Langsung ke konten utama

Akal yang Terjebak dalam Absurdnya Dunia




Tuhan memberiku akal, katanya untuk memahami dunia. Tapi sungguh, semakin aku mencoba mengerti, semakin absurd rasanya hidup ini. Ada begitu banyak hal yang melampaui nalar, melampaui logika yang katanya merupakan keunggulan manusia dibanding makhluk lainnya. Dunia ini, dengan segala kompleksitasnya, terasa seperti labirin tanpa ujung. Aku terus berjalan, mencari jalan keluar, tapi yang kutemukan hanyalah dinding-dinding baru yang tak bisa kutembus.

Petunjuk Tuhan, katanya ada di mana-mana. Tapi bukankah petunjuk itu terlalu samar? Bahkan seorang detektif dengan kemampuan analisis paling canggih sekalipun mungkin akan menyerah membaca teka-teki ini. Semua terlihat seperti teka-teki silang tanpa petunjuk, atau mungkin petunjuk itu ada, tapi terlalu kabur untuk ditangkap. Aku bertanya-tanya, apa sebenarnya maksud Tuhan? Mengapa Dia menciptakan dunia yang tampak seperti permainan yang terlalu rumit untuk dimainkan?

Aku mencoba merancang hidupku. Satu tahun ke depan, lima tahun ke depan, sepuluh tahun ke depan—semuanya tertulis rapi dalam daftar panjang di buku catatanku. Ada ratusan rencana, mungkin ribuan. Aku berencana dengan detail, menghitung risiko, memetakan peluang. Tapi kenyataannya, dari ratusan hal yang kutulis, hanya segelintir yang bisa tercapai. Sisanya? Entah lenyap begitu saja, atau tertunda oleh sesuatu yang tak pernah kuperkirakan.

Dunia ini seperti memiliki algoritma yang tak bisa kubaca. Aku, dengan segala upaya berpikirku, ternyata hanya bagian kecil dari permainan besar yang tidak kuketahui aturannya. Akalku yang katanya diberkahi ini ternyata tak cukup untuk mengurai semua ini. Bukankah itu ironis? Aku diberikan kemampuan berpikir, tapi dihadapkan pada realitas yang tak bisa dipikirkan.

Dan aku mulai bertanya, apa gunanya berpikir? Apa gunanya aku merancang masa depan, memecahkan masalah, atau mencoba memahami sesuatu, jika pada akhirnya ada begitu banyak hal yang di luar kendaliku? Bahkan rencana paling matang pun bisa hancur oleh satu kejadian kecil yang tak terduga. Satu tikungan kecil di jalan, satu keputusan orang lain, atau satu peristiwa acak bisa mengubah segalanya.

Kadang aku merasa seperti boneka yang diombang-ambingkan oleh kekuatan yang lebih besar. Akal yang kupikir adalah keistimewaanku, ternyata hanyalah alat yang sering kali tidak berguna. Aku berpikir, merencanakan, berharap, hanya untuk dihadapkan pada kenyataan bahwa dunia ini tidak peduli pada rencanaku.

Tapi anehnya, aku tidak bisa berhenti berpikir. Meskipun sering kali menyerah, meskipun tahu banyak hal tak terduga akan terus datang, aku tetap saja mencoba. Mungkin karena itu sifat dasar manusia: terus mencari arti di tengah ketidakpastian. Mencoba memahami, meskipun tahu hasil akhirnya mungkin hanyalah kebingungan yang lebih besar.

Jadi, meskipun dunia ini terasa absurd, meskipun petunjuk Tuhan terlalu sulit untuk kumengerti, aku tetap melangkah. Tidak tahu ke mana, tidak tahu untuk apa. Tapi mungkin, justru dalam kebingungan itulah hidup menemukan maknanya. Tidak dalam kepastian, tidak dalam jawaban, tapi dalam perjalanan untuk terus mencari. Akalku mungkin tidak bisa mengalahkan absurditas dunia, tapi ia juga tidak bisa diam. Mungkin itu adalah ironi terbesar dari keberadaan manusia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...