatnya di Palimanan, kami terjebak hujan, dan memutuskan untuk meneduh di suatu warung. Pukul 13.00 di warung tersebut kita sempat berbincang-bincang sedikit dengan pemiliknya (kami lupa menanyakan namanya). Kami bertanya kepada pemilik warung rute menuju desa Cikeusal. Setelah memberitahu rute, Pemilik warung menceritakan sedikit mengenai desa Cikeusal, bahwa desa tersebut merupakan salah satu desa binaan dari pabrik Indocement, desa binaan lainnya yaitu Palimanan Barat, Cupang, Walahar, Gempol, Kedungbunder, Ciwaringin. Pada pukul 13.30 kami merasa hujan ini akan awet dan akhirnya kami memutuskan untuk berangkat menuju lokasi. Ketika menuju desa Cikeusal terlihat jalanan penuh lubang, dan banyak mobil truk pembawa batu a...

Perlukah Seorang Perempuan Memiliki Pendidikan yang Tinggi

. Dilema Perempuan antara memilih mengurus Keluarga atau Melanjutkan Pendidikan Berbicara tentang perempuan dan pendidikan, tentunya ini menjadi dua hal yang menarik untuk dibicarakan. Sejak puluhan tahun yang lalu emansipasi wanita sering disebut-sebut oleh Kartini, sehingga kemudian hal ini menjadi sesuatu yang penting oleh sebagian kalangan. Namun, pada kenyataannya, dalam banyak hal wanita masih kerap ketinggalan, seolah memiliki sejumlah rintangan untuk bisa mendapatkan sesuatu yang terbaik, salah satunya dalam bidang pendidikan. Ilustrasi (Pixabay.com) Meski sampai saat ini semua perempuan dapat mengenyam pendidikan di bangku sekolah seperti halnya pria, namun tidak sedikit juga perempuan yang enggan untuk melakukannya. Sebagian besar wanita merasa puas dengan pendidikan yang hanya menamatkan bangku SMA saja, bahkan ketika bisa menyelesaikan sarjana saja. Hanya sedikit perempuan yang punya keinginan untuk menempuh S2 dan juga S3, dan tentu saja jumlah untuk dua jenjang pendidikan...