Dalam era modern ini, kita sering terpapar dengan mitos kebahagiaan dan hiburan massal yang dijejalkan oleh media dan budaya konsumeristik. Namun, perlu disadari bahwa di balik mitos ini terdapat pemikiran yang kritis dan tajam dari seorang filsuf terkenal bernama Herbert Marcuse. Marcuse melihat kebahagiaan dan hiburan massal sebagai alat penindasan yang kuat dalam masyarakat modern. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pandangan Marcuse tentang mitos kebahagiaan dan hiburan massal, dan bagaimana hal tersebut menciptakan pengalihan dari isu-isu penting yang menggiring manusia ke dalam kondisi penindasan yang tersembunyi.
Marcuse melihat bahwa masyarakat modern telah jatuh ke dalam
jebakan mitos kebahagiaan palsu yang dipersembahkan oleh budaya konsumeristik.
Ia berargumen bahwa kebahagiaan yang dijual kepada kita melalui hiburan massal
sebenarnya adalah bentuk kontrol sosial yang kuat. Media, iklan, dan industri
hiburan menciptakan gambaran idilis tentang kebahagiaan yang didasarkan pada
kepemilikan benda-benda material. Hal ini mengarah pada pengaruh yang
merugikan, karena manusia menjadi terpaku pada upaya terus-menerus untuk
memenuhi keinginan konsumsi tanpa batas.
Lebih jauh lagi, Marcuse mengatakan bahwa mitos kebahagiaan
dan hiburan massal menciptakan pengalihan dari isu-isu penting dalam
masyarakat. Masyarakat diarahkan untuk menghabiskan waktu, energi, dan uang
mereka pada kesenangan dan hiburan semata, sementara masalah-masalah sosial dan
politik yang memerlukan perhatian serius dan perubahan substansial diabaikan.
Dalam prosesnya, orang-orang menjadi terisolasi dalam dunia yang direkayasa dan
terasing dari realitas sosial yang lebih luas.
Dalam artikel ini, kita akan membahas dengan lebih rinci
pandangan Marcuse tentang mitos kebahagiaan dan hiburan massal serta
implikasinya dalam masyarakat modern. Kita akan menjelajahi cara di mana
pengalihan yang dihasilkan oleh mitos ini dapat memperkuat penindasan dan
alienasi yang ada dalam masyarakat kita. Selain itu, kita juga akan melihat
potensi perubahan dan kebebasan yang dapat terwujud jika kita memahami kritik
Marcuse terhadap mitos ini.
1. Pengaruh media massa dalam menciptakan hiburan sebagai
pengalihan dari realitas
Pengaruh media massa dalam menciptakan hiburan sebagai
pengalihan dari realitas adalah fenomena yang semakin mendominasi dalam
masyarakat modern. Media massa, termasuk televisi, film, musik, dan media
sosial, telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, dalam banyak kasus, media massa juga menjadi alat yang digunakan untuk
mengalihkan perhatian kita dari realitas yang kompleks dan menarik perhatian
kita ke dunia hiburan yang semu.
Media massa memiliki kemampuan untuk menciptakan narasi,
cerita, dan gambar-gambar yang menggoda dan memikat perhatian kita. Melalui
penggunaan teknik-teknik seperti sinematografi yang menarik, efek visual yang
memukau, dan musik yang menyenangkan, media massa mampu menciptakan pengalaman
hiburan yang memanjakan indra kita. Ini seringkali menjadi alasan mengapa
banyak orang terpaku pada konten hiburan dan menghabiskan waktu yang berlebihan
untuk menghindari realitas yang mungkin kurang menyenangkan atau rumit.
Pengalihan ini dapat berdampak negatif pada masyarakat.
Masyarakat yang terlalu terfokus pada hiburan dapat kehilangan kontak dengan
realitas yang sebenarnya terjadi di sekitar mereka. Mereka mungkin mengabaikan
isu-isu penting, masalah sosial, dan permasalahan yang membutuhkan perhatian
dan tindakan nyata. Alih-alih berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat yang
sebenarnya, mereka terjebak dalam dunia hiburan yang diciptakan oleh media
massa.
