Langsung ke konten utama

Antara Kehampaan dan Kegagalan




Hidup terasa seperti beban berat yang tak terangkat. Setiap hari, saya merasakan kekosongan yang mendalam, seperti lubang yang tak terisi. Dompet kosong, hati kosong, dan harapan yang mulai memudar. Saya bertanya-tanya, apa makna hidup ini? Mengapa saya masih terus berjuang, padahal kegagalan terus menghantui?

Kesendirian menjadi teman setia saya. Tidak ada yang memahami, tidak ada yang peduli. Saya terjebak dalam lingkaran kesulitan, tanpa jalan keluar. Uang menjadi tuhan, dan saya hanya pelayannya. Setiap hari, saya harus mempertaruhkan harga diri untuk mencari nafkah. Namun, hasilnya tidak sepadan.

Saya muak dan bosan dengan hidup seperti ini. Saya telah berusaha, namun kegagalan terus mengejar. Saya merasa seperti berlari di tempat, tidak maju, tidak mundur. Apakah ini yang disebut hidup? Apakah ini yang disebut kebahagiaan? Saya ragu.

Tapi, mengapa saya masih hidup? Mengapa saya masih berjuang? Apakah karena adrenalin yang masih mengalir? Atau karena harapan yang masih tersisa? Saya tidak tahu. Yang saya tahu, saya harus terus berjuang. Saya harus terus mencari.

Dalam kesendirian ini, saya menemukan refleksi. Saya menyadari bahwa hidup tidak selalu tentang keberhasilan atau kegagalan. Hidup tentang bagaimana kita merespons kesulitan. Hidup tentang bagaimana kita memanfaatkan kesempatan. Saya harus terus berjuang, tidak untuk orang lain, tapi untuk diri sendiri.

Saya tidak tahu apa masa depan saya. Saya tidak tahu apakah saya akan berhasil atau gagal. Tapi, saya tahu satu hal: saya harus terus berjuang. Saya harus terus hidup. Karena hidup adalah anugerah, dan saya tidak ingin menyia-nyiakannya.

Jika Anda merasakan hal yang sama, jangan menyerah. Terus berjuang, terus berharap. Karena dalam kesulitan, ada kesempatan. Dalam kegagalan, ada pelajaran. Dan dalam hidup, ada harapan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...