Jepang pada abad pertengahan merupakan suatu masyarakat yang sangat terikat oleh sistem kelas sosial yang ketat. Kelompok samurai dan bangsawan menduduki posisi tertinggi dalam masyarakat, sementara rakyat biasa atau yang disebut sebagai tani, berada di bawah mereka. Tani adalah golongan masyarakat yang paling banyak, namun juga yang paling tertindas dan memiliki kehidupan yang sangat sulit.
Sistem kelas pada Abad Pertengahan Jepang merupakan sebuah
sistem hierarki sosial yang sangat ketat. Kelas-kelas tersebut ditentukan oleh
latar belakang keluarga, profesi, dan hak milik. Pada saat itu, rakyat Jepang
dibagi menjadi empat kelas, yaitu samurai, petani, pedagang, dan pekerja kasar.
Kelas terendah adalah petani, yang hidup dalam kemiskinan dan sangat bergantung
pada kaum samurai yang memiliki kekuasaan dan kekayaan. Sistem kelas tersebut
menghasilkan ketidakadilan dan kesenjangan sosial yang besar di antara penduduk
Jepang.
Tani diperlakukan sebagai kelas bawah yang harus taat pada
samurai dan bangsawan yang memiliki kekuasaan dan kontrol atas wilayah dan
masyarakat sekitarnya. Mereka tidak memiliki hak untuk memiliki atau mengatur
tanah dan sumber daya alam lainnya, dan sering kali dipaksa untuk membayar
pajak yang tinggi kepada pemilik tanah.
Ketidakadilan sosial ini menyebabkan banyak tani terpaksa
hidup dalam kemiskinan, kelaparan, dan ketidakpastian. Kondisi ini mendorong
munculnya kelompok-kelompok yang mencoba untuk melawan ketidakadilan ini, salah
satunya adalah kelompok ninja.
Banyak sejarawan percaya bahwa kemunculan Ninja berasal dari
ketidakpuasan kaum tani terhadap sistem kelas tersebut. Kaum tani hidup dalam
kemiskinan dan sering kali menjadi korban kekerasan oleh kelompok samurai.
Dalam situasi seperti ini, kaum tani mencari cara untuk melawan para samurai
yang kuat dan berkuasa. Mereka belajar berbagai keterampilan yang diperlukan
untuk bertahan hidup, termasuk teknik-teknik pertarungan, penyusupan, dan
pengumpulan intelijen.
Seiring waktu, kelompok Ninja berkembang menjadi kelompok
yang sangat terampil dan memegang peran penting dalam sejarah Jepang. Mereka
membantu menyelamatkan nyawa dan keamanan warga sipil, terutama kaum tani, dari
serangan musuh-musuh Jepang. Selain itu, kelompok Ninja juga terkenal karena
kemampuan mereka dalam menyusup dan melakukan aksi sabotase. Kemampuan mereka
yang hebat membuat kelompok Ninja menjadi sangat dihormati dan diakui sebagai
bagian dari sejarah Jepang.
Kelompok ninja awalnya terdiri dari tani yang melarikan diri
dari kehidupan yang keras dan mencari cara untuk melindungi diri mereka sendiri
dan keluarga mereka dari serangan dan kekerasan yang sering terjadi di
desa-desa mereka. Mereka melatih diri untuk menjadi ahli dalam bertarung dan
menggunakan strategi militer, sehingga mereka mampu melawan penindasan dan
memberikan pertahanan bagi kelompok tani lainnya.
Sejarah kelas sosial pada Abad Pertengahan Jepang dapat
mengajarkan banyak pelajaran bagi masyarakat modern tentang pentingnya
kesetaraan dan keadilan. Saat ini, dunia kita masih dihadapkan pada banyak
masalah sosial, termasuk kesenjangan ekonomi, ketidakadilan rasial, dan
diskriminasi gender. Penting untuk belajar dari sejarah agar kita dapat
membangun masyarakat yang lebih adil dan setara. Melalui pemahaman dan
penghargaan terhadap sejarah kelas sosial Jepang, kita dapat memperjuangkan
perubahan yang positif bagi masyarakat modern
Kemunculan ninja merupakan bukti bahwa kondisi sosial yang
tidak adil dapat memicu munculnya kelompok-kelompok yang mencari cara untuk
mempertahankan diri dan memberikan keadilan bagi mereka yang tertindas. Oleh
karena itu, kita perlu memahami konteks sosial pada abad pertengahan Jepang
agar dapat menghargai perjuangan kelompok ninja dan memperkuat pemahaman kita
tentang sejarah Jepang.
Referensi:
- Brown, S. (2013). The ninja: warrior on the run. Tuttle Publishing.
- Hall, J. W. (1988). The Cambridge History of Japan. Cambridge University Press.
- Hurst, G. C. (2007). Armed martial arts of Japan: swordsmanship and archery. Yale University Press.
- Turnbull, S. (2003). Ninja: The True Story of Japan's Secret Warrior Cult. Osprey Publishing.
- Turnbull, S. (2010). Ninja: Unmasking the myth. Osprey Publishing.
Komentar
Posting Komentar