Langsung ke konten utama

Pola Berpikir Mikro dan Makro

Sebagai makhluk sosial yang kompleks, manusia memiliki berbagai cara berpikir dalam menghadapi realitas hidup. Pola berpikir manusia dapat dibagi menjadi dua luasan utama: pola berpikir mikro dan pola berpikir makro. Kedua pola ini mencerminkan perspektif dan cara pandang yang berbeda dalam memandang dunia dan memahami hubungan antara diri sendiri dengan lingkungan sekitar.

Pola berpikir mikro adalah pola berpikir yang lebih individualistik dan personal. Dalam pola berpikir ini, fokus utama terletak pada apa yang bisa langsung dirasakan dan dialami dalam kehidupan sehari-hari. Setiap orang cenderung melihat dunia dari sudut pandang pribadi dan berusaha memahami apa yang mereka rasakan sendiri. Perasaan pribadi, pengalaman pribadi, dan pandangan subyektif menjadi elemen utama dalam pola berpikir mikro.

Contoh dari pola berpikir mikro adalah ketika seseorang merasa sedih, marah, atau bahagia. Mereka cenderung memfokuskan perhatian pada perasaan mereka sendiri dan mencoba untuk mengerti apa yang menyebabkannya merasa seperti itu. Ketika menghadapi masalah, pola berpikir mikro mengarahkan mereka untuk mencari solusi yang berpusat pada diri sendiri, seperti melakukan hal-hal yang bisa menghibur atau menenangkan diri mereka sendiri.

Pola berpikir mikro dapat membantu individu memahami diri mereka sendiri lebih baik dan memberikan kesadaran tentang kebutuhan dan keinginan pribadi. Namun, terlalu terpaku pada pola berpikir mikro juga bisa membuat seseorang terlalu fokus pada diri sendiri dan kurang peka terhadap orang lain dan lingkungan sekitar.

Di sisi lain, pola berpikir makro adalah pola berpikir yang lebih luas dan menyeluruh. Dalam pola berpikir ini, seseorang melihat hubungan dan keterkaitan antara diri mereka dengan orang lain dan lingkungan. Mereka mencoba untuk memahami bagaimana tindakan dan perasaan mereka dapat mempengaruhi orang lain dan sekitarnya.

Pola berpikir makro mendorong seseorang untuk melihat permasalahan dan kejadian dari perspektif yang lebih luas, tidak hanya terfokus pada diri sendiri. Misalnya, ketika mengalami kelelahan saat bekerja, pola berpikir makro mendorong seseorang untuk mempertimbangkan berbagai faktor yang mungkin menyebabkan kelelahan, seperti kebijakan dari atas, situasi sosial ekonomi, dan interaksi dengan rekan kerja. Dengan demikian, pola berpikir ini membantu seseorang untuk lebih memahami akar permasalahan dan mencari solusi yang lebih holistik dan berkelanjutan.

Pola berpikir makro juga dapat meningkatkan rasa empati dan kepedulian terhadap orang lain. Seseorang dengan pola berpikir makro cenderung lebih peka terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain, karena mereka menyadari bahwa apa yang mereka lakukan atau rasakan dapat berdampak pada orang lain.

Namun, tidak semua orang mudah mencapai pola berpikir makro. Beberapa individu mungkin terjebak dalam pola berpikir mikro, di mana mereka hanya fokus pada diri sendiri tanpa memperhatikan bagaimana tindakan mereka dapat mempengaruhi orang lain. Pola berpikir mikro yang berlebihan dapat menyebabkan kurangnya empati dan kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain secara harmonis.

Sebagai manusia, kita memiliki kemampuan untuk berpikir dalam dua pola ini, baik pola berpikir mikro maupun makro. Kedua pola ini memiliki peran penting dalam kehidupan kita. Pola berpikir mikro membantu kita memahami diri sendiri dan mencari pemenuhan kebutuhan pribadi, sementara pola berpikir makro membantu kita memahami hubungan kompleks antara individu dengan masyarakat dan lingkungan.

Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk berusaha mencapai keseimbangan antara pola berpikir mikro dan makro. Dengan memiliki pola berpikir mikro yang sehat, kita dapat merawat dan memahami diri sendiri dengan baik. Sedangkan pola berpikir makro membantu kita menjadi lebih peka dan peduli terhadap orang lain dan dampak tindakan kita pada lingkungan sekitar.

Dalam menghadapi berbagai tantangan dan perubahan dalam kehidupan, memiliki pola berpikir mikro dan makro yang seimbang dapat membantu kita untuk menghadapi berbagai situasi dengan bijaksana. Dengan memahami diri sendiri dan memperhatikan orang lain, kita dapat menciptakan hubungan yang lebih harmonis dan mendorong perubahan positif dalam masyarakat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...