Hidup terasa seperti beban berat yang tak terangkat. Setiap hari, saya merasakan kekosongan yang mendalam, seperti lubang yang tak terisi. Dompet kosong, hati kosong, dan harapan yang mulai memudar. Saya bertanya-tanya, apa makna hidup ini? Mengapa saya masih terus berjuang, padahal kegagalan terus menghantui?
Kesendirian menjadi teman setia saya. Tidak ada yang memahami, tidak ada yang peduli. Saya terjebak dalam lingkaran kesulitan, tanpa jalan keluar. Uang menjadi tuhan, dan saya hanya pelayannya. Setiap hari, saya harus mempertaruhkan harga diri untuk mencari nafkah. Namun, hasilnya tidak sepadan.
Saya muak dan bosan dengan hidup seperti ini. Saya telah berusaha, namun kegagalan terus mengejar. Saya merasa seperti berlari di tempat, tidak maju, tidak mundur. Apakah ini yang disebut hidup? Apakah ini yang disebut kebahagiaan? Saya ragu.
Tapi, mengapa saya masih hidup? Mengapa saya masih berjuang? Apakah karena adrenalin yang masih mengalir? Atau karena harapan yang masih tersisa? Saya tidak tahu. Yang saya tahu, saya harus terus berjuang. Saya harus terus mencari.
Dalam kesendirian ini, saya menemukan refleksi. Saya menyadari bahwa hidup tidak selalu tentang keberhasilan atau kegagalan. Hidup tentang bagaimana kita merespons kesulitan. Hidup tentang bagaimana kita memanfaatkan kesempatan. Saya harus terus berjuang, tidak untuk orang lain, tapi untuk diri sendiri.
Saya tidak tahu apa masa depan saya. Saya tidak tahu apakah saya akan berhasil atau gagal. Tapi, saya tahu satu hal: saya harus terus berjuang. Saya harus terus hidup. Karena hidup adalah anugerah, dan saya tidak ingin menyia-nyiakannya.
Jika Anda merasakan hal yang sama, jangan menyerah. Terus berjuang, terus berharap. Karena dalam kesulitan, ada kesempatan. Dalam kegagalan, ada pelajaran. Dan dalam hidup, ada harapan.
Komentar
Posting Komentar