Penting bagi kita untuk menyadari pengaruh media massa dalam
menciptakan hiburan sebagai pengalihan dari realitas. Kita perlu mengembangkan
pemahaman yang kritis terhadap konten media yang kita konsumsi dan
mempertanyakan apakah mereka memperkaya kehidupan kita atau hanya mengalihkan
perhatian kita. Selain itu, kita juga harus mengimbangi waktu yang kita habiskan
untuk hiburan dengan keterlibatan aktif dalam masyarakat dan permasalahan yang
ada di sekitar kita.
2. Pembodohan melalui hiburan massal yang membatasi
kesadaran kritis
Pembodohan melalui hiburan massal adalah sebuah isu yang
serius dalam masyarakat modern yang harus kita perhatikan. Menurut Herbert
Marcuse, filsuf dan kritikus sosial terkenal, hiburan massal dapat menjadi alat
yang efektif dalam membatasi kesadaran kritis individu dan menghasilkan
masyarakat yang pasif dan terpolarisasi.
Dalam masyarakat yang didominasi oleh hiburan massal,
seperti televisi, film, dan media sosial, individu sering kali terpapar pada
konten yang diarahkan untuk mengalihkan perhatian mereka dari persoalan sosial
dan politik yang penting. Hiburan tersebut sering kali didesain untuk memenuhi
keinginan dan hasrat instan, menggantikan refleksi dan pemikiran yang mendalam.
Dalam prosesnya, kesadaran kritis individu terhambat karena mereka terjebak
dalam siklus hiburan tanpa akhir.
Marcuse berpendapat bahwa hiburan massal yang dirancang
secara komersial dan dikendalikan oleh kepentingan kapitalis juga berperan
dalam membentuk opini dan persepsi yang seragam dalam masyarakat. Konten
hiburan sering kali disaring dan disesuaikan untuk memenuhi harapan dan
preferensi mayoritas, sementara pandangan alternatif atau kritis terhadap
status quo sering kali diabaikan atau dihambat. Hal ini menghasilkan masyarakat
yang kurang kritis dan mudah dipengaruhi oleh narasi yang disajikan oleh
pihak-pihak yang berkuasa.
Penting bagi kita untuk menyadari dan melawan pembodohan
melalui hiburan massal. Kita perlu mengembangkan kesadaran kritis dan kemampuan
untuk mengenali manipulasi dan kepentingan di balik konten hiburan yang kita
konsumsi. Mengajak individu untuk terlibat dalam pemikiran kritis, refleksi
diri, dan dialog konstruktif adalah langkah-langkah penting dalam mengatasi
pembodohan yang terjadi melalui hiburan massal.
Referensi:
- Adorno, T. W., & Horkheimer, M. (2002). Dialectic of Enlightenment. Stanford University Press.
- Featherstone, M. (2010). Consumer Culture and Postmodernism. Sage Publications.
- Jay, M. (1984). Adorno. Harvard University Press.
- Kellner, D. (2010). Herbert Marcuse and the Crisis of Marxism. University of California Press.
- Lash, S. (1994). The Sociology of Postmodernism. Routledge.
- Lull, J. (2009). Media, Communication, Culture: A Global Approach. John Wiley & Sons.
- Marcuse, H. (1964). One-Dimensional Man: Studies in the Ideology of Advanced Industrial Society. Beacon Press.
- Strinati, D. (2004). An Introduction to Theories of Popular Culture. Routledge.
- Turkle, S. (2011). Alone Together: Why We Expect More from Technology and Less from Each Other. Basic Books.
- Van Zoonen, L. (2005). Entertaining the Citizen: When Politics and Popular Culture Converge. Rowman & Littlefield.
Komentar
Posting Komentar