Pengaruh modernisme terhadap perkembangan sosial dan budaya dalam masyarakat kontemporer telah menjadi topik yang menarik bagi banyak pemikir dan filosof. Salah satu tokoh yang secara kritis memeriksa fenomena modernisme adalah Herbert Marcuse, seorang filsuf dan teoretikus sosial yang terkenal pada abad ke-20. Dalam pemikirannya, Marcuse menyoroti adanya mitos-mitos yang muncul dalam era modernisme dan bagaimana mitos-mitos tersebut dapat mempengaruhi kesadaran dan kebebasan individu.
Modernisme, sebagai gerakan intelektual dan artistik yang muncul pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, menawarkan keyakinan pada kemajuan, rasionalitas, dan kebebasan individu. Namun, Marcuse berpendapat bahwa modernisme juga mengandung mitos-mitos yang berbahaya, yang sebenarnya membatasi kebebasan dan menghasilkan penindasan yang tersembunyi.
Mitos lain yang dipertanyakan oleh Marcuse adalah mitos kebebasan individualistik. Marcuse mengakui pentingnya kebebasan individu, namun ia menunjukkan bahwa kebebasan semacam itu terbatas dalam konteks sosial. Dalam masyarakat yang diwarnai oleh dominasi dan kontrol, kebebasan individu bisa saja menjadi ilusi yang mengabaikan ketidakadilan struktural yang terjadi.
Pemahaman yang cermat terhadap mitos-mitos modernisme yang dipaparkan oleh Marcuse penting bagi masyarakat kontemporer. Artikel ini mengajak pembaca untuk melihat melampaui narasi dominan yang dipromosikan oleh media massa dan budaya konsumerisme. Dengan menganalisis mitos-mitos tersebut, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana masyarakat modern terjebak dalam pola pikir yang terbatas dan teralienasi.
Marcuse, dalam karyanya yang terkenal "One-Dimensional
Man" (1964), mengkritik budaya modern yang dipenuhi oleh ilusi kebebasan
dan kemajuan. Ia berpendapat bahwa mitos-mitos modernisme, seperti keyakinan
bahwa teknologi dan ilmu pengetahuan akan membawa kemajuan yang tak terbatas,
menciptakan keadaan di mana masyarakat menjadi terjebak dalam sistem yang
menindas dan menghancurkan kebebasan individu. Dalam perspektif Marcuse,
modernitas telah menghasilkan masyarakat yang terbentuk oleh logika kapitalisme
dan kontrol sosial, di mana individu-individu terjebak dalam kebutuhan konsumsi
yang tak terpuaskan dan hiburan massal yang membatasi kesadaran kritis.
Melalui kritiknya terhadap mitos-mitos modernisme, Marcuse mengajak kita untuk mengembangkan pemahaman yang kritis terhadap realitas sosial dan budaya yang kita alami. Ia menekankan pentingnya melepaskan diri dari persepsi yang dangkal dan memperoleh kesadaran yang lebih mendalam tentang dinamika kekuasaan dan penindasan yang ada di dalam masyarakat modern.
Dalam konteks mitos kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, Marcuse mengajak kita untuk melihat lebih jauh dari sekadar manfaat teknologi yang tampaknya tak terbatas. Ia menyoroti bahwa perkembangan teknologi juga dapat menghasilkan alienasi dan pemiskinan pengalaman manusia. Marcuse mengajak kita untuk mengembangkan kritisisme terhadap teknologi, menyadari konsekuensi sosial dan psikologisnya, serta mengupayakan penggunaan teknologi yang berlandaskan pada kebebasan dan kemanusiaan.
Dalam menghadapi mitos konsumerisme dan materialisme, Marcuse mengajak kita untuk merenungkan tentang dampak budaya konsumerisme dalam menciptakan masyarakat yang terpusat pada keinginan materi dan status sosial. Ia menekankan pentingnya membebaskan diri dari budaya konsumtif dan mengembangkan alternatif yang berlandaskan pada kebebasan, kesederhanaan, dan solidaritas sosial.
Terakhir, Marcuse menyoroti mitos kebahagiaan dan hiburan massal yang menciptakan pengalihan dari realitas dan membatasi kesadaran kritis individu. Menurutnya, media massa dan industri hiburan memainkan peran penting dalam memelihara dan memperkuat mitos ini. Marcuse berpendapat bahwa hiburan massal seringkali berfungsi sebagai bentuk pengalihan yang mengalihkan perhatian individu dari masalah-masalah sosial dan politik yang lebih mendalam. Hiburan massal, seperti film, televisi, dan musik, sering kali mendorong konsumsi pasif dan pembingkaian diri sebagai konsumen.
Marcuse menekankan bahwa hiburan massal tidak hanya
memberikan kesenangan sebentar, tetapi juga menciptakan ketergantungan yang
mengganggu kesadaran kritis individu. Kesenangan instan yang ditawarkan oleh
hiburan massal dapat menyebabkan keengganan untuk terlibat dalam refleksi
kritis dan aksi politik yang konstruktif. Sebagai akibatnya, masyarakat menjadi
terlalu fokus pada kepuasan pribadi dan mengabaikan permasalahan struktural
yang menghasilkan ketidakadilan sosial.
Referensi:
- Marcuse, H. (1964). One-Dimensional Man: Studies in the Ideology of Advanced Industrial Society. Beacon Press.
- Jay, M. (1984). Adorno. Harvard University Press.
- Kellner, D. (1984). Herbert Marcuse and the Crisis of Marxism. University of California Press.
- Feenberg, A. (1995). Alternative Modernity: The Technical Turn in Philosophy and Social Theory. University of California Press.
Komentar
Posting Komentar