Langsung ke konten utama

Tantangan Era Canggih: Ketika Pola Pikir Melawan Logika

Kita hidup dalam era yang begitu canggih, di mana teknologi telah merubah cara kita berinteraksi, bekerja, dan bahkan berpikir. Namun, meski kita telah masuk ke dalam era yang begitu maju ini, hal tersebut tidak selalu berarti bahwa pola pikir dan pola konsumsi masyarakat mengikuti logika yang rasional. Bahkan, seringkali kita melihat fenomena di mana pola pikir masyarakat justru menabrak logika atau kebiasaan yang sudah ada.

Salah satu contoh paling mencolok dari perubahan pola pikir ini adalah dalam hal kecenderungan seksual. Di masa lalu, norma sosial mengatur bahwa hubungan seksual hanya boleh terjadi antara dua orang dengan jenis kelamin yang berbeda. Namun, semakin ke sini, kita melihat perubahan yang signifikan dalam pola pikir ini. Kecenderungan seksual tidak lagi terbatas hanya pada lawan jenis, melainkan juga bisa melibatkan sesama jenis, atau bahkan keduanya. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat tidak lagi memandang seksualitas secara kaku dan tradisional.

Apa yang mendasari perubahan ini? Salah satu faktor utama adalah kejenuhan. Dalam era yang semakin sibuk dan terhubung, banyak orang merasa terjebak dalam rutinitas yang monoton. Aktivitas sehari-hari yang sering kali membosankan dan keterbatasan dalam melakukan apa yang seharusnya kita lakukan sebagai manusia, membuat banyak orang mencari cara untuk keluar dari kebiasaan ini.

Dengan demikian, budaya baru dan komunitas baru mulai muncul. Masyarakat tidak lagi mengikuti secara membabi buta apa yang dianggap sebagai norma. Mereka mencari kebebasan dalam mengekspresikan diri mereka sendiri, termasuk dalam hal seksualitas. Inilah saat di mana pola pikir yang berbeda dari logika konvensional mulai mendominasi.

Namun, perubahan ini juga membawa konflik. Ketika ada perubahan dalam cara berpikir dan bertindak, selalu ada reaksi dari yang konservatif atau yang tetap memegang teguh kebiasaan lama. Dalam hal ini, muncul dua kubu atau bahkan lebih, yang masing-masing berpegang pada pandangan dan nilai-nilai mereka sendiri. Ini adalah bentuk dari pertentangan antara tradisi dan perubahan, dan sering kali, pertentangan ini dapat menjadi sangat sengit.

Kita harus memahami bahwa kehidupan itu sendiri adalah dinamis dan selalu bergerak. Tidak mungkin untuk mengharapkan bahwa semuanya akan berjalan sesuai rencana atau logika yang ada. Manusia memiliki sifat alami yang mendorong mereka untuk mencari sesuatu yang baru, untuk mencoba hal-hal yang berbeda, dan untuk melawan kebiasaan yang mungkin telah ada selama bertahun-tahun.

Nafsu adalah salah satu faktor yang tidak bisa diabaikan dalam perubahan ini. Nafsu manusia untuk mencari kebahagiaan, kepuasan, dan kebebasan sering kali bertentangan dengan aturan dan norma yang ada. Ini adalah dorongan alami yang mendorong manusia untuk mencari cara untuk merasa lebih hidup, bahkan jika itu berarti melanggar norma yang ada.

Tentu saja, ini bukan berarti bahwa kita harus mengabaikan logika atau nilai-nilai yang telah ada sebelumnya. Logika tetap penting dalam pengambilan keputusan dan mengevaluasi dampak dari perubahan-perubahan ini. Namun, kita juga harus membuka diri terhadap ide-ide baru dan pola pikir yang berbeda.

Dalam dunia yang terus berubah ini, fleksibilitas adalah kunci. Kita harus siap untuk menghadapi perubahan, baik dalam cara kita berpikir maupun dalam cara kita hidup. Ini adalah era di mana logika mungkin saja berada di luar sana, di mana pola pikir yang berbeda mungkin merupakan solusi untuk masalah-masalah yang ada.

Sebagai masyarakat yang maju, kita harus siap untuk menerima perbedaan, untuk berbicara, dan untuk mencari cara untuk mencapai kesepakatan di tengah perubahan-perubahan ini. Kita tidak bisa hanya mengandalkan logika atau hanya mengikuti kebiasaan lama. Kita harus memiliki ketangguhan mental dan emosional untuk menghadapi tantangan yang datang bersama dengan perubahan ini.

Jadi, meski kita telah memasuki era canggih, kita harus ingat bahwa pola pikir masyarakat tidak selalu akan mengikuti logika yang konvensional. Perubahan adalah bagian dari kehidupan, dan kita harus siap untuk menerimanya, merangkulnya, dan bahkan mencari cara untuk berinovasi di dalamnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...