Langsung ke konten utama

Kritik Terhadap Mahasiswa yang Hanya Sekedar Menjadi "Agent of Event"

Mahasiswa dianggap sebagai agen perubahan dalam masyarakat. Mereka memiliki peran penting dalam membawa perubahan positif, baik dalam lingkup akademik maupun sosial. Namun, dalam beberapa kasus, terdapat kritik yang menyatakan bahwa beberapa mahasiswa hanya menjadi "agent of event" atau agen penyelenggara acara semata, tanpa memiliki kontribusi substansial dalam upaya perubahan yang lebih luas. Dalam narasi ini, kami akan mengeksplorasi kritik ini dan menggali faktor-faktor yang mendorong perilaku tersebut, serta mengidentifikasi langkah-langkah yang dapat diambil untuk mendorong mahasiswa menjadi agen perubahan yang lebih aktif dan efektif.

Faktor-Faktor yang Mendorong Perilaku "Agent of Event"

1. Prestise dan Populeritas: Salah satu faktor utama yang mendorong mahasiswa untuk menjadi "agent of event" adalah keinginan untuk mendapatkan prestise dan popularitas di kalangan teman sebaya. Dalam lingkungan kampus yang kompetitif, mengadakan acara-acara yang menarik dan dihadiri banyak orang dapat memberikan mahasiswa rasa kepuasan dan pengakuan sosial.

2. Kurangnya Kesadaran Substansi: Beberapa mahasiswa mungkin tergoda untuk fokus pada organisasi dan penyelenggaraan acara, tanpa benar-benar memahami dan menerapkan substansi dari permasalahan yang ingin mereka bawa perubahan. Mereka mungkin terjebak dalam rutinitas administrasi dan logistik, tanpa mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang isu-isu yang ingin mereka tangani.

3. Kurangnya Pengalaman: Mahasiswa yang baru terjun ke dunia aktivisme seringkali belum memiliki pengalaman yang cukup dalam mengorganisir perubahan yang efektif. Mereka mungkin merasa lebih nyaman dan kompeten dalam mengatur acara-acara daripada terlibat dalam aksi nyata yang membutuhkan pemikiran strategis, perencanaan, dan implementasi yang lebih kompleks.

Dampak Negatif dari "Agent of Event"

1. Kurangnya Dampak Substansial: Ketika mahasiswa hanya fokus pada penyelenggaraan acara tanpa memperhatikan substansi permasalahan, dampak perubahan yang dihasilkan cenderung minim. Hal ini dapat mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap peran mahasiswa dalam menciptakan perubahan sosial yang nyata.

2. Pemecahan Masalah yang Tidak Tuntas: Dalam beberapa kasus, acara yang diadakan oleh "agent of event" mungkin hanya menjadi media untuk mengekspresikan pendapat, tanpa memberikan solusi konkret atau melibatkan pemangku kepentingan yang relevan dalam upaya perubahan. Hal ini dapat mengurangi efektivitas perjuangan mahasiswa dalam mencapai tujuan mereka.

3. Penggunaan Sumber Daya yang Tidak Efisien: Mengadakan acara membutuhkan sumber daya seperti waktu, tenaga, dan dana.

Jika sumber daya ini digunakan secara tidak efisien atau terbuang sia-sia karena kurangnya pemahaman yang mendalam tentang isu-isu yang ingin diatasi, maka hal ini dapat merugikan potensi perubahan yang lebih besar.

Langkah-Langkah untuk Mendorong Mahasiswa menjadi Agen Perubahan yang Aktif dan Efektif

1. Peningkatan Kesadaran Substansi: Pendidikan yang lebih baik tentang isu-isu sosial yang relevan dan permasalahan yang ingin diatasi sangat penting. Mahasiswa harus didorong untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang isu-isu tersebut dan mencari solusi yang berkelanjutan.

2. Pembinaan dan Pelatihan: Program pembinaan dan pelatihan dapat membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan kepemimpinan, pemikiran strategis, dan perencanaan tindakan yang efektif. Dengan adanya panduan dan mentor yang tepat, mereka dapat belajar cara mengorganisir perubahan yang substansial dan mempengaruhi pemangku kepentingan yang relevan.

3. Mendorong Kolaborasi: Mahasiswa harus didorong untuk bekerja sama dengan organisasi dan individu lain yang memiliki kepentingan dan tujuan yang serupa. Kolaborasi yang baik dapat memperkuat upaya perubahan dan memberikan dampak yang lebih besar dalam mencapai tujuan bersama.

4. Evaluasi dan Refleksi: Penting bagi mahasiswa untuk secara teratur mengevaluasi upaya mereka dan merenungkan dampak yang telah mereka capai. Melalui refleksi yang jujur, mereka dapat mengidentifikasi kelemahan dan kesempatan untuk meningkatkan strategi perubahan mereka.

Kesimpulan

Kritik terhadap mahasiswa yang hanya sekedar menjadi "agent of event" menyoroti pentingnya mengembangkan peran mahasiswa sebagai agen perubahan yang aktif dan efektif. Dengan meningkatkan kesadaran substansi, mengembangkan keterampilan, mendorong kolaborasi, dan melibatkan pemangku kepentingan yang relevan, mahasiswa dapat menghadapi kritik tersebut dan memberikan kontribusi yang lebih substansial dalam upaya perubahan yang positif dalam masyarakat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...