Konflik kelas merupakan salah satu aspek sentral dalam pemikiran materialisme historis yang dikembangkan oleh Karl Marx. Materialisme historis menekankan pentingnya peran kelas-kelas sosial dalam perubahan sejarah. Dalam setiap tahapan perkembangan masyarakat, terdapat konflik kelas yang muncul akibat perbedaan kepentingan dan akses terhadap sumber daya. Mari kita tinjau konflik kelas dalam setiap tahapan perkembangan sejarah yang dicerminkan dalam pemikiran materialisme historis.
A. Pemilik tanah vs. petani dalam masyarakat feodal
Dalam masyarakat feodal, konflik kelas utama terjadi antara
pemilik tanah (bangsawan atau penguasa feodal) dan petani. Pemilik tanah
memiliki kontrol penuh atas lahan dan sumber daya alam. Petani, di sisi lain,
merupakan tenaga kerja yang bekerja di lahan milik pemilik tanah untuk
memproduksi makanan dan bahan pangan. Konflik terutama berpusat pada penguasaan
tanah dan pemberian upah yang tidak adil kepada petani. Pemilik tanah
memanfaatkan posisi kekuasaan mereka untuk memaksa petani bekerja dalam kondisi
yang memeras, dengan memberikan sedikit imbalan yang tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka. Konflik kelas ini menjadi motor perubahan dalam
masyarakat feodal, yang akhirnya mengarah pada perubahan ke struktur masyarakat
yang lebih maju, seperti masyarakat kapitalis.
B. Pemilik modal vs. pekerja dalam masyarakat kapitalis
Dalam masyarakat kapitalis, konflik kelas utama terjadi
antara pemilik modal (kapitalis atau borjuis) dan pekerja. Pemilik modal
memiliki kontrol atas alat produksi dan modal yang diperlukan untuk memproduksi
barang dan jasa. Pekerja, sebagai kelas pekerja, menyediakan tenaga kerja yang
diperlukan dalam produksi. Konflik kelas ini muncul karena adanya perbedaan
kepentingan antara pemilik modal yang ingin memaksimalkan keuntungan mereka
dengan cara mempertahankan upah serendah mungkin, sementara pekerja berjuang
untuk memperoleh upah yang adil dan kondisi kerja yang layak. Konflik kelas ini
termanifestasi dalam pertempuran hak-hak buruh, seperti perjuangan untuk hak
kerja, upah yang adil, jaminan sosial, dan perlindungan pekerja. Konflik kelas
dalam masyarakat kapitalis terus berlanjut dan memengaruhi perubahan
struktural, termasuk munculnya gerakan buruh dan upaya pembentukan masyarakat
sosialis.
C. Pekerja vs. kapitalis dalam masyarakat sosialis
Dalam masyarakat sosialis, konflik kelas utama terjadi
antara pekerja (proletariat) dan kapitalis (pemilik modal). Dalam konsep
materialisme historis, masyarakat sosialis melibatkan perubahan fundamental
dalam hubungan sosial dan struktur ekonomi. Pekerja, sebagai kelas pekerja,
berjuang untuk mengambil alih kendali atas alat produksi yang sebelumnya
dikuasai oleh kapitalis. Masyarakat sosialis berupaya menciptakan sistem
ekonomi di mana kepemilikan alat produksi menjadi milik bersama atau negara.
Konflik kelas ini muncul karena perbedaan kepentingan antara pekerja yang
menginginkan distribusi kekayaan yang lebih adil dan kontrol atas proses
produksi, sementara kapitalis cenderung mempertahankan keuntungan dan kontrol
atas alat produksi. Konflik kelas ini mendorong perjuangan revolusioner dalam
bentuk gerakan buruh, organisasi politik, dan transformasi sosial yang
bertujuan menciptakan masyarakat tanpa kelas.
Referensi:
- Marx, K., & Engels, F. (1848). The Communist Manifesto.
- Marx, K. (1867). Das Kapital, Volume I.
- Draper, H. (1986). Karl Marx's Theory of Revolution, Volume II: The Politics of Social Classes. Monthly Review Press.
- Ollman, B. (2003). Dance of the Dialectic: Steps in Marx's Method. University of Illinois Press.
- Wood, E. M. (1999). The Origin of Capitalism: A Longer View. Verso Books.
- Bottomore, T. B. (1991). A Dictionary of Marxist Thought. Wiley-Blackwell.
Komentar
Posting Komentar