Langsung ke konten utama

Membangun Kesetaraan Gender: Mengatasi Tantangan dalam Ranah Publik"

Kesetaraan gender telah menjadi topik yang semakin penting dalam masyarakat saat ini. Seiring dengan kemajuan zaman, perempuan semakin berjuang untuk mendapatkan hak yang setara dengan laki-laki. Salah satu aspek penting dari kesetaraan gender adalah keterbukaan dalam ranah publik. Namun, ada beberapa perempuan yang setelah meraih kesempatan bekerja di ranah publik, merasa lelah dan mempertimbangkan untuk menjadi ibu rumah tangga. Dalam narasi ini, kami akan menjelaskan mengapa pemikiran ini mungkin timbul dan bagaimana pandangan feminis dapat membantu menavigasi tantangan ini.

Dalam perjuangan menuju kesetaraan gender, penting untuk mengakui bahwa setiap individu memiliki
pilihan dan hak untuk memilih jalannya sendiri. Bekerja di ranah publik adalah bagian integral dari kesetaraan, memungkinkan perempuan untuk mengungkapkan potensi mereka, berkontribusi pada ekonomi, dan memperoleh kemandirian finansial. Namun, ketika beberapa perempuan yang telah mencapai posisi ini merasa lelah dan berpikir untuk menjadi ibu rumah tangga, pertanyaannya muncul: Apa yang salah?

Pertama-tama, kita harus memahami bahwa perempuan menghadapi tekanan dan harapan yang berat dalam peran mereka sebagai pekerja profesional dan ibu. Dalam upaya untuk mencapai kesetaraan, perempuan sering kali merasa harus membuktikan diri mereka secara berlebihan, menghadapi stereotip dan bias gender yang dapat menyebabkan stres dan kelelahan. Lingkungan kerja yang tidak ramah terhadap perempuan, kesulitan dalam mencapai keseimbangan antara karier dan kehidupan pribadi, serta kurangnya dukungan dalam merawat anak dan tanggung jawab rumah tangga, semuanya
dapat berkontribusi pada kelelahan yang dirasakan oleh perempuan yang bekerja.

Hal ini bukanlah kegagalan feminisme atau kesetaraan gender. Sebaliknya, ini menyoroti pentingnya terus berjuang untuk perubahan dalam berbagai bidang, termasuk kultur perusahaan,
kebijakan pemerintah, dan peran laki-laki dalam rumah tangga. Feminisme tidak hanya tentang memberikan kesempatan kerja bagi perempuan, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung untuk semua individu, termasuk laki-laki yang ingin berbagi tanggung jawab dalam rumah tangga.

Saat ini, perjuangan feminis semakin berfokus pada pentingnya keseimbangan kehidupan kerja dan kehidupan pribadi, dukungan dalam perawatan anak, dan penghapusan peran gender yang kaku.
Feminisme modern tidak ingin memaksakan perempuan untuk tetap bekerja atau menjadi ibu rumah tangga, tetapi mengadvokasi pilihan yang lebih luas dan memberdayakan perempuan untuk membuat keputusan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka. Dalam konteks ini, penting bagi perempuan untuk merasa didukung dalam pilihan mereka dan tidak mengalami tekanan yang tidak sehat dari masyarakat.

Penting untuk menghargai dan mendukung pilihan individu dalam perjuangan untuk kesetaraan gender. Ketika perempuan merasa lelah dan mempertimbangkan untuk menjadi ibu rumah tangga setelah bekerja di ranah publik, hal ini bukanlah sebuah kegagalan feminisme. Ini adalah panggilan untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung, yang memberikan kesempatan bagi semua individu untuk mengungkapkan potensi mereka tanpa harus merasa tertekan. Dalam menghadapi tantangan ini, pandangan feminis yang inklusif dan progresif dapat membantu kita menavigasi jalan menuju kesetaraan gender yang sejati.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Struktural Keorganisasian Kampus

(Dokumen Pribadi) Jika kamu adalah anak kuliah tentu pasti sudah tahu apa itu organisasi kampus. Mungkin ada sedikit perbedaan antara organisasi kampus dengan organisasi lainnya. Jelasnya organisasi kampus tentunya diisi oleh mahasiswa dan tentunya pola pikir keorganisasian dan tujaunnya berbeda dengan organisasi diluar kampus. Organisasi kampus sendiri terdiri dari dua macam, ada organisasi intra kampus kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi kampus ini seberulnya hampir mirip dengan sistem kenegaraan kita seperti eksekutif, legislatif dan partai politik. Organisasi kampus ini, bisa disebut juga sebagai miniatur negara, untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan dibawah ini:  Organisasi Intra Kampus Definisi organisasi intra kampus sendiri ada di dalam aturan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi (PUOK). Secara singkatnya organisasi intra kampus ini berada di bawah naungan kampus. Orga...

Antara Alam Pikiran dan Alam Realitas

Pernahkan kamu berfikir? Ya tentunya semua orang di dunia ini melakukan segala aktifitas dengan berfikir kecuali pada saat tidur dan pingsan. Hal yang unik dari manusia adalah manusia berbeda dengan fikirannya hewan. Hewan hanya berfikir berdasarkan insting naluri berfikirnya jika ada hewa-hewan cerdas seperti lumba-lumba dan  simpanse, mereka tentunya harus dilati terlebih dahulu. Tanpa dilatih mereka hanya hewan biasa walaupun di katakan hewan cerdas pun pemikiran mereka tetap saja tidak bisa berkembang. (Pixlab.com) Manusia tentunya memiliki kelebihan dibandingkan dengan hewan lain yakni pikiran, dengan pikiran manusia bisa melakukan hal yang sulit menjadi mudah, membuat hal yang kreatif dan inovatif, berimajinasi, berlogika, mempelajari hal baru dan masih banyak yang lainnya. Sejauh ini peradaban diciptakan oleh manusia dari masa-masa, manusia mempelajari hal baru dan ilmi-ilmu baru. Berbicara tentang pemikiram ini tentunya adalah hal yang unik, karena setiap orang memiliki tin...

Buat Apa Kita Belajar

Pertanyaan ini sebetulnya adalah pertanyaan yang kurang kerjaan, tetapi memang perlu kita pikirkan bersama. Memang sudah jelas tujuan belajar adalah menjadi orang yang pintar. Tetapi menurut saya itu bukan jawaban yang tepat. mengapa itu bukan jawaban yang tepat, karena kita harus lihat dulu tujuan dari belajar itu sendiri. Jujur saya orang yang senang belajar tetapi saya kurang suka pelajaran di sekolah, karena orientasinya hanya sekedar nilai. Mungkin ini tidak sesuai dengan stigma masyarakat. (Pixabay.com) Kita tentunya harus mengubah tujuan dari belajar. Jika kita belajar rajin mengerjakan PR, rangking satu, ujian selalu baik tentunya itu adalah anak yang pintar. Padahal itu bukan orang yang pintar, tetapi dia hanya ingin dipandang baik masyarakat (sekolah) makanya harus rajin agar dipuji oleh banyak orang. Jika kamu merasa puas ketika dipuji karena rangking satu tentunya sangat puas. Tetapi puasnya hanya cukup disitu saja. Setelah ia puas maka ya sudah pelajaran yang telah lalu di...