Langsung ke konten utama

Akumulasi Kapital Beserta Contohnya

Akumulasi kapital adalah proses di mana individu atau perusahaan mengumpulkan kekayaan atau aset dengan cara mengumpulkan laba atau keuntungan, dan kemudian menginvestasikan kembali uang tersebut untuk memperoleh lebih banyak keuntungan di masa depan. Meskipun akumulasi kapital dapat memberikan keuntungan yang signifikan bagi individu atau perusahaan, namun dapat memperburuk kesenjangan ekonomi, sosial, dan politik, serta mengancam keberlangsungan lingkungan.

Akumulasi kapital menjadi perhatian utama dalam kajian ekonomi karena pengaruhnya yang signifikan terhadap ketimpangan dan ketidakadilan sosial. Dalam banyak kasus, orang yang kaya dan memiliki banyak aset cenderung semakin kaya, sedangkan orang miskin dan tidak memiliki aset yang signifikan, sulit untuk memperbaiki keadaannya. Akumulasi kapital yang tidak adil ini dapat menyebabkan ketimpangan ekonomi yang signifikan, dan pada akhirnya, dapat menyebabkan ketidakstabilan sosial dan politik.

Tidak hanya itu, akumulasi kapital juga berpotensi merusak lingkungan. Ketika perusahaan dan individu mengumpulkan keuntungan yang besar dengan mengorbankan lingkungan, maka keuntungan tersebut dihasilkan atas biaya lingkungan dan kesehatan manusia. Dalam banyak kasus, ini menciptakan masalah ekologis yang signifikan, seperti polusi udara, pencemaran air, dan kerusakan habitat alami. Lingkungan yang rusak pada gilirannya dapat memperburuk kesenjangan sosial dan ekonomi, karena orang miskin cenderung lebih terpapar dampak buruk lingkungan daripada orang kaya.

Karl Marx mengembangkan teori akumulasi kapital dalam karyanya yang berjudul "Das Kapital". Menurut Marx, akumulasi kapital adalah proses di mana kapitalis meningkatkan kekayaannya dengan cara memperoleh surplus value dari tenaga kerja yang mereka eksploitasi.

Rumus akumulasi kapital yang dikembangkan oleh Marx dapat dirumuskan sebagai berikut:

K = C + V + S

K adalah jumlah akumulasi kapital,

C adalah modal konstan (modal yang digunakan untuk membeli alat produksi dan bahan mentah),

V adalah modal variabel (modal yang digunakan untuk membayar tenaga kerja),

dan S adalah surplus value (nilai tambahan yang dihasilkan oleh tenaga kerja yang melebihi upah yang diterima).

Menurut Marx, akumulasi kapital terus berlanjut dan semakin besar karena kapitalis terus meningkatkan produktivitas tenaga kerja dengan memperkenalkan teknologi dan inovasi baru, sehingga meningkatkan surplus value yang dihasilkan. Namun, Marx juga mengkritik akumulasi kapital karena menyebabkan kesenjangan sosial yang besar antara kaum kapitalis dan kaum pekerja, serta mengarah pada krisis ekonomi yang terus berulang.

Contoh soal akumulasi kapital Karl Marx beserta perhitungannya adalah sebagai berikut:

Sebuah pabrik tekstil memproduksi kain senilai $100.000 dengan menggunakan tenaga kerja senilai $30.000 dan bahan baku senilai $20.000. Kapitalis juga membayar biaya sewa senilai $5.000 untuk pabrik dan mesin-mesinnya. Setelah menjual kain dengan harga $150.000, kapitalis memperoleh keuntungan senilai $95.000.

Jika kapitalis memutuskan untuk mengakumulasi modalnya, maka ia akan menambahkan sebagian dari keuntungan tersebut ke dalam produksi, dan sebagian lagi akan diambil sebagai keuntungan pribadi. Misalnya, jika ia memutuskan untuk mengakumulasi 50% dari keuntungan tersebut, maka ia akan menambahkan $47.500 ke dalam produksi.

Dengan menambahkan modal baru senilai $47.500, kapitalis dapat meningkatkan produksi kain menjadi $125.000 dengan menggunakan tenaga kerja senilai $37.500 dan bahan baku senilai $25.000. Setelah menjual kain dengan harga $187.500, kapitalis memperoleh keuntungan senilai $135.000.

Dari sini, terlihat bahwa dengan mengakumulasi modalnya, kapitalis berhasil meningkatkan keuntungan yang diperolehnya dari $95.000 menjadi $135.000, atau sebesar 42%. Ini merupakan salah satu contoh konsep akumulasi kapital Karl Marx dalam tindakan.

Namun, Karl Marx juga mengkritik akumulasi kapital karena dapat menyebabkan ketidaksetaraan dan eksploitasi kelas pekerja. Dalam pandangan Marx, pemilik modal selalu akan mencari cara untuk meningkatkan keuntungan mereka, termasuk dengan mengeksploitasi tenaga kerja dan menurunkan upah untuk meningkatkan profitabilitas.

Dalam konteks ini, akumulasi kapital dianggap sebagai bagian dari sistem ekonomi kapitalis yang bertentangan dengan kepentingan kelas pekerja. Oleh karena itu, Marx menganjurkan penghapusan sistem kapitalis dan menggantinya dengan sistem ekonomi yang lebih adil dan berkeadilan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...