Langsung ke konten utama

Tingkatan Ilmu Pengetahuan Berdasarkan Kebutuhannya

Ilmu pengetahuan adalah kunci utama dalam perkembangan manusia. Manusia memiliki keingintahuan yang tak terbatas, dan ilmu pengetahuan memberikan wawasan dan pemahaman tentang dunia di sekitar kita. Namun, tidak semua jenis ilmu pengetahuan memiliki tingkat kepentingan yang sama. Dalam konteks ini, ilmu pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi tiga tingkatan berdasarkan kebutuhannya: pengetahuan primer, pengetahuan skunder, dan pengetahuan tersier.

Pengetahuan primer merupakan dasar yang harus dipelajari oleh banyak orang. Ilmu ini mempelajari cara manusia bertahan hidup dalam lingkungan yang penuh tantangan. Pengetahuan primer meliputi keterampilan dasar seperti memperoleh makanan, mencari tempat perlindungan, dan melindungi diri dari bahaya. Tanpa pengetahuan ini, manusia akan kesulitan bertahan hidup dalam lingkungan yang keras. Sebagai contoh, manusia harus belajar bagaimana mendapatkan makanan dari alam, membangun tempat tinggal, dan melindungi diri dari binatang buas. Pengetahuan primer juga mencakup keterampilan medis dasar untuk merawat luka atau penyakit yang umum terjadi. Dalam menghadapi kondisi ekstrem seperti bencana alam atau kekurangan sumber daya, pengetahuan primer menjadi lebih penting dari sebelumnya. Ini adalah fondasi yang harus dimiliki setiap individu untuk bertahan hidup.

Selanjutnya, pengetahuan skunder merupakan pengetahuan yang penting dalam menjalankan hubungan sosial dan pengembangan diri. Ini meliputi keterampilan komunikasi, empati, etika, serta pengembangan kemampuan individu. Pengetahuan skunder membantu manusia berinteraksi dengan orang lain, memahami perbedaan budaya, dan membangun hubungan yang sehat. Pengetahuan ini juga berperan penting dalam pengembangan karier dan kemampuan profesional. Misalnya, pengetahuan tentang manajemen waktu, komunikasi efektif, dan keterampilan kepemimpinan memainkan peran kunci dalam kesuksesan seseorang di tempat kerja dan dalam kehidupan pribadi. Pengetahuan skunder membantu manusia mencapai potensi mereka yang sebenarnya dan berkontribusi pada masyarakat dengan cara yang positif.

Di sisi lain, pengetahuan tersier adalah jenis pengetahuan yang tidak begitu penting untuk dipelajari dan cenderung hanya untuk hiburan semata. Pengetahuan ini mungkin termasuk dalam bidang-bidang seperti seni, sastra, hobi, dan trivia. Meskipun pengetahuan ini tidak kritis untuk bertahan hidup atau menjalankan hubungan sosial, mereka memberikan kebahagiaan dan kepuasan pribadi. Pengetahuan tersier memperluas wawasan seseorang dan memberikan hiburan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, belajar tentang sejarah seni, membaca novel fiksi, atau mengembangkan hobi seperti memasak atau musik, adalah contoh pengetahuan tersier. Ini adalah jenis pengetahuan yang menghidupkan sisi kreatif dan keindahan dalam hidup manusia.

Meskipun pengetahuan tersier mungkin dianggap tidak terlalu penting, tetapi mereka tetap memberikan kontribusi pada kehidupan manusia secara keseluruhan. Mereka membantu mengisi kehidupan kita dengan keindahan, imajinasi, dan kesenangan. Selain itu, pengetahuan tersier juga dapat memberikan inspirasi dan inovasi di bidang lain. Terkadang, pengetahuan tersier dapat menjadi sumber motivasi dan pemacu dalam pencapaian prestasi yang lebih besar.

