Langsung ke konten utama

Konsep dan Ideologi Mazhab Frankfurt

A. Apa itu Mazhab Frankfurt?

Mazhab Frankfurt atau dikenal juga sebagai Teori Kritis Frankfurt merupakan sebuah aliran pemikiran kritis yang berasal dari Jerman pada abad ke-20. Aliran ini terbentuk dari kumpulan intelektual yang terdiri dari filsuf, sosiolog, dan ahli teori budaya, seperti Max Horkheimer, Theodor Adorno, Herbert Marcuse, Walter Benjamin, dan Jürgen Habermas.

Mazhab Frankfurt lahir sebagai reaksi terhadap pandangan Marxisme yang dinilai terlalu terfokus pada ekonomi dan kurang memperhatikan aspek kultural dalam analisis sosial. Aliran ini memiliki pandangan yang kritis terhadap masyarakat konsumen, budaya massa, serta kekuasaan dan penindasan yang terjadi dalam masyarakat modern. Mazhab Frankfurt memandang bahwa budaya dan seni memiliki potensi untuk mengubah tatanan sosial dan politik yang ada.

Sejarah singkat Mazhab Frankfurt dimulai pada tahun 1923 ketika Institut untuk Penelitian Sosial (Institut für Sozialforschung) didirikan di Frankfurt oleh Felix Weil, seorang mahasiswa doktoral yang tertarik pada Marxisme. Institut ini kemudian dipimpin oleh Max Horkheimer dan menjadi tempat berkumpulnya para intelektual yang tertarik pada teori kritis. Pada tahun 1930-an, para intelektual Mazhab Frankfurt mengalami pengusiran dari Jerman oleh Nazi dan banyak dari mereka memilih untuk tinggal di Amerika Serikat, di mana mereka terus mengembangkan pemikiran kritis mereka.

Kontribusi Mazhab Frankfurt dalam pemikiran sosial dan budaya sangat penting dan telah mempengaruhi banyak kajian budaya dan sosiologi kontemporer. Teori Kritis yang dikembangkan oleh Mazhab Frankfurt memberikan pandangan kritis terhadap masyarakat modern yang didominasi oleh kepentingan kapitalis. Mazhab Frankfurt juga memperkenalkan konsep-konsep seperti budaya massa, penindasan, dan kelas sosial yang menjadi bahan kajian penting dalam ilmu sosial dan budaya.

Namun, tidak semua kalangan menerima pandangan Mazhab Frankfurt. Beberapa kritikus menganggap teori dan metodenya kurang objektif dan terlalu terfokus pada sudut pandang kiri. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kontribusi Mazhab Frankfurt dalam pemikiran sosial dan budaya sangat besar dan masih relevan hingga saat ini.

B. Konsep dan Ideologi Mazhab Frankfurt

Mazhab Frankfurt adalah sebuah aliran pemikiran kritis yang memiliki pandangan tajam terhadap masyarakat kontemporer. Mazhab ini didirikan di Frankfurt, Jerman pada tahun 1923 dan terdiri dari sekelompok intelektual terkemuka yang mencoba memahami sisi gelap dari kemajuan sosial dan budaya di dunia modern. Konsep dan ideologi Mazhab Frankfurt mencakup kritik terhadap marxisme, masyarakat konsumen, budaya massa, dan penindasan. Pandangan ini sangat relevan dalam konteks saat ini karena banyak dari masalah sosial dan budaya yang kita hadapi hari ini masih berkaitan dengan tema-tema yang dibahas oleh Mazhab Frankfurt.

Mazhab Frankfurt menolak pandangan marxisme ortodoks karena dianggap terlalu deterministik dan sempit dalam melihat masalah sosial dan ekonomi. Konsep kritis yang diusung oleh Mazhab Frankfurt menekankan bahwa kapitalisme bukanlah satu-satunya sumber penindasan, dan bahwa perlu adanya analisis yang lebih luas untuk memahami masalah sosial secara komprehensif.

Selain itu, Mazhab Frankfurt mengkritik masyarakat konsumen yang menempatkan nilai pada hal-hal materi dan memandang manusia hanya sebagai konsumen yang harus terus menerus membeli barang dan jasa. Pandangan ini juga berkaitan dengan kritik terhadap budaya massa, di mana Mazhab Frankfurt menekankan bahwa budaya massa memperkuat status quo dan memperlakukan manusia sebagai objek yang dikendalikan oleh kekuasaan.

Mazhab Frankfurt juga mengeksplorasi konsep penindasan dan penghisapan, baik dalam konteks kelas sosial, gender, atau ras. Pandangan ini terkait dengan teori penindasan yang dikembangkan oleh Herbert Marcuse, salah satu tokoh Mazhab Frankfurt yang paling terkenal. Marcuse mengatakan bahwa penindasan terjadi ketika satu kelompok memperoleh kekuasaan atas kelompok lainnya, dan menggunakannya untuk mengeksploitasi dan menindas kelompok tersebut.

Dalam pandangan Mazhab Frankfurt, budaya dapat menjadi senjata yang kuat dalam melawan penindasan dan mendorong perubahan sosial. Seni dan budaya, menurut Mazhab Frankfurt, dapat digunakan sebagai alat untuk membangkitkan kesadaran dan menentang kekuasaan yang dominan.

Melalui konsep dan ideologinya yang kontroversial, Mazhab Frankfurt telah memberikan kontribusi yang signifikan pada pemikiran sosial dan budaya. Teori-teori seperti teori kritis, teori budaya massa, teori penindasan, dan teori kelas sosial yang dikembangkan oleh Mazhab Frankfurt telah menjadi landasan penting bagi sosiologi dan kajian budaya kontemporer.

Referensi:

  • Horkheimer, M., & Adorno, T. W. (2002). Dialectic of enlightenment: Philosophical fragments. Stanford University Press.
  • Marcuse, H. (1964). One-dimensional man: Studies in the ideology of advanced industrial society. Beacon Press.
  • Jay, M. (1973). The dialectical imagination: A history of the Frankfurt School and the Institute of Social Research, 1923-1950. University of California Press.
  • Jay, M. (1973). The Dialectical Imagination: A History of the Frankfurt School and the Institute of Social Research, 1923-1950. Boston: Little, Brown and Company.
  • Kellner, D. (1989). Critical Theory, Marxism, and Modernity. Baltimore: Johns Hopkins University Press.
  • Wiggershaus, R. (1995). The Frankfurt School: Its History, Theories, and Political Significance. Cambridge: Polity Press.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...