Langsung ke konten utama

Rasa Malas dalam Berbincang

Berbincang-bincang dengan orang lain adalah kegiatan sosial yang umumnya dianggap sebagai sarana untuk bertukar pikiran dan pengalaman. Namun, seringkali, saya malas untuk terlibat dalam percakapan muncul karena beberapa alasan. 

Salah satu alasan utama rasa malas dalam berbincang mungkin terkait dengan kecenderungan pembicaraan yang terlalu femomenologis. Banyak orang cenderung berbicara tentang pengalaman pribadi tanpa melakukan refleksi yang mendalam. Mereka mungkin hanya menyampaikan apa yang mereka lihat atau rasakan tanpa mencari hikmah dan makna di baliknya. Rasa malas mungkin muncul ketika percakapan cenderung sekadar menjadi kumpulan cerita tanpa substansi yang menginspirasi atau memotivasi.

Alasan kedua yang mungkin memicu rasa malas dalam berbincang adalah kecenderungan pembicaraan spekulatif tanpa dasar yang jelas. Banyak orang cenderung mengira-ngira dalam pembicaraannya tanpa membangun argumen atau merujuk pada fakta yang konkret. Hal ini dapat membuat percakapan terasa kurang berbobot dan tidak memberikan kesan bahwa pembicara telah mempersiapkan diri dengan baik.

Terkadang, percakapan yang tidak tuntas dan tidak terstruktur dapat menjadi penyebab rasa malas. Ketika pembicaraan tidak memiliki alur yang jelas atau tidak mencapai kesimpulan yang memuaskan, itu dapat membuat saya merasa kehilangan arah dan kelelahan. 

Ketidaknyamanan juga dapat muncul ketika pembicaraan cenderung mengulang tema yang sama tanpa penambahan nilai atau perkembangan. Sering kali, hal ini dapat membuat saya merasa bahwa percakapan tersebut tidak produktif dan tidak memberikan pemahaman baru. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...