Dalam kesimpulan, tingkatan ilmu pengetahuan berdasarkan kebutuhannya dapat dibagi menjadi tiga kategori: pengetahuan primer, pengetahuan skunder, dan pengetahuan tersier. Pengetahuan primer adalah dasar yang harus dimiliki oleh setiap individu untuk bertahan hidup. Pengetahuan skunder penting dalam menjalankan hubungan sosial dan pengembangan diri. Sementara itu, pengetahuan tersier, meskipun tidak terlalu penting, memberikan keindahan dan hiburan dalam hidup kita. Penting untuk memahami pentingnya setiap tingkatan pengetahuan ini, karena mereka berkontribusi pada perkembangan manusia secara menyeluruh dan membantu menjalani kehidupan dengan lebih baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filsafat Diri (Fenomena dan Nomena)

Fenomena adalah sesuatu yang sifatnya nampak dan bisa diamati. Sedangkan nomena adalah sesuatu yang tidak nampak namun bisa diamati. Fenomena itu misalnya seperti kursi, gunung, sungai dan semacamnya, sedangkan nomena seperti ilmu, sifat, pemikiran, emosi dan semacamnya.   Selain dari perwujudannya yang membedakan fenomena dan nomena adalah sisi subjektifitasnya. Fenomena hanya memiliki satu subjek saja yakni apa yang nampak, sedangkan nomena memiliki subjek yang berbeda-beda. Masing-masing orang tentu akan membunyikannya secara berbeda-beda.  Walaupun berbeda, fenomena dan nomena ini memiliki keterkaitan. Suatu fenomena jika dilihat lebih dalam dari sisi nomena maka akan menciptakan fenomena baru. Misalnya ada seorang wanita cantik dan ramah, pada awalnya mungkin kita akan mengira bahwa dia adalah orang yang baik. Tetapi ketika di telusuri dari dalam ternyata tidak seperti fenomenanya. Hal inilah yang membuat kita tertipu dan keliru, kita selalu menyimpulkan bahwa kebena...

Catatan Lapang Riset di Desa Cikeusal (Awal)

. Catatan Awal Sebuah Perjalanan di Bawah Kaki Gunung Kromong Sabtu 20 Maret 2021, pukul 12.30 saya bersama teman saya berangkat dari Pondok Pesantren Ulumuddin menuju desa yang hendak dijadikan aktifitas turun lapang, yakni desa Cikeusal. Diperjalanan tepatnya di Palimanan, kami terjebak hujan, dan memutuskan untuk meneduh di suatu warung. Pukul 13.00 di warung tersebut kita sempat berbincang-bincang sedikit dengan pemiliknya (kami lupa menanyakan namanya). Kami bertanya kepada pemilik warung rute menuju desa Cikeusal. Setelah memberitahu rute, Pemilik warung menceritakan sedikit mengenai desa Cikeusal, bahwa desa tersebut merupakan salah satu desa binaan dari pabrik Indocement, desa binaan lainnya yaitu Palimanan Barat, Cupang, Walahar, Gempol, Kedungbunder, Ciwaringin. Pada pukul 13.30 kami merasa hujan ini akan awet dan akhirnya kami memutuskan untuk berangkat menuju lokasi. Ketika menuju desa Cikeusal terlihat jalanan penuh lubang, dan banyak mobil truk pembawa batu a...

Perlukah Seorang Perempuan Memiliki Pendidikan yang Tinggi

. Dilema Perempuan antara memilih mengurus Keluarga atau Melanjutkan Pendidikan Berbicara tentang perempuan dan pendidikan, tentunya ini menjadi dua hal yang menarik untuk dibicarakan. Sejak puluhan tahun yang lalu emansipasi wanita sering disebut-sebut oleh Kartini, sehingga kemudian hal ini menjadi sesuatu yang penting oleh sebagian kalangan. Namun, pada kenyataannya, dalam banyak hal wanita masih kerap ketinggalan, seolah memiliki sejumlah rintangan untuk bisa mendapatkan sesuatu yang terbaik, salah satunya dalam bidang pendidikan. Ilustrasi (Pixabay.com) Meski sampai saat ini semua perempuan dapat mengenyam pendidikan di bangku sekolah seperti halnya pria, namun tidak sedikit juga perempuan yang enggan untuk melakukannya. Sebagian besar wanita merasa puas dengan pendidikan yang hanya menamatkan bangku SMA saja, bahkan ketika bisa menyelesaikan sarjana saja. Hanya sedikit perempuan yang punya keinginan untuk menempuh S2 dan juga S3, dan tentu saja jumlah untuk dua jenjang pendidikan...